Foto Diego Maradona saat masih bermain sepak bola. | AP Photo/Massimo Sambucetti

Olahraga

Benci Tapi Cinta Maradona

Ketika para penulis sepak bola Inggris marah, rekan-rekan mereka dari Argentina malah memuji Maradona.

Beberapa hari sebelum jatuh sakit pada ulang tahunnya yang ke-60, 30 Oktober, Diego Maradona memberikan wawancara terakhirnya untuk koran Argentina Clarin.

Saat itu, Maradona mengaku terkadang bertanya-tanya, apakah orang-orang masih akan mencintainya sebelum kembali ke sepak bola sebagai pelatih klub Argentina Gimnasia. Dia akhirnya menyadari, cinta orang lain kepadanya tidak akan pernah berakhir.

"Saya akan selamanya berterima kasih kepada orang-orang. Setiap hari mereka mengejutkan saya, apa yang saya alami saat kembali ke sepak bola Argentina tidak akan pernah saya lupakan," kata Maradona, dikutip dari Nzherald, Kamis (26/11)

Maradona tak menyangka dengan sambutan hangat  meski sempat menjauh cukup lama dari sepak bola Argentina. "Saat saya masuk ke lapangan Gimnasia pada hari perkenalan sebagai pelatih, saya merasakan cinta dari orang-orang tak pernah berakhir," ujarnya.

Alur kehidupan Diego Maradona lengkap adanya. Ada hitam dan putih, prestasi, dan juga kontroversi. Meski telah berkalang tanah, cerita tentang ayah dua anak ini tak lekang oleh waktu. 

Banyak pihak mencibirnya terkait aksi di Piala Dunia 1986. Gol kontroversialnya pada 22 Juni 1986 menjadi tajuk utama koran-koran saat itu, bahkan popularitasnya tetap terjaga hingga hari ini. Gol tersebut juga menjadi kejadian paling ikonik yang dikenang dari Piala Dunia 1986 daripada gelar juara yang diraih Argentina.

Apalagi setelah laga, sang bintang mengeluarkan komentar seolah menuangkan bensin ke dalam api.  Maradona kemudian mengucapkan kata-kata yang lalu menjadi berita besar di seluruh dunia.

"Un poco con la cabeza de Maradona y otro poco con la mano de Dios (sedikit berkat kepala Maradona dan sedikit berkat tangan Tuhan)," kata Maradona kepada beberapa wartawan terpilih yang mengendus kutipan terkenal hari itu. Kutipan itu laksana emas.

Koresponden olahraga Reuters Rex Gowar yang berada di Stadion Azteca setelah pertandingan itu  mengaku kaget dengan komentar itu. "Saya kaget mendengar kutipan itu," kata Gowar, yang meliput keempat Piala Dunia yang diikuti Maradona.

Media massa Inggris belum mendengar kutipan itu sebelum kawat Reuters masuk ke kantor mereka. Beberapa media, kata Gowar, tidak percaya Maradona sungguh mengatakan hal itu, mungkin kesal karena mereka melewatkan kutipan paling menghebohkan dekade itu.

Ketika para penulis sepak bola Inggris marah, rekan-rekan mereka dari Argentina malah memuji Maradona. "Mereka tak berusaha memasalahkan bahwa dia telah menggunakan tangannya," kenang Gowar. 

Mantan gelandang Inggris Trevor Steven yang menjadi lawan Maradona 34 tahun silam mengakui, Inggris marah dengan cara Maradona mencetak gol pertamanya dan Peter Shilton menyatakan tidak akan pernah memaafkan Maradona.

"Dia curang dan lolos begitu saja. Dia tidak pernah terlihat mengakui apa yang telah dia lakukan," kata mantan gelandang Everton, Burnley, dan Rangers ini

Walau begitu, waktu pula yang melunakkan hati mantan pemain timnas Inggris berusia 57 tahun itu. "Seiring berjalannya waktu, perasaan itu agak berkurang dan luka pun sembuh. Anda bisa menganggap Maradona sebagai apa adanya, yakni pesepak bola yang jenius, jenius yang cacat dalam gaya hidupnya, tetapi dia luar biasa dalam soal kemampuan sepak bolanya."

Steven pun menegaskan rasa kagumnya kepada legenda sepak bola Argentina dan dunia itu. "Jadi, kita mesti mengingat dia karena prestasi-prestasi itu daripada menjadi sangat picik akibat hari di bulan Juni 1986 itu," pungkas Steven seperti dikutip Reuters

Penulis dan penyiar asal Argentina, Mora y Araujo, menceritakan kesannya saat berpetualang bersama sang juara. Araujo sampai menyimpulkan, Maradona memiliki dua sisi bak magnet bagi semua orang. Sisi “liar” di luar rumput hijau, satunya lagi adalah kebintangan nan gemerlap di stadion. "Kami yang mencintai sepak bola cenderung mencintai Maradona," ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat