Pengelola RPTRA Rustanti, Ahmad Sulaeman memeriksa bayam yang ditanam dengan sistem hidroponik di Rumah Susun Tanah Tinggi, Jakarta, Selasa (5/5/2020). Pengelola berharap warga sekitar bisa memanfaatkan urban farming ini untuk membeli sayuran sehingga tid | Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO

Inovasi

Bayam Kini Juga Bisa Mengirim Surel

Kini, tanaman bisa berbagi informasi dengan manusia melalui surel.

Perkembangan teknologi selalu mampu menghasilkan berbagai dinamika baru. Saat ini, berkorespondensi dengan menggunakan surel tak lagi hanya dapat dilakukan manusia. Tanaman, lebih tepatnya bayam, kini juga sudah memiliki kemampuan untuk mengirimkan surel. 

Dikutip dari Euronews, Jumat (5/2), peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat (AS) dengan bantuan nanoteknologi berhasil membuat bayam menjadi sensor yang mampu mendeteksi bahan peledak, kemudian membuat bayam mengabari para peneliti dengan mengirim surel.

Caranya, saat akar bayam mendeteksi nitroaromatika atau senyawa yang sering ditemukan dalam bahan peledak seperti ranjau darat, di dalam tanah, maka tabung nano karbon di dalam daun bayam akan memancarkan sinyal. Sinyal ini kemudian dibaca oleh kamera infra merah yang kemudian akan mengirim email peringatan kepada para ilmuwan.

Eksperimen ini termasuk dalam bidang penelitian rekayasa komponen dan sistem elektronik tumbuhan yang disebut plant nanobionics. Hadirnya perkemangan baru ini, sekaligus merupakan proses memberi tanaman kemampuan baru. "Tanaman adalah ahli kimia analitik yang sangat baik," terang Profesor Michael Strano yang memimpin penelitian ini.

photo
Ilustrasi surat elektronik - (Pixabay)

Meski tujuan eksperimen ini untuk mendeteksi bahan peledak, Strano dan ilmuwan lainnya yakin percobaan mereka juga bisa dimanfaatkan untuk membuat peringatan tentang polusi dan kondisi lingkungan lainnya.

Karena, sejumlah besar data yang diserap tanaman dari lingkungannya membuat mereka ideal untuk memantau perubahan ekologis. Menurut Strano, ke depan, tanaman akan bisa memberi tahu manusia tentang kondisi kekeringan sebelum manusia bisa mendeteksinya. 

Tak hanya itu, tanaman juga akan dapat digunakan untuk memperingatkan para ilmuwan tentang polusi udara dan perubahan lingkungan. Data tersebut didapatkan dari tanaman yang secara terus menerus menyerap sejumlah besar data dari lingkungan tempat mereka tumbuh.

 
Tanaman adalah ahli kimia analitik yang sangat baik. Eksperimen ini adalah demontrasi baru tentang bagaimana kita telah mengatasi penghalang komunikasi tanaman dengan manusia. 
Profesor Michael Strano, Pemimpin Penelitian dari MIT
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat