Pasien sembuh COVID-19 mendonorkan plasma darahnya di Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (29/8/2020). Pengambilan Plasma konvalesen atau plasma darah dari pasien yang sembuh COVID-19 yang menggunakan alat apheresis tersebut bertujua | Umarul Faruq/ANTARA FOTO

Bodetabek

Pemkot Bogor Pindahkan OTG Covid-19 ke Kabupaten

Rumah sakit rujukan di Kota Bogor akan menangani pasien Covid-19 kategori berat.

BOGOR -- Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bogor mengalami lonjakan dalam tiga hari terakhir. Rekor terbaru, yakni sebanyak 30 kasus yang terjadi pada Senin (31/8). Alhasil total jumlah pasien positif Covid-19 menjadi 627 orang, yang 235 orang di antaranya masih dalam perawatan.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, mengantisipasi membludaknya pasien positif yang dirawat, diputuskan orang tanpa gejala (OTG) dari rumah sakit (RS) rujukan bakal dipindahkan. Dedie mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana membuka komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor agar pasien dari kota bisa menempati gedung Pendidikan dan Latihan Kementerian Dalam Negeri (Diklat Kemendagri) di Kecamatan Kemang.

"Ada beberapa alternatif, pertama Wisma Atlet. Kedua, kita berencana menemui bupati Bogor untuk melihat kemungkinan ikut di gedung Diklat Mendagri," ucap Dedie saat dikonfirmasi pada Selasa (1/9).

Secara keseluruhan, Dedie menjelaskan, Kota Bogor memiliki 20 rumah sakit dan 25 puskemas dengan kapasitas total sekitar 2.000 tempat tidur. Meski begitu, saat ini di Kota Bogor hanya terdapat sembilan RS rujukan Covid-19. Dari jumlah itu, Yakni, delapan RS merupakan rekomendasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), dan satu RS yang ditunjuk Pemkot Bogor.

Dari sembilan RS tersebut, menurut Dedie, kini hanya tersisa 350 tempat tidur. Belum lagi, jumlah tersebut harus dibagi lagi dalam kelas pasien berat, sedang, dan ringan. Dedie mengungkapkan, selama ini hanya tiga RS yang menangani pasien positif Covid-19 berkategori berat. Ketiganya adalah RSUD Kota Bogor, Siloam Hospital, dan Bogor Senior Hospital yang bisa menampung 150 pasien. "Hanya menampung 150 bed dari 230-an sekian masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan sebagian ada OTG," ucap wakil wali kota Bogor tersebut.

Para OTG mayoritas masih dirawat di RS yang pada saat bersamaan menangani pasien berat. Hal itu dipicu lantaran mereka tak mungkinkan melakukan isolasi mandiri, karena kondisi rumah tak mendukung maupun alasan takut menulari anggota keluarga. 

Gedung BNN

Pemkot Bogor, kata dia, telah lama merencanakan untuk memanfaatkan gedung Badan Narkotika Nasional (BNN) Lido, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, sebagai ruang isolasi bersama. Pada prinsipnya, Dedi menambahkan, kepala BNN Lido telah menyepakati pemanfaatan ruangan yang ada, namun tidak tersedi tenaga kesehatan. "Karena BNN Lido hanya menyiapkan fasilitas 24 bed saja tanpa tenaga medis, tanpa akomodasi, dan yang lain. Nanti perawatnya harus dari kita, kemudian makan disediakan, peralatan medis, ini harus dipersiapkan," ucap Dedie.

Sembari mempersiapkan segala kebuthan pasien Covid-19, Dedie mengatakan, langkah terdekat adalah berkoordinasi dengan pemkab Bogor. Tujuannya agar lonjakan pasien bisa tertangani dengan memanfaatkan ruangan yang digunakan pemkab untuk pasien dari kabupaten.

Direktur RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir menjelaskan, pihaknya sudah berbicara dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor. Ilham menyebut, hasil pembicaraan memang petugas bakal berkonsentrasi untuk menangani pasien positif Covid-19 berkategori berat. "Kalau OTG ini sekarang masih di kita, jadi nanti mungkin di wisma. Sehingga turn off pasien itu bisa kita pakai untuk pasien berat," jelas Ilham.

Dia mengatakan, sekarang ada 83 pasien yang dirawat di RSUD Kota Bogor, dari total 235 pasien yang menjalani perawatan. Sementara, kapasitas khusus bagi pasien Covid-19 hanya berjumlah 120 tempat tidur. Dengan tingginya penambahan pasien setiap hari, kata Ilham, manajemen RS sudah mempersiapkan menambah kapasitas untuk pasein Covid-19. "Kita menyiapkan kasur sebanyak 100 untuk jaga-jaga," jelas Ilham.

Selain itu, pihaknya juga bakal merekrut tenaga medis dari RS lain untuk menangani pasien Covid-19. Ilham mengatakan, RSUD juga telah menarik tenaga medis dari layanan rawat inap dan intensive care unit (ICU) untuk diperbantukan menangani Covid-19. Dia menyebut, terdapat 400 tenaga medis di RSUD yang terlibat menangani Covid-19, dan bakal bertambah seiring melonjaknya pasien positif. "Jadi kami menarik pegawai kontrak. Sehingga jika kondisi memburuk kami sudah siapkan pegawai ini," ujar Ilham.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Endah Purwanti mengatakan, dewan tak mempermasalahkan keputusan pemkot memindahkan pasien OTG Covid-19 ke ruang isolasi bersama milik pemkab. Hanya saja, Endah mengingatkan pemkot agar pasien OTG tetap mendapatkan fasilitas standar, bukan dibedakan dengan pasien berat. "Pemkot juga harus menyiapkan, tenaga medis untuk merawat mereka. Masak hanya nebeng," ucap politikus PKS tersebut. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat