Pemandangan suasana Ka'bah menjelang pelaksanaan ibadah haji 2020. | AP/Saudi Ministry of Media

Tajuk

Haji Kala Pandemi

Untuk bisa mengambil ibrah dan hikmah pandemi pada musim haji tahun ini, butuh kesabaran.

 

Tepat 9 Dzulhijah, setelah shalat Zhuhur hingga Ashar, jamaah menunaikan puncak prosesi ibadah haji. Mereka berkumpul di padang Arafah untuk wukuf. Wukuf merupakan salah satu rukun haji. Tanpa wukuf, ibadah haji jamaah tidak sah.

Saat wukuf ini, jamaah berdiam diri sejenak di padang Arafah pada waktu Zhuhur hingga Ashar. Wukuf diawali khutbah, shalat Zhuhur dan Ashar dijamak takdim yang dilaksanakan secara berjamaah, lalu dilanjutkan munajat kepada-Nya.

Di tengah keheningan Arafah inilah, air mata akan bercucuran mengingat dosa dan karunia Allah. Ucapan syukur tak akan mampu membalas sekecil zarah nikmat yang Allah berikan kepada manusia.

Wukuf di Arafah menandai sahnya ibadah haji seseorang, yang diikuti rukun haji lainnya. Mulai dari bermalam di Muzdalifah, lontar jumrah di Mina, hingga dipungkasi dengan tawaf perpisahan di Masjidil Haram.

Lautan manusia tampak menyemut dari keseluruhan prosesi haji ini. Jamaah yang mengenakan kain ihram kelihatan memutih di hamparan padang Arafah. Demikian pula, ketika prosesi lontar jumrah hingga berakhir tawaf dan sai di Masjidil Haram.

 

 
Virus Covid-19 yang masih mewabah secara global membuat ibadah haji 2020 digelar dalam jumlah jamaah yang terbatas.
 
 

Namun, pemandangan ini tak lagi tampak pada prosesi haji tahun ini. Virus Covid-19 yang masih mewabah secara global membuat ibadah haji 2020 digelar dalam jumlah jamaah yang terbatas.

Kerajaan Arab Saudi sebagai khadimul haramain menetapkan, ibadah haji tahun ini hanya bagi warga Saudi dan ekspatriat yang tinggal di wilayah jazirah ini.

Tidak lagi 2,5 juta jamaah berkumpul dalam waktu bersamaan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, kali ini jamaah dibatasi hanya 1.000 orang--ada yang menyebut 10 ribu jamaah.

Di antara mereka, ada lima jamaah Indonesia yang masuk daftar haji, dibandingkan biasanya yang mencapai 221 ribu jamaah. Tentu ini perbedaan yang sangat kontras.

Sepanjang sejarah Islam, penyelenggaraan ibadah haji tidak pernah terputus atau ditangguhkan. 

Penelitian Institut Penjaga Dua Masjid Suci untuk Penelitian Haji dan Umrah di Universitas Umm Al-Qura, dengan memperhitungkan lebih dari 40 referensi ilmiah dan sumber dari banyak sejarah Islam, mengungkap, penyelenggaraan ibadah haji ada sepanjang tahun.

Kendala memang ada, tapi sifatnya kasuistik di sebagian negara atau karena adanya epidemi penyakit. Gangguan keamanan juga pernah terjadi yang mengakibatkan beberapa jamaah tidak bisa menuju Makkah.

Namun, sebagian jamaah dari wilayah lain tetap bisa memenuhi panggilan Allah untuk berhaji. Pandemi Covid-19 kali ini tergolong faktor kendala yang tak lagi berskala parsial, tapi sudah mondial.

 

 
Untuk bisa mengambil ibrah dan hikmah pandemi pada musim haji tahun ini, butuh kesabaran. Sebagaimana haji, dibutuhkan kesabaran untuk menyempurnakan semua prosesi ibadahnya.
 
 

 

Hingga Rabu (29/7), virus Covid-19 menginfeksi 16,3 juta warga dunia, dengan korban jiwa 650 ribu orang. Di Saudi, 270 ribu warga positif terinfeksi korona. Karena itu, langkah Saudi menggelar haji dengan jumlah jamaah terbatas patut diapresiasi.

Pelaksanaan haji memang tetap ada. Namun, dengan mempertimbangkan sifat virus yang penularannya cepat dan masif, jamaah yang berkumpul di satu wilayah dalam rentang waktu yang sama dikhawatirkan menjadi lahan subur penyebaran virus.

Apalagi, pola penularannya mudah, ditambah belum ditemukannya vaksin pencegah Covid-19. Semua itu dapat menyebabkan prosesi ibadah haji menjadi klaster baru penularan virus berskala global.

Kendati digelar terbatas, protokol kesehatan diterapkan sangat ketat. Jamaah diwajibkan mengenakan masker. Beberapa di antaranya mengenakan gelang elektronik yang dapat melacak posisi terakhir jamaah.

Jamaah yang biasanya bebas mencium hajar aswad, kali ini tak bisa lagi, bahkan hanya untuk menyentuh kiswah Ka'bah. Area Ka'bah dibatasi dengan pagar agar jamaah tidak bisa mendekat.

Untuk bisa mengambil ibrah dan hikmah pandemi pada musim haji tahun ini, butuh kesabaran. Sebagaimana haji, dibutuhkan kesabaran untuk menyempurnakan semua prosesi ibadahnya. Pada waktu yang tepat, Allah akan membuka hikmah di balik semua ini. Semoga kita semua diberi kesabaran untuk bisa memetik hikmah haji kali ini. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat