Petugas medis Palang Merah Indonesia (PMI) Solo memilah darah dan plasma darah guna terapi Covid-19 di kantor Unit Transfusi Darah PMI Solo, Jawa Tengah, Selasa (20/10). | ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Nasional

PMI Siap Bantu Pemberian Vaksin

Mayoritas masyarakat bersedia mendapatkan vaksin.

JAKARTA—Ketua Umum Palang Merah (PMI) Jusuf Kalla (JK) mengatakan, PMI siap membantu proses vaksinasi Covid-19 besar-besaran kepada masyarakat Indonesia jika vaksin telah tiba. JK menyatakan, PMI telah menyiapkan 230 unit donor darah (UDD) yang tersebar di wilayah Indonesia sebagai pos pemberian vaksin disertai ribuan tenaga vaksin.

“Dalam upaya pemberian vaksin ini, PMI akan menyiapkan UDD sebagai pos vaksin. PMI memiliki 230 UDD dan ribuan tenaga vaksin. Itu semua akan kita kerahkan untuk mempercepat pemberian vaksin kepada masyarakat," ungkap JK dalam keterangan yang diterima Republika, Sabtu (31/10).

JK menilai, proses vaksinasi membutuhkan waktu setahun lebih, paling tidak kepada 70 persen populasi yang tinggal di Indonesia dengan perhitungan vaksinasi satu juta orang per hari. Sementara, vaksin baru siap pada pertengahan 2021. Karena itu, ia menilai, butuh waktu sampai 2022 bagi Indonesia untuk benar-benar pulih dari pandemi Covid-19.

"Kira-kira, nanti vaksinasi bertahap dalam negeri mulai antara Mei dan Juni. Kalau kita melakukan vaksinasi secara besar-besaran dalam artian satu juta orang divaksin per hari maka itu akan membutuhkan waktu satu tahun," ujar JK. Namun, ia memperkirakan, untuk melakukan vaksinasi kepada satu juta populasi per hari bukanlah pekerjaan mudah. Hal ini mengacu kemampuan tes Covid-19 Indonesia yang hingga saat ini maksimum hanya 30 ribu spesimen per hari.

photo
Petugas medis Palang Merah Indonesia (PMI) Solo menunjukkan plasma darah konvalesen penyintas Covid-19 di kantor Unit Transfusi Darah PMI Solo, Jawa Tengah, Selasa (20/10/2020). PMI Kota Solo akan menyediakan plasma konvalesen untuk terapi penyembuhan pasien Covid-19 sekaligus mengajak para penyintas yang sembuh dari COVID-19 mendonorkan plasma darah konvalesen untuk membantu pasien COVID-19 yang masih dalam perawatan. - (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

JK pun memperkirakan kemampuan pemberian vaksin pada pertengahan tahun depan hanya bisa diberikan kepada 500 ribu orang setiap harinya. "Nah, untuk itu, saya perkirakan, kita hanya mampu vaksin 500 ribu orang sehari. Maka itu, dibutuhkan waktu dua tahun," ujarnya.

Ia mengatakan, negara-negara produsen vaksin, seperti Cina, Inggris, dan Amerika tentunya juga akan mengutamakan kebutuhan dalam negeri sebelum mengirimkannya ke negara lain, termasuk Indonesia. Karena itu, proses pengiriman vaksin tentu memerlukan waktu dan proses ke Indonesia.

Di sisi lain, pemerintah daerah mulai menggencarkan pelatihan pemberian vaksin kepada petugas kesehatan. Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, mengaku, pelatihan sudah dilakukan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi. Sehingga, ketika vaksin ada, mereka telah memiliki keterampilan.

Selain pelatihan, pemerintah kota juga menyiapkan anggaran untuk penyediaan vaksin Covid-19. "Pemerintah daerah telah menindaklanjuti arahan dari pemerintah pusat agar mengalokasikan anggaran untuk penyediaan vaksin 2021," ujar Fahmi, Ahad (1/11). Anggaran tersebut sedang dibahas dan dipastikan anggaran 2021 teralokasikan untuk vaksin. 

Masyarakat bersedia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dengan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Imunizazation/ITAGI) dan organisasi PBB yang menangani anak-anak (Unicef) mengadakan survei persepsi masyarakat untuk diimunisasi virus Covid-19 pada September 2020. Hasilnya, mayoritas responden sudah mengetahui rencana ini dan 64,8 persen bersedia mendapatkan vaksin.

"(Sebanyak) 73,72 persen responden tahu mengenai Pemerintah Indonesia yang berencana memberikan vaksin Covid-19 dan yang belum tahu sekitar 26 persen. Kemudian, 64,8 persen responden juga mau diimunisasi, sedangkan yang menolak 7,6 persen, dan tidak tahu atau ragu sekitar 27,6 persen," ujar Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro saat mengisi konferensi virtual bertema “Vaksinasi untuk Negeri”, Sabtu (31/10).

Ia meminta pemerintah memberikan bimbingan lebih lanjut agar masyarakat mengetahui informasi terkait vaksin. Sri Rezeki menegaskan, rakyat perlu diberi penjelasan mengenai apa itu vaksin Covid-19 sehingga mereka bisa menerimanya dengan kepercayaan penuh. Sebab, dia melanjutkan, vaksin menjadi upaya preventif yang efektif selain penyediaan air bersih, nutrisi seimbang, air susu ibu (ASI) eksklusif, menghindari polusi dalam ruangan, dan keluarga berencana.

Sri Rezeki menambahkan, pada akhirnya angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19 bisa diturunkan. Di lain pihak, ia berharap, media dapat memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai imunisasi dengan benar. "Tujuannya, untuk menghilangkan kekhawatiran dalam menerima imunisasi," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat