Umat Islam menunaikan pembayaran zakat fitrah di Masjid At-Taqwa Polda Bali, Denpasar, Bali, Ahad (17/5). | FIKRI YUSUF/ANTARA FOTO

Opini

Zakatnomics: Refleksi Tahun Baru

Salah satu pilar utama zakatnomics adalah implementasi semangat zakat dalam segala aspek.

ALI CHAMANI AL ANSHORY, Peneliti Senior Pusat Kajian Strategis Baznas

Mengupayakan kesejahteraan warga adalah salah satu amanat kemerdekaan. Tugas tersebut tertuang pada Pasal 33 UUD 1945 yang menegaskan, perekonomian Indonesia berdasarkan asas kekeluargaan dan ditujukan untuk kemakmuran bersama.

Sayangnya, kita merayakan 75 tahun Indonesia merdeka saat negara kita mendapatkan tantangan berat dalam menuntaskan aspirasi itu. Akibat pandemi Covid-19, pada kuarter kedua 2020, PDRB kita jatuh hingga minus 5,23 persen dan berisiko masuk jurang resesi.

Beberapa kalangan boleh beragumen, pertumbuhan negatif ini lebih baik daripada negara tetangga, seperti Filipina (-16,5 persen) dan Malaysia (-17 persen). Namun, mereka menerapkan pengurangan mobilitas lebih ketat untuk melandaikan kasus Covid-19.

Besar kemungkinan, negara tersebut dapat memulihkan ekonomi dengan skenario V-shape. Artinya, resesi ekonomi dengan cepat akan kembali pulih. Di sisi lain, jika Indonesia terus gagal mengurangi kasus Covid-19, pemulihan ekonomi akan terhambat.

Dampak ekonomi kepada masyarakat tidaklah homogen. Warga miskin dan rentan miskin, seperti para pekerja informal atau pengusaha UMKM menghadapi efek lebih menyakitkan dibandingkan mereka yang secara finansial stabil.

 
Memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, diyakini para pendiri bangsa merupakan solusi terbaik dalam menciptakan keadilan sosial ekonomi kepada warganya.
 
 

Klaim ini diperkuat data terakhir BPS (2020), rasio gini beberapa kota besar di Pulau Jawa meningkat. Dengan kata lain, ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat meningkat, perlu upaya serius untuk mengatasi masalah tersebut.

Nilai kemerdekaan

Indonesia adalah bangsa pertama yang meraih kemerdekaan setelah Perang Dunia II. Memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, diyakini para pendiri bangsa merupakan solusi terbaik dalam menciptakan keadilan sosial ekonomi kepada warganya.

Menghadapi pandemi, gotong royong yang dicontohkan pendahulu kita, perlu digalakkan. Ini modal sosial yang kuat. Itu terbukti, Indonesia dikenal dunia sebagai bangsa paling dermawan (Charities Aid Foundation, 2018) dan memiliki tingkat kesukarelawanan tertinggi (Legatum Prosperity Index, 2019).

Banyak yang berspekulasi, nilai gotong royong ini mungkin luntur karena pandemi, contoh, jumlah donasi di masyarakat turun. Sebaliknya, riset Forum of Zakat (2020) yang mewawancarai 72 lembaga zakat menemukan kenyataan lain.

 
Paling sedikit, 715 ribu warga Indonesia gotong royong membantu mereka yang membutuhkan dalam menghadapi pandemi ini.
 
 

Jumlah penghimpunan zakat pada Ramadhan tahun ini terus meningkat dibanding pada tahun kemarin.

Membandingkan periode Maret-Juni 2020 dan 2019, Puskas (2020) juga menemukan, 58 persen dari 19 lembaga zakat nasional (Laznas) memiliki pertumbuhan positif tahun ini, sedangkan pengumpulan zakat infak sedekah (ZIS) Baznas meningkat 69,3 persen.

Secara mengejutkan, donasi di Indonesia meningkat saat pandemi Covid-19. Hal sama terjadi pada Kitabisa, fundraising online, yang menemukan tren donasi meningkat dengan jumlah lebih dari Rp 119 miliar hingga April.

Paling sedikit, 715 ribu warga Indonesia gotong royong membantu mereka yang membutuhkan dalam menghadapi pandemi ini.

 
Secara mengejutkan, donasi di Indonesia meningkat saat pandemi Covid-19. Hal sama terjadi pada Kitabisa, fundraising online, yang menemukan tren donasi meningkat.
 
 

Muhajirin dan Anshar

Merayakan Tahun Baru Islam 1442 H di tengah pandemi juga memberi perasaan dan atmosfer berbeda. Namun, ini momen tepat untuk berefleksi. Tahun Baru Islam diperingati sebagai momen hijrah Nabi dan kaum Muhajirin Makkah ke Madinah.

Muhajirin yang asing dan tidak memiliki apa-apa ini disambut hangat penduduk Madinah dengan menawarkan tempat tinggal dan harta benda mereka. Penduduk Madinah tak menawarkan bantuan itu sebagai charity atau philanthropy event semata.

Namun, itu merupakan sebuah tanggung jawab moral. Nilai dan kesadaran untuk saling membantu yang begitu mendalam inilah yang kemudian melekat sebagai nama mereka, yaitu kaum Anshar atau kaum penolong.

Membantu sesama sebagai tanggung jawab sosial ini perlu diadopsi sebagai salah satu gaya hidup baru pada normal baru, terlebih dalam menghadapi pandemi dan resesi.

Zakatnomics

Krisis multidimensi kesehatan dan ekonomi menjadi masalah yang masih menghantui. Meski demikian, belum ada yang dapat memastikan bagaimana dan kapan pandemi Covid-19 berakhir. Menghadapi keadaan ini, kesejahteraan bersama menjadi krusial.

 
Ke depannya, kita perlu memperbarui normal baru, yang tidak hanya mematuhi protokol kesehatan, tetapi juga mengadopsi tanggung jawab sosial.
 
 

Pada sisi kesehatan, jika seseorang ingin menjadi sehat, orang lain di sekitarnya harus sehat dan bersama-sama menjaga lingkungan yang sehat. Dengan kata lain, kesejahteraan pada sisi kesehatan seseorang terhubung langsung dengan orang lain.

Dengan begitu, muncul dorongan untuk memastikan orang lain hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan. Ini juga perlu diimplementasikan pada kesejahteraan di sisi ekonomi. Kesadaran ini diartikulasikan oleh zakatnomics.

Konsep ini didasari pada pemahaman mengenai zakat bahwa pada sebagian dari harta kita adalah hak orang lain. Memahami hak orang lain pada harta benda kita, semestinya mendorong kesadaran dan tanggung jawab moral untuk melindungi orang lain secara ekonomi.

Karena itu, salah satu pilar utama zakatnomics adalah implementasi zakat sebagai penerapan semangat zakat dalam segala aspek perekonomian dan sosial dengan membumikan konsep zakat, infak, dan sedekah.

Menghadapi pandemi Covid-19, kita berjuang melawan badai yang sama, tetapi tak semua berada di kapal yang sama. Ke depannya, kita perlu memperbarui normal baru, yang tidak hanya mematuhi protokol kesehatan, tetapi juga mengadopsi tanggung jawab sosial.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat