Khazanah
E-Istiqlal Jadi Penyempurna Renovasi Masjid Istiqlal
Melalui E-Istiqlal, umat bisa mendapatkan konten-konten Islami dari Masjid Istiqlal.
JAKARTA -- Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) menyandang status baru. BPPMI yang selama ini bernaung di bawah Kementerian Agama (Kemenag), kini menjadi badan yang langsung di bawah Presiden RI.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Presiden Indonesia yang baru saja meningkatkan atau meng-upgrade status Masjid Istiqlal dari yang tadinya berada di bawah Kementerian Agama menjadi sebuah badan tersendiri langsung di bawah Presiden," kata Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar saat konferensi pers peluncuran E-Istiqlal, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (27/8).
Kiai Nasaruddin menyampaikan, melalui keputusan presiden (keppres) dan peraturan presiden (perpres), kini posisi imam besar Masjid Istiqlal langsung berada di bawah presiden atau surat keputusannya langsung dari presiden.
Presiden Joko Widodo, lanjut dia, juga langsung menyetujui renovasi total Masjid Istiqlal. Inilah renovasi pertama sejak Masjid Istiqlal dibangun. Istiqlal mulai dibangun pada 24 Agustus 1961 dan awal pembangunannya diresmikan oleh Presiden Sukarno. Presiden Soeharto kemudian meresmikan penggunaan Masjid Istiqlal pada 22 Februari 1978.
Kiai Nasaruddin juga menyampaikan harapan Presiden Jokowi agar Masjid Istiqlal jangan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah mahdhah atau hanya untuk shalat saja. Lebih jauh dari itu, Masjid Istiqlal harus menjadi tempat pemberdayaan masyarakat, warga bangsa, dan umat.
Masjid Istiqlal, lanjut Kiai Nasaruddin, sudah menggandeng Kementerian PUPR untuk membangun fisik dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk membangun software (perangkat lunak) dan hardware (perangkat keras). Sedangkan, Kementerian LHK berperan dalam membangun sungai dan lingkungan di sekitar masjid.
"Hari ini kita melibatkan unsur swasta untuk merasa memiliki Masjid Istiqlal ini, yaitu Bank Mega Syariah (untuk meluncurkan E-Istiqlal). Tentu kami tidak puas begitu saja karena ada fitur-fitur yang masih perlu dikembangkan (dalam E-Istiqlal) pada masa yang akan datang, tapi inilah yang terbaik yang selama ini ada di kalangan kita," ujar dia.
Kiai Nasaruddin mengungkapkan, pihaknya sangat berterima kasih atas partisipasi Bank Mega Syariah dan Doku. "E-Istiqlal ini untuk menyempurnakan renovasi Masjid Istiqlal," katanya.
Aplikasi E-Istiqlal diluncurkan di Masjid Istiqlal, Kamis (27/8). Aplikasi ini memiliki fitur-fitur yang dipersembahkan untuk jamaah masjid dan umat Islam di Indonesia.
Kepala Bisnis Bank Mega Syariah Denny Karim mengatakan, melalui aplikasi E-Istiqlal, Bank Mega Syariah memberikan kontribusi kepada Masjid Istiqlal untuk inklusi keuangan dan kemajuan perbankan syariah nantinya. E-Istiqlal ini bisa disebut sebagai super app.
Ia menerangkan, E-Istiqlal memiliki fitur-fitur yang ditujukan bagi jamaah dan umat Islam di Indonesia. Ada fitur keagamaan berupa sejarah singkat Masjid Istiqlal, fitur Hadis, Alquran, arah kiblat, juga azan. "Inilah aplikasi masjid yang terbaik, insya Allah," ujar Denny saat konferensi pers peluncuran E-Istiqlal.
Di dalam E-Istiqlal dimasukkan pula beberapa fitur keuangan digital yang dimiliki oleh Doku sebagai pemegang lisensi yang berkolaborasi dengan perbankan. Perbankan syariah yang menjadi penampungan dananya. Jadi, semuanya berbentuk syariah.
Fitur-fitur dalam aplikasi ini juga ditujukan untuk memudahkan masyarakat dalam situasi pandemi Covid-19. Di dalam E-Istiqlal akan ada media sosial yang berguna untuk interaksi antarjamaah maupun komunitas masjid dan komunitas lain.
"Tambahannya (dalam E-Istiqlal) akan ada marketplace dan diharapkan menjadi halal center nantinya atau menjadi tempat kuliner ke depannya dan adanya halal tourism di dalamnya," kata Denny.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo mengungkapkan, kolaborasi Bank Mega Syariah, Masjid Istiqlal, dan Doku adalah suatu kebanggaan tersendiri. Sebab, Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.
Diluncurkannya E-Istiqlal, menurut dia, agar masyarakat mendapatkan konten-konten Islami dari Masjid Istiqlal. Fitur dalam aplikasi ini akan memudahkan para jamaah mendapatkan konten yang baik. E- Istiqlal juga dapat digunakan untuk donasi dan transaksi keuangan digital.
Kepala Operasi Pejabat Doku, Nabilah Alsagoff, menambahkan, pihaknya ingin jamaah masjid bisa berinteraksi dan mengonsumsi konten-konten Islami melalui E-Istiqlal. Dengan adanya media sosial dalam aplikasi, jamaah pun bisa saling berbagi hal positif. "Kita bisa minta doa bersama atau melihat dan menyebarkan pesan-pesan yang positif yang dikirim oleh Masjid Istiqlal," kata Nabilah
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.