Seorang perempuan menggunakan telepon genggam yang dihiasi motif bendera AS mengambil gambar penutupan Konjen AS di Chengdu, Ahad (26/7). | AP/Ng Han Guan

Kisah Mancanegara

Berlayar di Antara Dua Karang: AS dan Cina

Perselisihan antara AS dan Cina mengguncang pemerintahan seluruh dunia.

OLEH LINTAR SATRIA

Perselisihan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina mengguncang pemerintahan seluruh dunia.Terakhir, kedua negara saling memerintahkan penutupan konsulat satu sama lain. 

Perseteruan itu mendorong pejabat Jerman memperingatkan akan adanya 'Perang Dingin 2.0'. Perang dagang antara dua perekonomian terbesar selama dua tahun terakhir telah menenggelamkan perekonomian dunia dalam ketidakpastian. Ketegangan AS dan Cina semakin diperparah oleh isu Hong Kong, Muslim Uighur, tuduhan spionase, dan Laut Cina Selatan. 

Pemerintah-pemerintah negara lain yang terjebak di antara dua kekuatan terbesar di dunia itu mencoba membela kepentingan mereka masing-masing. Pemerintah negara-negara lain berlayar di antara dua karang.

Jerman

Jerman menilai Undang-Undang (UU) keamanan yang Beijing berlakukan di Hong Kong sebagai "isu yang sulit". Namun, pada Senin (27/7), isu UU bukan alasan untuk berhenti berbicara dengan Beijing. Kanselir Jerman Angela Merkel memang ingin menjaga kerja sama dalam isu pemanasan global dan perdagangan dengan Cina. 

photo
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera AS saat berunjuk rasa di Hong Kong, beberapa waktu lalu. - (AP/Kin Cheung)

Hingga kini Jerman belum memastikan sikap mereka terhadap perusahaan teknologi tinggi asal Cina, Huawei. Walaupun AS sudah menekan Jerman untuk mengeluarkan perusahaan Cina itu dari pembangunan jaringan telekomunikasi di masa depan. 

"Cina adalah mitra penting kami tapi juga kompetitor," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas usai menggelar telekonferensi dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi. 

Koordinator kerja sama trans-Atlantik Pemerintah Jerman, Peter Beyer mengungkapkan kekhawatirannya. "Kita sedang di awal Perang Dingin 2.0, AS mitra terpenting kami di luar Uni Eropa, dan ini soal bagaimana kita bertahan," katanya kepada harian RedaktionsNetzwerk Deutschland.

Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai "teman saya". Seperti AS, Prancis juga mengritik Cina soal hak asasi manusia Muslim Uighur. Tapi Prancis tidak mengamini kritik Trump terhadap cara Beijing menanggulangi pandemi virus korona.

"Ketegangan Amerika-Cina tidak menguntungkan Prancis, kami memiliki kepentingan yang sama terhadap Cina dengan Amerika Serikat, kami mengadopsi posisi yang kurang lebih sama, jadi tidak membawa elemen positif apapun terhadap kami," kata peneliti senior di Foundation for Strategic Research, Valerie Niquet.

photo
Seorang ayah membawa anaknya menyaksikan penutupan Konjen AS di Chengdu, Ahad (26/7). - (AP/Ng Han Guan)

Uni Eropa

Jerman menjabat sebagai ketua Uni Eropa (UE) pekan ini. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan hubungan strategis Eropa dengan Cina akan dibahas di UE.

Mengenai Hong Kong, blok itu akan meningkatkan pengawasan ekspor teknologi sensitif ke wilayah tersebut dan mengubah kebijakan visa bagi warganya. Tapi tidak ada pembahasan mengenai sanksi ekonomi atau yang mengincar pejabat pemerintah Cina. Namun, pejabat kebijakan UE Josep Borrel mengakui pentingnya revisi pendekatan UE terhadap Cina. 

Korea Selatan

Korea Selatan (Korsel) terjepit di antara sekutu militer terbesar dan mitra perdagangan terbesar. Pada 2016 lalu Beijing menghancurkan bisnis operator pasar swalayan Korsel, Lotte, di Cina. Ini dilakukan Setelah pemilik Lotte menjual sebidang tanah ke pemerintah yang digunakan untuk sistem pertahanan udara Korsel.

Washington juga tidak senang dengan keinginan Korsel melonggarkan sanksi Korea Utara (Korut) dan keengganan Negeri Ginseng dalam isu teknologi Huawei. Dalam tajuk rencananya Senin (27/7) kemarin surat kabar Korsel, Dong-A Ilbo menulis perselisihan AS-Cina memunculkan pertanyaan, kepada siapa Korsel akan berpihak. "Cepat atau lambat kami dipaksa untuk memberikan jawaban, tidak peduli betapa keras kami mencoba menghindar," tulis redaksi Dong-A Ilbo

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat