Warga penyandang disabiltas menunjukkan Surat Izin Mengemudi (SIM) D di Satuan lalu lintas Polresta Bandar Lampung, Lampung, Rabu (16/6/2021). | ANTARA FOTO/Ardiansyah

Nasional

Pers Bisa Hilangkan Stigmatisasi Disabilitas

Jangan sampai pemahaman tentang hak disabilitas hanya terinformasi di beberapa daerah saja.

JAKARTA—Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat berharap peran pers dalam menghilangkan stigmatisasi dan representasi berlebihan terhadap penyandang disabilitas. Harry mengatakan, pers atau media massa bisa memberikan pengaruh yang besar bagi perspektif masyarakat terhadap pemberitaan, termasuk pemberitaan terkait penyandang disabilitas.

"Media massa harus dapat berperan sebagai institusi sosial, harapan kami media massa terus mendorong apa yang disebut inklusifitas para penyandang disabilitas dan bisa menghindarkan stigmatisasi bahkan eksklusivitas dari pemberitaan disabilitas secara berlebihan," kata Harry saat membacakan pidato Menteri Sosial dalam Webinar HUT LPDS ke-33 bertema "Media dan Disabilitas", Jumat (23/7).

Harry menyebut saat ini kondisi penggambaran penyandang disabilitas di media massa seringkali menimbulkan hal-hal yang justru tidak diharapkan seperti adanya representasi yang kurang baik. Hal ini kata dia, pada akhirnya bisa memunculkan stigma dan diskriminasi kepada penyandang disabilitas.

Kementerian Sosial mengapresiasi adanya pedoman pemberitaan ramah disabilitas. Ia berharap adanya pedoman pemberitaan ramah disabilitas, insan jurnalistik dan para pelaku media massa dapat lebih memahami fokus pada penyandang disabilitas.

"Bisa memberikan fungsi pendidikan ke masyarakat luas tentang keberadaan peran dan kondisi penyandang disabilitas yang sesungguhnya, mereka juga turut memberikan kontribusi dari berbagai aspek dalam berbangsa dan bernegara," kata Harry.

photo
Penyandang disabilitas mengoperasikan ponsel saat mengikuti pelatihan bisnis digital bagi penyandang disabilitas di Denpasar, Bali, Senin (21/6/2021). - (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh juga mengatakan jumlah penduduk berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas berdasarkan sensus 2020 sebanyak 22,5 juta orang. Ia mengajak pers untuk sama-sama membangun kesadaran dan empati publik untuk para penyandang disabilitas.

"Pers memungkinkan yang tidak mungkin, melalui LPDS ada celah, kita harapkan ada prestasi-prestasi yang luar biasa yg bisa dieksplor dari mereka yang berkebutuhan khusus," kata Nuh.

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu berharap pendekatan pers dalam pemberitaan terhadap penyandang disabilitas bergerak dari awalnya berbasis kekurangan-kelemahan ke berbasis pada kekuatan. Selanjutnya, jika sudah ditemukan kekuatannya, maka bisa menggunakan pendekatan kekuatan karakter. "Jadi cari kekuatan anak anak berkebutuhan khusus bukan kelemahannya," ujarnya.

Founder berdayabareng.com Nicky Clara yang juga penyandang disabilitas fisik mengakui masih banyak gap atau perbedaan informasi tentang pandangan mengenai disabilitas. Ia berharap informasi terkait disabilitas dapat merata dan seimbang dengan bantuan media.

Ia juga berharap jangan sampai pemahaman tentang hak disabilitas hanya terinformasi di beberapa daerah saja, tetapi juga ke daerah lain dan komunitas lain. "Masih banyak informasi-informasi yang belum merata diterima oleh teman-teman disabilitas di pelosok-pelosok, dan akhirnya karena belum mengetahui informasi soal hak tersebut belum mampu mengimplementasikan hak itu," ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat