Wisudawan berjalan menuju lapangan untuk mengikuti prosesi wisuda di Kampus IPDN di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (28/7/2020). | ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI

Kabar Utama

Ragam Cara PTS Hadapi Pandemi

Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah menyalurkan bantuan Rp 954.800.000 pada 17 kampus di Kota Malang.

 

MALANG -- Pandemi Covid-19 berpotensi memberikan dampak buruk terhadap keberlangsungan perguruan tinggi swasta (PTS). Pasalnya, banyak kampus telah memotong biaya SPP demi meringankan beban mahasiswa.

Terkait hal itu, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) Jawa Timur (Jatim) Profesor Suko Wiyono mengatakan, kampus swasta memang harus pintar mencari bantuan demi bertahan di tengah pandemi Covid-19. Pimpinan kampus harus mampu berkoodinasi dengan baik terhadap pemerintah dan lembaga-lembaga tertentu. 

"Misalnya, Malang ini kebetulan wali kotanya memberikan bantuan walau enggak banyak," katanya kepada Republika, Senin (10/8).

Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah menyalurkan bantuan Rp 954.800.000 pada 17 kampus di Kota Malang. Bantuan ini diberikan untuk mahasiswa asal luar pulau yang tengah menempuh studi di kampus-kampus tersebut. Sebelum diberikan bantuan, Pemkot Malang sudah berkoordinasi dengan daerah asal mahasiswa agar tidak mengalami tumpang-tindih.

"Ya, intinya PTS harus cari bantuan seperti itu untuk hidup. Kalau enggak, ya repot. Pandemi memang berat (dampaknya), apalagi kita enggak tahu kondisi Covid-19 akan seperti apa," ujar rektor Universitas Wishnuwardhana Kota Malang itu.

Selain itu, kampus juga harus bisa melakukan efisiensi demi bertahan di pandemi Covid-19. Pembelian aset-aset yang tidak perlu sebaiknya dihindarkan. Sementara fasilitas IT seharusnya diutamakan mengingat kebutuhan pembelajaran daring. Efisiensi juga dapat ditunjukkan pada pengeluaran biaya konsumsi rapat. 

 

"Terus macam-macam seperti kita sering kali kalau ucapan selamat pakai karangan bunga untuk pelantikan siapa di luar kampus. Itu sudah enggak ada. Semuanya kita hilangkan," ucapnya.

Meski berdampak terhadap keberlangsungan kampus, Suko memastikan, belum ada dosen dan staf yang dirumahkan. Kampus harus berupaya agar fenomena tersebut tidak terjadi. "Tentunya jangka panjang kalau terus-menerus Covid-19 seperti ini, ya mau bagaimana lagi," katanya.

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof Fathul Wahid mengatakan, pendaftar di kampusnya masih tinggi, walau mengalami penurunan dibanding tahun lalu. "Secara umum, ada penurunan jumlah pendaftar, tapi mudah-mudahan tidak memengaruhi target kuota," kata Fathul kepada Republika, Ahad (9/8).

Menurut Fathul, tahun ini UII telah menerima sekitar 20 ribu lebih pendaftar. Sedangkan, tahun lalu sampai pendaftaran ditutup ada sekitar 27 ribu calon mahasiswa baru yang mendaftarkan diri ke UII.

Meski begitu, kata Fathul, masih terdapat waktu sekitar tiga pekan untuk calon mahasiswa baru mendaftarkan diri. Karena itu, ia optimistis target kuota itu masih bisa dicapai selama tiga pekan terakhir. "Untuk target yang diterima tiap tahun sekitar 5.500-an. Kita juga terpengaruh jadwal SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang berubah-ubah," ujar Fathul.

 

 
Ya, intinya PTS harus cari bantuan seperti itu untuk hidup. Kalau enggak, ya repot. Pandemi memang berat (dampaknya), apalagi kita enggak tahu kondisi Covid-19 akan seperti apa.
 
 

 

Fathul berpendapat, penurunan pendaftar yang terjadi sangat bisa dipahami. Sebab, masyarakat pasti menghindari atau mengurangi mobilitas fisik dan mobilitas lintas daerah. Lalu, prioritas warga berubah dan mungkin banyak yang menunda rencana kuliah.

Selain itu, untuk menghindari mobilitas terlalu tinggi mungkin tidak sedikit warga yang memilih kampus-kampus dengan lokasi lebih dekat rumah. "Untuk S-1 sarjana kita masih bisa menganggap ini sebagai kebutuhan primer, yang menarik untuk magister dan doktoral kan kira-kira menjadi sekunder atau tersier biasanya jadi berbeda. Kita sedang pantau itu," kata Fathul.

Sebagai salah satu solusi, PTS-PTS di DIY menginisiasi laman pendaftaran bersama bernama Jogjaversitas. Menurut Fathul, data terakhir sudah ada 63 PTS yang ikut dengan 300 program studi pilihan. "Saat ini, calon mahasiswa yang sudah diterima melalui sistem penerimaan mahasiswa baru bersama Aptisi V DIY ini 134 orang," ujar Fathul.

Sementara Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang mengambil langkah konservasi dan efisiensi penggeseran beban energi listrik pada masa pandemi. Kepala Biro Humas dan Protokol UMY Hijriyah Oktaviani mengatakan, sistem daring ini menjadikan konsumsi listrik di UMY menjadi berkurang.

Selain itu, kegiatan malam hari yang dilakukan di lingkungan kampus pun dikurangi. Pihaknya juga memusatkan kegiatan di satu gedung. Tidak hanya untuk menghemat penggunaan energi listrik, tetapi juga untuk membatasi kumpulan massa yang berpotensi terjadinya penularan Covid-19.

photo
Sejumlah robot peraga berbaris saat akan mengikuti wisuda secara daring di Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang, Jawa Tengah, Senin (27/7/2020). WIsuda ke-159 UNDIP yang diikuti 2 - (AJI STYAWAN/ANTARA FOTO)

Dengan adanya kebijakan tersebut, UMY bisa menghemat penggunaan listrik sebesar 60 persen lebih. Penghematan tersebut setara dengan penghematan biaya operasional UMY secara keseluruhan sebesar 15 persen per tahun. 

Rektor Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Prof Subyantoro mengatakan, ada dua faktor utama yang membuat situasi PTS sekarang menjadi makin berat. Pertama, akibat dampak Covid-19 proses seleksi mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) juga mundur hingga September ini. Hal ini membuat pendaftar di kampus swasta juga tersendat.   

Faktor yang kedua, ada orang tua calon mahasiswa yang ikut terdampak ekonominya akibat pandemi. “Sehingga beberapa orang tua yang sempat kami temui tak sedikit yang memilih opsi untuk menguliahkan putra-putrinya bukan tahun ini, melainkan tahun depan,” kata dia. 

Di UNW, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah pendaftar mahasiswa baru tahun ini mengalami penurunan lebih dari 25 persen. Oleh karena itu, tahun akademik 2020/2021 ini, penerimaan mahasiswa baru ini juga dibuat tiga tahap hingga Oktober mendatang. 

Di luar permasalahan ini, PTS pun mau tak mau juga harus menyesuaikan dengan kebijakan relaksasi pemerintah. Di UNW relaksasi juga diberikan kepada mahasiswa di semua angkatan. Jadi, untuk bantuan uang kuliah tunggal (UKT) semester gasal ini juga diberikan untuk meringankan mahasiswa.

 
Kuota bantuan uang kuliah untuk mahasiswa sudah didistribusikan ke PTN maupun PTS. 40 persen untuk PTN dan 60 persen untuk PTS.
 
 

Sementara untuk mahasiswa baru, relaksasi yang kami berikan mereka bisa mengangsur biaya kuliah dengan kelonggaran satu tahun. Kalau normalnya mereka hanya diberikan kelonggaran mengangsur selama tiga bulan, untuk mahasiswa baru tahun ini diberikan kelonggaran mengangsur hingga satu tahun. “Demikian juga melalui KIP kuliah pengganti Bidik Misi,” kata dia. 

KIP Sebelum TA Baru 

Kementerian pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan sejumlah model bantuan untuk mengatasi masalah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang operasionalnya terganggu selama pandemi Covid-19. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud, Nizam mengatakan saat ini bantuan sudah dalam proses disalurkan ke perguruan tinggi yang membutuhkan.

"Kuota bantuan uang kuliah untuk mahasiswa sudah didistribusikan ke PTN maupun PTS. 40 persen untuk PTN dan 60 persen untuk PTS," kata Nizam, dihubungi Republika, Senin (10/8). 

Sementara itu, Sekretaris Dirjen Dikti, Paristiyanti Nurwardani menjelaskan, bantuan tersebut selambat-lambatnya diterima perguruan tinggi yang bersangkutan sebelum tahun ajaran baru dimulai. Tahun ajaran baru bagi perguruan tinggi akan dimulai pada Agustus 2020.

Bantuan tersebut adalah Uang Kuliah Tunggal (UKT) KIP Plus yang total dananya Rp 1.007 triliun untuk 419.605 mahasiswa semester III, V, dan VII. Paris menjelaskan, bantuan ini berupa UKT Rp 2,4 juta untuk mahasiswa yang memenuhi syarat.

Mahasiswa yang mendapatkan bantuan juga bukan merupakan penerima KIP Kuliah sebelumnya. Selain itu, mahasiswa harus menyertakan bukti bahwa perekonomiannya terdampak Covid-19.

photo
Pengendara motor melintas di depan pintu masuk kampus Universitas Sumatera Utara (USU) yang terpasang spanduk pemberitahuan di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (25/7/2020). Pihak kampus USU melakukan penutupan secara penuh kawasan universitas dari seluruh kegiatan mulai 26 Juli hingga 2 Agustus mendatang setelah sejumlah dosen di perguruan negeri itu yang dinyatakan positif COVID-19 - (Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO)
 

"Model bantuan KIP Kuliah tersebut 60 persen di antaranya untuk mahasiswa PTS. Dana UKT sudah disalurkan kuotanya ke L2Dikti (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) dan dilanjutkan ke masing-masing perguruan tinggi," kata Paris menambahkan.

Selain UKT KIP Plus, lanjut Paris, Kemendikbud juga menaikkan bantuan KIP Kuliah yang merupakan perluasan beasiswa bidikmisi berupa uang Rp 2,4 juta dan Rp 700 ribu uang biaya hidup perbulan selama delapan semester. 

Jumlah penerima KIP Kuliah juga meningkat dari 130 ribu di tahun 2019 menjadi 200 ribu di tahun 2020. "Sasaran beasiswa setara 80 ribu mahasiswa PTS. Dana beasiswa Dikti terbesar selama ini," kata Paris menambahkan.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Budi Djatmiko mengatakan 70 persen mahasiswa di PTS menunggak UKT atau sumbangan pembinaan pendidikan (SPP). Budi menjelaskan, pandemi Covid-19 membuat mahasiswa yang berasal dari kalangan ekonomi menengah bawah kesulitan untuk membayar. "Sekarang makin meningkat jumlahnya, yang menunggak itu sesuai laporan yang diterima Aptisi 70 persen, dan hanya 30 persen yang pada bayar," kata Budi saat dihubungi Republika, Ahad (9/8).

Karena itu, saat ini mahasiwa yang menunggak pembayaran terpaksa cuti perkuliahan karena tidak bisa membayar. Ia mengatakan, bantuan Pemerintah terkait keringanan pembayaran UKT ternyata tidak bisa membantu keseluruhan. "Tahun ini bantuan lebih banyak, kalau dulu kan di bawah 10 persen dari total yang dibantu ke mahasiswa, sekarang naik banyak, ada kemajuan tetapi juga tidak bisa meliputi semuanya," ujarnya.

Ia menjelaskan, banyaknya mahasiswa yang cuti membuat PTS juga bermasalah. Sebab, kebanyakan mahasiswa yang menunggak pembayaran ada di PTS kecil yang mahasiswanya di bawah 1.000-2.000 mahasiswa.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat