Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama | ANTARA FOTO

Ekonomi

OJK akan Perpanjang Restrukturisasi Kredit Bank

OJK berencana memperpanjang kebijakan restrukturisasi kredit sektor perbankan dampak dari pandemi.

JAKARTA-- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana memperpanjang kebijakan restrukturisasi kredit sektor perbankan. Hal ini mengingat kondisi pandemi yang masih belum kondusif.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, adanya pembatasan mobilitas masyarakat akibat meningkatnya angka yang terpapar Covid-19 bisa menyebabkan upaya pemulihan ekonomi yang dijalankan pemerintah terhambat.

”Oleh karena itu, OJK melihat adanya potensi untuk melakukan perpanjangan lanjutan restrukturisasi kredit sektor perbankan yang selama ini sudah diatur dalam POJK Nomor 48/POJK.03/2020 dan restrukturisasi pembiayaan di Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank berdasarkan Peraturan OJK Nomor 58/POJK.05/2020. Keputusan resmi OJK akan dikeluarkan paling lambat akhir Agustus 2021," ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Sabtu (31/7).

Dari sisi lain, OJK juga melihat penurunan mobilitas akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Tercatat pasar keuangan domestik pun dilaporkan terpantau stabil, IHSG menguat ke level 6,102 atau tumbuh 1,9 persen mtd dengan aliran dana nonresiden tercatat masuk sebesar Rp 2,02 triliun per 23 Juli 2021. Pasar SBN juga menguat dengan rerata yield SBN turun 13,5 bps seluruh tenor.

Pada Juni 2021, kredit perbankan memperlihatkan peningkatan sebesar Rp 67,39 triliun atau bertumbuh 0,69 persen year on year. Hal ini menandai lanjutan tren perbaikan dalam empat bulan terakhir, seiring kehadiran berbagai stimulus pemerintah, OJK, dan otoritas terkait lain.

Dana pihak ketiga (DPK) kembali mencatatkan pertumbuhan dua digit sebesar 11,28 persen (yoy). Dari sisi suku bunga, transmisi kebijakan penurunan suku bunga telah diteruskan pada penurunan suku bunga kredit ke level yang cukup kompetitif.

Adapun sektor asuransi mencatat perhimpunan premi pada Juni lalu sebesar Rp 31,0 triliun dengan rincian asuransi jiwa sebesar Rp 21,1 triliun, serta asuransi umum dan reasuransi sebesar Rp 9,9 triliun. Selanjutnya, fintech P2P lending pada periode yang sama mencatat pertumbuhan baki debet pembiayaan signifikan menjadi Rp 23,38 triliun.

Pada Juni 2020 dan Mei 2021, masing-masing sektor mencatat penghimpunan premi sebesar Rp 11,8 triliun dan Rp 21,7 triliun. Di sisi lain, piutang perusahaan pembiayaan masih terkontraksi dan mencatat pertumbuhan negatif sebesar 11 persen yoy pada Juni 2021.

Kemudian profil risiko perbankan masih relatif terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau NPL gross tercatat sebesar 3,24 persen (NPL net 1,06 persen).

Likuiditas industri perbankan sampai saat ini masih berada pada level yang memadai. Rasio alat likuid/noncore deposit dan alat likuid/DPK per Juni 2021 terpantau di atas ambang batas.

Permodalan lembaga jasa keuangan juga masih pada level yang memadai. Rasio kecukupan modal atau CAR industri perbankan tercatat sebesar 24,33 persen, jauh di atas ambang batas.

Laba bersih Bank Jatim

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) berhasil mencetak pertumbuhan kinerja pada semester I 2021. Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman memaparkan, aset perseroan tercatat Rp 95,48 triliun atau tumbuh 26,90 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Kemudian, laba sebelum pajak Bank Jatim juga mampu menembus Rp 1,04 triliun atau tumbuh 5,56 persen (yoy). Sedangkan laba bersih Bank Jatim tercatat Rp 803 miliar atau tumbuh 4,32 persen (yoy). Selama semester I 2021, dana pihak ketiga (DPK) Bank Jatim juga tercatat tumbuh 27,36 persen (yoy), yaitu sebesar Rp 81,52 triliun.

"Bank Jatim masih tetap mengalami pertumbuhan positif meskipun di tengah pandemi Covid-19. Kedua, Bank Jatim juga masih tumbuh menguntungkan," ujar Busrul saat menggelar konferensi pers secara virtual, Rabu (28/7).

Busrul melanjutkan, meskipun penyebaran Covid-19 belum mereda, Bank Jatim tetap mampu mencatatkan pertumbuhan kredit yang positif. Bank Jatim mampu mencetak pertumbuhkan kredit mencapai 8,72 persen (yoy) atau sebesar Rp 42,60 triliun. Pertumbuhan kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang tertinggi dengan pertumbuhan 14,62 persen (yoy) atau tercatat Rp 7,25 triliun.

"Ini diikuti pertumbuhan kredit komersial yang tumbuh 13,39 persen atau tercatat Rp 10,63 triliun dan kredit di sektor konsumsi yang tumbuh 5,26 persen atau tercatat Rp 24,72 triliun," ujar Busrul.

Busrul melanjutkan, komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode Juni 2021, antara lain return on equity (ROE) sebesar 18,54 persen, net interest margin (NIM) sebesar 5,06 persen, dan return on asset (ROA) 2,31 persen. Selama pandemi, Bank Jatim juga aktif berpartisipasi dalam mendukung program yang dicanangkan pemerintah melalui restrukturisasi kredit.

"Sampai Juni 2021, Bank Jatim telah melakukan restrukturisasi kredit sebesar Rp 2,56 triliun atau 6,02 persen dari total penyaluran kredit Bank Jatim," kata Busrul.

Busrul mengatakan, pengguna layanan digital perusahaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan sepanjang pandemi Covid-19.  Sepanjang semester I 2021, pengguna mobile banking Bank Jatim mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen.

"Pengguna SMS banking dan internet banking juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 14,3 persen dan 13,2 persen," ujar Busrul.

Busrul mengatakan, tingginya pertumbuhan pengguna e-channel Bank Jatim menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan digital perusahaan semakin meningkat. Melalui produk-produk layanan digital, Bank Jatim memberikan solusi kepada nasabah dan masyarakat yang sedang berada di rumah dalam rangka mendukung pencegahan penyebaran Covid-19.

"Dengan memanfaatkan layanan e-channel Bank Jatim seperti fasilitas mobile banking, SMS banking, dan internet banking nasabah dapat melakukan transaksi perbankan atau pembayaran dengan cepat, mudah, dan aman," ujarnya.

Lewat pengembangan layanan digital, Bank Jatim turut berkontribusi dalam upaya meminimalisasi penyebaran virus Covid-19. Berdasarkan catatan tersebut, Busrul optimistis dapat mencapai target kinerja keuangan hingga akhir 2021. Beberapa langkah juga telah disiapkan dalam mendukung pencapaian target tersebut. Salah satuya adalah penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang telah dimulai lagi tahun ini dengan plafon Rp 1 triliun.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat