ILUSTRASI Dalam kitab karya Syekh Abdul Wahab asy-Syaroni, Wasiyat al-Musthofa, dijelaskan siapa saja golongan yang paling celaka. | DOK PXHERE

Khazanah

Ihwal Tiga Keadaan

Kitab Wasiyat al-Musthofa itu memaparkan ciri-ciri manusia yang merugi dalam perspektif Nabi SAW.

OLEH HASANUL RIZQA

 

 

Syekh Abdul Wahab asy-Sya’roni merupakan seorang sufi terkenal dari abad ke-11 Hijriyah. Nama belakangnya merujuk pada kampung halamannya, yakni Desa Sya’rah di Mesir. Sejak kecil, dia sangat gemar menuntut ilmu-ilmu agama. Hingga akhirnya, pakar hadis itu memilih jalan tasawuf.

Salah satu karyanya ialah Wasiyat al-Musthofa. Kitab ini berisi pelbagai nasihat singkat mengenai akhlak yang baik. Setiap bait disusun secara ringkas dan bernas sehingga mudah dihafalkan oleh khalayak pembaca.

Di antara banyak petuah, buku tersebut menukil sejumlah wasiat Nabi Muhammad SAW. Berikut ini adalah pesan-pesan Rasulullah SAW yang disampaikan kepada Ali bin Abi Thalib, sebagaimana disebut dalam Wasiyat al-Musthofa.

photo
ILUSTRASI Mereka yang beriman dan bertakwa akan memperoleh derajat yang baik dalam pandangan Allah SWT. - (DOK EPA SAUDI MINISTRY OF MEDIA HANDOUT)

Yang Terhina

Dalam hidup ini, semua orang menginginkan kehormatan dan keberuntungan. Akan tetapi, tidak sedikit insan yang menjerumuskan dirinya dalam lembah kehinaan.

Syekh asy-Sya’roni mengatakan, Nabi SAW pernah berpesan kepada Ali mengenai perkara yang menghinakan manusia. “Wahai Ali,” ujar beliau, “bagi orang yang terhina itu ada tiga tanda, (yakni) sering berbohong, bersumpah palsu, dan menyampaikan keinginannya (suka meminta-minta) kepada manusia.”

Betapa pun banyaknya harta dan setinggi apa pun kedudukan yang dimiliki seseorang tidak akan bermakna bila perangainya masih suka berdusta. Terlebih lagi bagi seorang pemimpin.

Untuk mencapai posisinya, ia terlebih dahulu diambil sumpah sembari berkata, “Demi Allah.” Jika melanggar sumpahnya, sungguh dia telah melakukan sebuah dosa besar. Nasihat yang dinukil asy-Sya’roni juga mengingatkan kita agar tidak gampang mengemis. Termasuk di sini, umpamanya, mengemis jabatan.

photo
ILUSTRASI Salah satu golongan yang disebut hina ialah mereka yang berbohong dan sumpah palsu. Demikian menurut nasihat Nabi SAW kepada Ali. - (DOK REP EDI YUSUF)

Yang Celaka

“Wahai Ali! Orang yang celaka memiliki tiga tanda, yaitu makanannya haram, menjauhi ulama, dan senantiasa shalat sendirian,” begitu sabda Rasulullah SAW kepada sahabatnya yang berjulukan karamallahu wajhah tersebut. Pesan yang dikutip dalam kitab Wasiyat al-Musthofa itu memaparkan ciri-ciri manusia yang merugi dalam perspektif Nabi SAW.

Tidaklah beruntung seseorang yang hidup dari harta haram sekalipun dirinya kaya raya secara materiil. Dalam sebuah hadis, Rasul SAW menjelaskan, doa orang yang mengonsumsi barang-barang haram tidak akan dikabulkan oleh Allah SWT. Selain itu, pelakunya juga akan dimasukkan ke dalam api neraka.

Kecelakaan juga bagi mereka yang tidak mau mendengarkan perkataan orang-orang berilmu. Apalagi, mereka yang secara terbuka membenci ulama. “Ulama adalah pewaris para nabi,” pesan Rasulullah SAW. Nasihat yang disebut Syekh asy-Sya’roni dalam karyanya itu juga mengimbau Muslimin untuk berupaya rutin shalat berjamaah.

Yang Selamat

Sudah kita ketahui tentang siapa saja yang terhina dan celaka. Lantas, seperti apakah orang-orang yang selamat itu? Mereka adalah yang selalu berupaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhannya. “Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (QS an-Nur: 52).

Takwa begitu penting untuk seseorang mencapai keselamatan di dunia dan akhirat. Itu tidak hanya berarti rasa takut kepada Allah. Menurut Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar, di dalam takwa terkandung banyak hal: cinta, kasih, harap, cemas, tawakal, ridha, dan sabar. Pengejawantahan dari iman dan amal saleh, itu pun berarti takwa.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat