Aplikasi TikTok | Google Play Store

Internasional

Kisah Saga Unik Tiktok dan Ancaman Trump

Tiktok harus hengkang dari AS jika tidak menjual operasinya pada pertengahan September.

OLEH KAMRAN DIKARMA

Kisah saga Tiktok mungkin terbilang unik. Tiba-tiba Microsoft "diminta" Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membeli Tiktok. Padahal, selama ini Microsoft dikenal sebagai produsen perangkat lunak untuk kantor seperti Windows dan Office.

Tiktok adalah aplikasi untuk bersenang-senang, tempat mengunggah video main-main dan amat mudah digunakan. Tak heran jika Tiktok amat populer di kalangan anak muda. Hal ini membuat raksasa teknologi asal AS seperti Facebook dan Snapchat menganggap Tiktok sebagai saingan yang mengancam.

Tiktok diluncurkan perusahaan Cina, yaitu ByteDance Ltd, pada 2017. Perusahaan ini kemudian membeli Musical.ly, layanan video yang populer di kalangan remaja AS dan Eropa.

Tiktok memiliki kembaran yang hanya bisa diunggah di Cina, yaitu Douyin. Sebaliknya, Tiktok tidak akan bisa diunggah oleh orang yang berada di Cina.

Tiktok mengeklaim memiliki 100 juta pemakai di AS dan ratusan juta akun di seluruh dunia. Aplikasi ini memiliki budaya influencer tersendiri, yang memungkinkan penggunanya menghasilkan uang dengan mengunggah video serta menjadi tempat menayangkan iklan dari perusahaan besar AS.

photo
Presiden Donald Trump (AP Photo/Patrick Semansky, File) - (AP Photo/Patrick Semansky)

Trump ancam Tiktok

Trump mengatakan, aplikasi Tiktok harus hengkang dari AS jika tidak menjual operasinya pada pertengahan September. Tiktok telah menjadi sasaran baru Pemerintah AS karena dituding mengancam keamanan nasional AS.

"Saya menetapkan tanggal sekitar 15 September. Pada saat itu Tiktok akan keluar dari bisnis di AS. Tiktok akan ditutup pada 15 September kecuali Microsoft atau orang lain dapat membelinya dan membuat kesepakatan," kata Trump kepada awak media, Senin (3/8).

 
Tiktok akan ditutup pada 15 September kecuali Microsoft atau orang lain dapat membelinya dan membuat kesepakatan.
DONALD TRUMP, Presiden Amerika Serikat
 

Trump pun mengungkapkan persyaratan terbaru dalam proses penjualan bisnis atau operasi Tiktok di AS. Dia mengatakan, penjualan harus menghasilkan pembayaran yang signifikan kepada Departemen Keuangan AS untuk memprakarsainya.

"Sebagian besar dari harga itu harus masuk ke Departemen Keuangan AS karena kami memungkinkan perjanjian ini terjadi. Mereka tidak memiliki hak apa pun kecuali kami memberikannya kepada mereka," ujar Trump.

Pada Selasa (28/7), sekelompok senator dari Partai Republik AS mengirim surat bersama ke Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODHI), Plt Menteri Departemen Keamanan Dalam Negeri Chad Wolf, dan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) Christopher A Wray. Dalam surat tersebut, mereka menyuarakan kekhawatiran bahwa Tiktok dapat digunakan Pemerintah Cina untuk mengintervensi jalannya pemilihan presiden AS pada November mendatang.

"Kami sangat khawatir bahwa (Partai Komunis Cina) dapat menggunakan kontrolnya atas Tiktok untuk mengubah atau memanipulasi percakapan (politik) untuk menabur perselisihan di antara orang Amerika serta untuk mencapai hasil politik yang disukai," kata mereka dalam suratnya.

Para senator menyinggung tentang penyensoran yang dilakukan Tiktok atas konten-konten sensitif di dalam platformnya. Misalnya, video yang mengkritik perlakuan Cina terhadap etnis Uighur dan upaya Beijing memanipulasi diskusi politik pada aplikasi media sosial.

Sebaliknya, Pemerintah Cina telah mengecam langkah-langkah yang diambil AS terhadap Tiktok. "Tanpa bukti, AS mengancam perusahaan Cina berdasarkan anggapan bersalah, mengungkapkan kemunafikannya dalam apa yang disebut 'menjunjung tinggi keadilan dan kebebasan'. Ini melanggar prinsip-prinsip WTO tentang keterbukaan, transparansi, dan nondiskriminasi, dan itu tidak melayani kepentingan rakyat serta perusahaan Amerika," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina, Wang Wenbin, pada 30 Juli lalu, dikutip laman resmi Kemenlu Cina.

 
Tanpa bukti, AS mengancam perusahaan Cina berdasarkan anggapan bersalah.
WANG WENBIN, Jubir Kemenlu Cina
 

Wang menekankan, pemerintah dan media dari beberapa negara telah menegaskan bahwa seharusnya tidak ada standar ganda dalam hal media sosial. Menurut dia, perangkat lunak dan aplikasi asal negaranya memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar orang-orang, memberikan pilihan yang beragam, dan membantu pasar media sosial di semua negara tumbuh secara sehat.

"Berhenti memolitisasi masalah perdagangan dan ekonomi. Ini menyangkut citra dan kredibilitas AS," ujar Wang.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat