Peternak memanen telur ayam di peternakan kawasan Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/5/2020). Peternak menamin produksi telur cukup. | Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO

Ekonomi

Peternak Jamin Produksi Telur Cukup

Perhimpunan memastikan produksi telur ayam ras dari tingkat peternak saat ini dalam situasi terkendali.

JAKARTA -- Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) memastikan produksi telur ayam ras dari tingkat peternak saat ini dalam situasi terkendali. Produksi telur dari unggas-unggas baru setelah dilakukan afkir atau pemotongan sudah mulai terjadi.

Sekretaris Jenderal Pinsar Leopold Halim mengatakan, telur ayam dari peternak saat ini dihargai rata-rata Rp 22.500 per kilogram (kg). Menurut dia, harga itu cukup menguntungkan bagi petani setelah periode April-Juni harga anjlok hingga Rp 14.500 per kg.

"Menjelang puasa harga telur hancur, lalu saat Lebaran peternak afkir besar-besaran sehingga mungkin (suplai) agak kurang. Sesudah Lebaran harga mulai bagus (naik) dan dua minggu terakhir harganya memang bagus," kata Leopold saat dihubungi Republika, Jumat (24/7).

Ia mengatakan, saat ini adalah masa pemulihan bagi peternak setelah sebelumnya menelan kerugian besar-besaran. Permintaan telur ayam dari masyarakat sempat lesu akibat penerapan PSBB di sejumlah daerah beberapa waktu lalu.

Saat Hari Raya Idul Adha mendatang, harga kemungkinan naik tipis menjadi Rp 23 ribu per kg. Menurut dia, selama harga telur di tingkat konsumen masih di kisaran Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu per kg, tak perlu dikhawatirkan.

"Kecuali kalau sudah Rp 26 ribu hingga Rp 27 ribu itu sudah harus waspada. Harga di eceran secara riil masih di bawah itu," kata Leopold.

 
Kecuali kalau sudah Rp 26 ribu hingga Rp 27 ribu itu sudah harus waspada.
LEOPOLD HALIM, Sekjen Pinsar
 

Namun, mengutip Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), telur ayam ras secara nasional telah dihargai sebesar Rp 26.450 per kg. Tren harga dalam sepekan terakhir terus menunjukkan tren kenaikan.

Kepala Distribusi Cadangan Pangan Kementerian Pertanian Inti Pertiwi mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi kenaikan harga telur sejak bulan lalu. Ia menuturkan, upaya yang bisa dilakukan Kementan untuk ikut menstabilkan harga dengan melakukan operasi pasar.

Namun, sesuai ranahnya, operasi pasar hanya dilakukan lewat penambahan pasokan di Pasar Mitra Tani yang dikelola langsung oleh Badan Ketahanan Pangan Kementan."Ya, kita operasi pasar lewat pasar mitra tani, bulan Juli ini juga kita lakukan," katanya.

Kementerian Perdagangan menyatakan, kenaikan harga di tingkat eceran salah satunya dipengaruhi oleh tingginya permintaan untuk bantuan sosial Covid-19, baik oleh pemerintah maupun swasta.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto mengatakan, per 23 Juli 2020, rata-rata harga telur ayam ras secara nasional sebesar Rp 26.400 per kilogram, naik 0,38 persen dibandingkan bulan lalu. Namun, di tingkat peternak turun tipis 0,1 persen atau sebesar Rp 22.900 per kg.

"Berdasarkan informasi peternak saat ini, beberapa wilayah telah menghentikan penyaluran telur ayam ras untuk bansos, meningkat harga di tingkat peternak sudah cukup tinggi," kata Suhanto.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat