Elon Musk | AP

Kisah Mancanegara

‘Impian’ Menanam Perangkat Elektronik di Otak Manusia

Neuralink dibangun berdasarkan penelitian terhadap hubungan antara mesin dan otak.

OLEH LINTAR SATRIA 

Sebuah proyek ambisius kembali dicetuskan miliuner Elon Musk. Seperti membangun terowongan mobil dan mengirimkan pesawat antariksa swasta ke Mars yang ia gagas sebelumnya, Musk juga berencana menyambungkan komputer dengan otak manusia.

Cita-cita itu ia coba wujudkan melalui perusahaan neuroteknologi bernama Neuralink, di mana ia sebagai co-founder. Dalam presentasi pada Jumat (28/8) melalui Youtube, Musk ingin menanamkan robot kecil ke dalam otak melalui tulang tengkorak.

Dalam acara ini Musk memperkenalkan babi yang bernama Gertrude. Dua bulan yang lalu, otak Gertrude ditanami komputer kecil. Mesin tersebut melacak aktivitas otak Gertrude secarang langsung.

Musk mengekelaim, Badan Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) telah memberikan otoritas pada perusahaannya sehingga dapat mempercepat penelitian teknologi ini untuk kepentingan medis.

Neuralink dibangun berdasarkan penelitian terhadap hubungan antara mesin dan otak atau biasa disebut brain-machine interface yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Teknologi brain-machine interface membuat otak dapat berinteraksi atau berkomunikasi dengan mesin seperti komputer. 

Pada 2019 lalu, surat kabar AS, New York Times, melaporkan Neuralink melakukan penelitian dengan menyambungkan 1.500 elektroda ke tikus laboratorium. Sejak itu, Musk berusaha menyampaikan perkembangan penelitian-penelitian di Neuralink.

Musk menyebut, teknologi Neuralink dapat mengatasi berbagai masalah saraf dan tulang belakang. Mulai dari kejang-kejang, kelumpuhan, gegar otak, hingga depresi. “Semua itu dapat diatasi dengan teknologi sambungan saraf (neural link) yang ditanam, saraf otak seperti kabel, dan Anda membutuhkan alat elektronik untuk mengatasi masalah elektronik,” kata Musk.

Menurut dia, teknologi ini membuat manusia dapat mengejar perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang makin canggih. Penelitian Neuralink sudah dibayangi oleh imajinasi bagaimana teknologi ini dapat mengubah kehidupan manusia seutuhnya.

photo
Darthy, babi yang menjadi subjek tes Neuralink. - (neuralink.com)

Pada saat yang sama juga menjadi pengingat, pada akhirnya koneksi antara manusia dan komputer akan menimbulkan pertanyaan etika dan sosial. Neuralink mendorong banyak pihak untuk segera mulai memikirkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Dilansir dari BBC, tahun lalu, Neuralink menggelar uji coba pada manusia. Mereka membangun teknologi yang memungkinkan manusia dengan masalah saraf dapat mengendalikan telepon atau komputer dengan pikirannya.

Musk berpendapat, pada akhirnya cip akan membantu sektor kesehatan mengobati masalah-masalah saraf seperti dementia, parkinson atau cedera tulang belakang. Namun, ambisi terbesar Musk adalah memiliki ‘kognisi super’.

Ambisi tersebut dilatarbelakangi ketakutannya terhadap pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan. Neuralink yang didirikan pada tahun 2016 lalu fokus membangun sistem jaringan super tipis yang membawa elektroda.

photo
Penempatan chip Neuralink dalam otak manusia. - (neuralink.com)

Ketika ditanam di dalam otak, jaringan tersebut akan membentuk saluran kapasitas tinggi agar komputer dapat berkomunikasi dengan otak. Sistem tersebut harus jauh lebih kuat dan canggih dibandingkan brain-machine interfaces yang sedang diteliti saat ini.

Salah satu tantangan terbesarnya adalah membuat kabel yang sangat tipis, lebih tipis dari sehelai rambut manusia. Lalu, menembus jaringan tersebut ke dalam tulang tengkorak dan masuk ke dalam otak. Karena itu, Neuralink juga mengembangkan robot yang sangat kecil yang mengkoneksikan elektroda ke manusia melalui operasi.

Musk mengatakan, perusahaan berharap dapat melakukan prosedur penanaman chip tersebut tanpa membuat pasien di rawat di rumah sakit lebih dari satu malam. Tujuannya menciptakan terobosan besar terhadap penanaman brain-machine interfaces sebelumnya yang membutuhkan operasi besar.

photo
Ukuran chip Neuralink. - (neuralink.com)

“Kami telah mengoneksikan sebentuk komputer dengan otak selama lebih dari 20 atau 30 tahun,” kata direktur Laboratorium Stimulasi Otak Universitas Stanford, Nolan Williams pada Vox.com.

Ia menyinggung tentang stimulasi otak yang diterapkan pada pasien penderita Parkinson. Salah satu kasus di mana otak perlu disambungkan dengan komputer.

“Otak memiliki frekuensinya sendiri dan jenis gelombang elektrik tertentu untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri, otak Anda serangkaian sirkuit yang saling berinteraksi dan berkomunikasi di antara mereka sendiri,” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat