Wisatawan mengunjungi objek wisata kawasan Hutan Pinus Mangunan di Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (22/7). | Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO

Kisah Dalam Negeri

Hutan Sebagai Sumber Penyembuhan

Hidup dengan alam merupakan salah satu cara penyembuhan yang potensial.

OLEH RR LAENY SULISTYAWATI

Salah satu aspek pendorong daya imun tubuh di tengah terjangan wabah adalah perasaan gembira. Konsep inilah yang juga diterapkan salah satu daerah di Indonesia untuk menyediakan tempat isolasi di alam bebas. Ternyata, konsep alam memang dikenal sebagai sumber penyembuhan atau forest for healing.

Melihat potensi ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sangat mendukung dibukanya kembali pariwisata alam di tengah penerapan kebiasaan baru atau new normal. Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menjelaskan, konsep forest for healing atau hutan sebagai sumber penyembuhan berakar kuat dari sikap hidup dan budaya living with nature yang tidak mengedepankan jumlah kunjungan jumlah wisatawan (mass tourism).

"Melainkan quality tourism yang mengedepankan inovasi untuk menambah durasi kunjungan dan kemanfaatannya dari aspek kemanusiaannya dan kelestarian alamnya," ujarnya saat membacakan sambutan Menteri LHK di Acara Road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2020 di Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove Angke, Jakarta Utara, Senin (10/8).

Pihaknya optimistis, hidup dengan alam merupakan salah satu cara pemulihan yang potensial. Terlebih, kawasan konservasi dengan pariwisata alamnya menjadi salah satu kekuatan bangsa Indonesia supaya dapat pulih pascahantaman virus tersebut. "Pemulihan mental dan fisik individu dan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan forest for healing di kawasan konservasi," ujarnya.

photo
Foto udara panorama alam kawasan Desa Wisata Semongkat di Kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa, NTB, Sabtu (25/7). Desa wisata Semongkat memiliki luas 100,5 hektare dengan potensi alam perbukitan serta hutan yang masih terjaga dikembangkan sebagai daya tarik wisatawan sebagai Taman Wisata Alam yang dapat memberikan pemasukan bagi desa maupun masyarakat sekitar. - (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)

Alue Dohong berharap, masyarakat segera bangkit usai terdampak pandemi Covid. Caranya, bisa dengan mengunjungi pariwisata alam yang ada di sekitar mereka sendiri. "Salah satunya dengan bepergian ke kawasan Taman Nasional (TN), Taman Wisata Alam (TWA), dan Suaka Margasatwa (SM) dalam kondisi adaptasi kebiasaan baru (new normal)," katanya.

Selain sebagai sumber penyembuhan, pariwisata alam juga diharapkan menciptakan optimisme di sektor pariwisata sebagai pendorong pemulihan ekonomi negara. Ia menambahkan, konservasi yang berarti mengkaitkan perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara bersamaan pada kenyataannya telah terjadi sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara dulu. Sehingga, masyarakat kini masih bisa mengetahui bagaimana peninggalan leluhur masa itu memanfaatkan sumber daya alam secara arif dan bijaksana.

Mereka hidup beradaptasi dengan alam, mempelajarinya, dan mengambil manfaat sesuai dengan sifat dan kondisi keberadaan sumber daya alam tersebut. "Pengaturan dan larangan yang dilakukan pada waktu itu pada dasarnya merupakan bagian dari upaya perlindungan alam dari kerusakan dan kepunahan," katanya.

photo
Pegiat lingkungan memberikan edukasi kepada anak-anak tentang fungsi tanaman mangrove saat penanaman dalam rangka memperingati Hari Mangrove Internasional dan jelang HUT ke-75 RI di Desa Lam Guron, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (4/8). - (AMPELSA/ANTARA FOTO)

Secara khusus, Wamen Alue Dohong mengaku, aksi bersih-bersih dan penanaman pohon di TWA Angke Kapuk dengan vegetasi hutan bakau sekaligus mengampanyekan pentingnya keberadaan hutan bakau untuk melindungi kehidupan manusia. Indonesia disebutnya memiliki 3,3 juta hektare hutan bakau. Ini menjadi yang terbesar di wilayah tropis.

Bakau memiliki berbagai macam fungsi salah satunya penghambat tsunami. Daerah yang bakaunya bagus ternyata mengalami kerusakan yang minimal jika ada tsunami. Selanjutnya, pohon bakau juga berfungsi untuk penyimpan karbon. "Simpanan karbon terbesar itu ada di tanah mangrove lebih besar empat kali lipat dari daratan," ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat