Presiden Joko Widodo menjelang pengumuman penyaluran dana koperasi di Istana Negara, Kamis (23/7). | Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

Tajuk

Fokus di Dalam Negeri

Pemulihan ekonomi Indonesia yang diinginkan pun harus berbasis di dalam negeri.

Jumlah negara yang masuk dalam resesi ekonomi terus bertambah. Setelah negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia yang terpapar resesi, Korea Selatan kemarin mengumumkan, masuk dalam kondisi resesi. Negeri Ginseng tersebut menjadi salah satu dari puluhan negara di kawasan Eropa, Asia, Amerika, dan Afrika yang mengalami resesi ekonomi akibat wabah Covid-19.

Dari negara-negara yang kini masuk dalam jurang resesi ekonomi, di antaranya justru mereka yang sukses menangani wabah Covid-19. Negara yang mampu menangani dengan cepat wabah korona sehingga yang terjangkit tidak banyak dan yang meninggal pun bisa ditekan. Sebut saja Jerman, Selandia Baru, atau Malaysia. 

Indonesia sejauh ini belum masuk dalam resesi ekonomi. Namun, negeri ini juga belum sukses dalam menangani wabah korona setelah jumlah korban yang positif dari hari ke hari terus bertambah. Bahkan, jumlah yang positif terjangkit korona dalam sehari belakangan ini, angkanya lebih besar ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan secara masif.

 
Kita tidak ingin nantinya Indonesia masuk dalam kategori negara krisis ekonomi, tetapi dalam bersamaan tidak mampu mengatasi penanganan wabah Covid-19 dengan cepat. 
 
 

Kita tidak ingin nantinya Indonesia masuk dalam kategori negara krisis ekonomi, tetapi dalam bersamaan tidak mampu mengatasi penanganan wabah Covid-19 dengan cepat. Jangan sampai kita mendapat dua label sebagai negara yang mengalami krisis ekonomi, tapi tidak termasuk yang sukses dalam menangani wabah.

Upaya untuk menyelaraskan dua poin besar menangani wabah Covid-19 dengan baik dan menjaga agar ekonomi bisa bergerak sudah seharusnya menjadi prioritas. Setelah pada April dan Mei, kita fokus dalam mencegah wabah korona supaya tidak meluas, dari sisi ekonomi kini kita bisa lihat pengaruhnya. Pada kuartal kedua ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan minus antara empat sampai lima persen setelah pada kuartal pertama berada di angka positif 2,9 persen.

Kini kita berharap, penanganan wabah Covid-19 dapat dilakukan pemerintah dengan baik. Masyarakat harus mendukung berbagai langkah pemerintah dalam mencegah agar wabah ini tidak terus meluas. Karena itu, penerapan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan merupakan ketentuan yang harus ditaati oleh semua orang. Dalam waktu bersamaan, pemerintah diharapkan dapat menjaga agar ekonomi tidak terus terpuruk. Ekonomi bisa bergerak supaya masyarakat tidak berada dalam kondisi yang memprihatinkan.

Pernyataan Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Tim Pemulihan Ekonomi dan Penanganan Covid-19, Erick Thohir, bahwa langkah pemulihan ekonomi serta penanganan Covid-19 harus berjalan seiringan dalam kondisi seperti sekarang, semestinya terealisasi di lapangan. Di seluruh instansi pemerintahan, termasuk di pemerintah daerah.

Apalagi, kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan jika perekonomian nasional pada kuartal III 2020 tidak meningkat, kondisi ekonomi pada kuartal selanjutnya berpotensi lebih sulit.

 
Kita berharap, pemerintah mengambil langkah yang tepat dalam memulihkan ekonomi agar kuartal ketiga ini ekonomi kembali membaik.
 
 

Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan negara-negara lain. Karena itu, pemulihan yang diinginkan pun harus berbasis di dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi kita sangat didukung dari pertumbuhan di dalam negeri dengan porsi sekitar 80 persen.

Hal itu karena komposisi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan pengeluaran adalah pengeluaran konsumsi 32 persen, impor sembilan persen, ekspor 11 persen, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) 17 persen, konsumsi pemerintah tiga persen, dan konsumsi rumah tangga 28 persen.

Kita berharap, pemerintah mengambil langkah yang tepat dalam memulihkan ekonomi agar kuartal ketiga ini ekonomi kembali membaik. Melihat angka-angka konsumsi dalam PDB Indonesia jelas bahwa seharusnya, bangkitnya ekonomi kita tidak terlalu bergantung pada negara lain atau ekspor, tetapi pada pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Pemerintah pun harus mampu memanfaatkannya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat