Pengunjung bertransaksi di toko Qini Mart yang dikelola pesantren Idrisiyyah Pegeundingan, Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (30/7). | ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI

Khazanah

Kemenag akan Bantu Klaster Covid-19 Pesantren 

Ada empat syarat utama bila pesantren ingin memulai pembelajaran tatap muka.

JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi meminta pengurus pondok pesantren (ponpes) yang menemukan kasus Covid-19 di lingkungannya untuk segera melaporkan kasus tersebut ke Kementerian Agama (Kemenag). 

Pernyataan itu disampaikan Menag menanggapi pemberitaan adanya ponpes yang menjadi klaster baru Covid-19. “Belakangan kami melihat ada beberapa pesantren yang terkena. Kami anjurkan kepada mereka agar jangan diam-diam saja. Kalau ada yang terkena atau menjadi klaster, segera lapor ke Kementerian Agama. Segera akan kami datangi dan bantu,” ujar Menag di Jakarta, Selasa (1/9).

Kemenag, menurut Menag, juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat bila memperoleh laporan adanya klaster Covid-19 di pesantren. “Kami akan bantu apa saja yang kami bisa, misalnya dari mulai obat-obatan, disinfeksi lingkungan pondok pesantren, atau membantu dana hingga berkoordinasi untuk menurunkan tim kesehatan ke sana,” kata dia.  

“Jadi, kalau ada yang positif (Covid-19), jangan diam-diam saja, segera lapor sehingga bisa segera kita atasi. Pasti pemerintah akan membantu,” lanjut Menag, seperti dilansir laman resmi Kemenag. 

Sebelumnya, kata dia, Kemenag telah menyampaikan empat syarat utama yang harus dipenuhi pesantren bila ingin memulai pembelajaran tatap muka. ‘’Pertama, lingkungan madrasah/pesantren aman Covid. Kedua, guru atau ustaznya aman Covid. Ketiga, santrinya aman Covid, dan keempat selalu menerapkan protokol kesehatan,” papar Menag. 

Bila menerapkan empat hal tersebut, ia optimistis pondok akan aman. ‘’Ini sudah dilakukan oleh banyak pesantren kita,” ujar Menag. 

Saat ini, Kemenag sedang melakukan sinergi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTTP) Covid-19. Salah satunya yang dilakukan Kanwil Kemenag Jawa Timur (Jatim) untuk mengatasi klaster Ponpes Darussalam Blokagung, Banyuwangi. 

Bersama dengan GTTP dan masyarakat, Kanwil Kemenag Jatim melakukan sejumlah upaya, antara lain menyiapkan tempat isolasi, menerjunkan tim kesehatan, disinfeksi, trauma healing, hingga mendirikan dapur umum untuk mencukupi kebutuhan makan para santri selama menjalani masa karantina 14 hari.

Hingga Ahad (30/8), sebagaimana dikatakan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono, santri Ponpes Darussalam Blokagung yang terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah 539 santri dari 624 santri yang menjalani tes usap Covid-19.

photo
Petugas kesehatan melakukan pengambilan sampel tes usap/ SWAB di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Yogyakarta, Rabu (29/7). Dinas Kesehatan Sleman mengambil sampel tes SWAB untuk 100 tenaga pengajar di Ponpes Sunan Pandanaran - (Wihdan Hidayat / Republika)

 

 

Kalau ada yang terkena atau menjadi klaster, segera lapor ke Kemenag, segera akan kami datangi dan bantu.

 

FACHRUL RAZI, Menteri Agama RI
 

Menurut Waryono, GTPP Covid-19 juga telah menerjunkan 40 dokter ke ponpes tersebut pada 30 Agustus 2020.

"Menurut Dokter Rio (Widji Lestariono), juru bicara GTTP Covid-19 selaku Kepala Dinkes Banyuwangi, bahwa para petugas medis selain melaksanakan swab, juga mengarantina para santri dan menyemprot disinfektan di lingkungan pondok pesantren," kata Waryono kepada Republika, Senin (31/8).

Pada saat yang sama, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Jawa Timur pun melakukan pendampingan. Meski demikian, Ketua Umum Pimpinan Pusat RMI PBNU KH Abdul Ghoffar Rozin yang akrab disapa Gus Rozin yakin Ponpes Darussalam Blokagung sudah sangat mampu mengonsolidasi sumber daya untuk menghadapi Covid-19. 

“Blokagung sudah sangat mampu mengonsolidasi sumber daya secara luar biasa dalam menghadapi penularan (Covid-19) di pondok. RMI Jatim melakukan pendampingan,” ujarnya.

Menurut Gus Rozin, salah satu pengasuh Ponpes Darussalam Blokagung juga merupakan pengurus RMI Banyuwangi. Karena itu, menurut dia, Ponpes Blokagung akan bisa mengomunikasikan dengan pihak-pihak terkait untuk menghadapi Covid-19.

Karantina

photo
Tenaga pengajar melakukan registrasi untuk pengambilan sampel tes usap/ SWAB di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Yogyakarta, Rabu (29/7). Dinas Kesehatan Sleman mengambil sampel tes SWAB untuk 100 tenaga pengajar di Ponpes Sunan Pandanaran - (Wihdan Hidayat / Republika)

Juru Bicara Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung Nihayatul Wafiroh mengatakan, dalam beberapa hari ke depan pihaknya akan melakukan karantina setelah ratusan terkonfirmasi positif Covid-19. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang lebih luas di kalangan santri. 

"Insya Allah beberapa hari ke depan Pondok Pesantren Darussalam Blokagung akan melakukan Karantina. Tujuan karantina adalah untuk memutus penyebaran virus dan juga mempercepat penyembuhan," ujar Nihayatul dalam siaran pers. 

Untuk mendukung karantina ini, menurut dia, pihak pesantren dibantu Kementerian Kesehatan, Provinsi Jawa Timur, Pemkab Banyuwangi, Gugus Tugas, TNI, dan Polisi telah menyediakan konsumsi untuk santri. Karena alasan pemantauan, pemenuhan gizi, higienisitas serta menghindari banyak kerumunan, penyediaan konsumsi mulai dari penyiapan logistik, proses memasak, pembungkusan hingga pendistribusian akan diambil alih dari pihak Dinsos, BPBD, dan TNI.

"Untuk itu dengan segenap kerendahan hati, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang selama ini telah membantu kami di dapur umum," ucapnya. 

Hal yang penting juga dalam proses karantina ini, menurut dia, pesantren Blokagung juga dibantu oleh Kemenkes, Dinkes Provinsi Jawa Timur, Dinkes Kabupaten Banyuwangi dan KKP Probolinggo. 

"Selama Karantina, tim akan melakukan pemantauan selama 24 jam kepada seluruh santri, sehingga proses pencegahan penyebaran virus serta penyembuhannya sesuai dengan protokol kesehatan dan bisa berjalan cepat," katanya. 

Selanjutnya, kata dia, bila ada kedermawanan masyarakat yang akan memberikan bantuan berupa sembako bisa langsung disampaikan di dapur umum yang terletak di lapangan Kaligesing, Desa Karangmulyo, Tegalsari. 

Sumbangan akan diterima oleh tim dapur umum yang dikomandani TNI. Adapun bila sumbangan berbentuk lainnya, dia berharap untuk melakukan koordinasi dengan pihak pesantren, agar sumbangan sesuai dengan kebutuhan santri yang ada di pesantren. 

"Bila ada oknum-oknum yang melakukan penggalangan dana untuk Pondok Pesantren Darussalam, mohon lebih baik dilakukan pengecekan ke pihak pesantren," jelasnya. 

Dengan kerendahan hati, tambah dia, segenap keluarga Pondok Pesantren Darussalam juga mohon maaf bola proses karantina ini akan mengganggu jalannya aktivis masyarakat. 

"Kami juga mengucapkan terimakasih atas pengertian serta dukungan dari seluruh pihak. Mari bersama-sama bergandeng tangan agar kita semua dapat melalui cobaan ini dengan baik, dan sekita semua jadi pemenang," tutupnya.

Sebelumnya, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono Abdul Ghafur melaporkan, hingga Ahad (30/8) klaster Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi yang terkonfirmasi Covid-19 berjumlah 539 santri dari 624 santri yang diswab. Sedangkan akumulasi jumlah di Kabupaten Banyuwangi berjumlah 771 orang, sembuh 84 orang, dan meninggal 10 orang.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat