Kuota terjangkau untuk civitas akademika di Indonesia dari Telkomsel | Dok Telkomsel

Inovasi

Bahu-membahu Dukung Proses Belajar

Belajar secara digital memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

Di masa pandemi, dunia pendidikan Indonesia mengalami perubahan wajah. Kegiatan belajar-mengajar yang selama ini didominasi dilakukan di kelas, kini rumah menjadi tempat mencari ilmu.

Telkomsel pun berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam menyelenggarakan proses pembelajaran secara digital. Komitmen ini diwujudkan dengan mengumumkan kolaborasi antara Telkomsel Enterprise dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Ditjen Dikti Kemendikbud RI), pada Jumat (17/7).

Kolaborasi ini menghadirkan program Bantuan Kuota Terjangkau bagi perguruan tinggi. SVP Enterprise Telkomsel Dharma Simorangkir menjelaskan, Telkomsel sebelumnya telah menjalankan program bantuan kuota terjangkau untuk berbagai tingkatan institusi pendidikan islam di seluruh Indonesia dengan berkolaborasi bersama Kementerian Agama. “Perluasan inisiatif ini diharapkan mampu membantu sektor pendidikan di Indonesia untuk beradaptasi dan membangun literasi digital melalui pembelajaran virtual secara menyeluruh dan berkelanjutan,” ujarnya. 

Direktur Jenderal Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof Ir Nizam, MSc mengungkapkan,  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyambut baik kerja sama ini. Menurut Nizam, biaya paket internet merupakan salah satu hal yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan pembelajaran daring. 

Hal ini terutama dirasakan oleh mahasiswa tidak mampu dan perguruan tinggi yang memiliki alokasi dana terbatas. “Penyediaan paket kuota internet bagi seluruh civitas akademika di Perguruan Tinggi, seperti mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan diharapkan akan mendukung penyelenggaraan pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19, menjadi salah satu program prioritas Ditjen Dikti,” ujarnya.

photo
Penandatanganan MoU antara Telkomsel dan Kementrian Dikti - (Dok Telkomsel )

Melalui kolaborasi dengan Kemendikbud RI ini, Telkomsel menghadirkan paket khusus yaitu paket kuota internet dan kuota CloudX bagi dosen, tenaga pendidik, dan karyawan serta para mahasiswa. Paket data tersebut berisi besaran kuota hingga 50 GB dengan harga mulai dari Rp 40 ribu yang dapat diaktifkan melalui aplikasi MyTelkomsel atau dengan menghubungi menu akses (UMB) *168#.

Program Bantuan Kuota Terjangkau untuk perguruan tinggi ini akan berlangsung sejak 17 Juli 2020 hingga 31 Agustus 2021 dan ditargetkan untuk dapat menjangkau sekitar 4.760 perguruan tinggi di berbagai daerah di Tanah Air. Bagi pengurus perguruan tinggi yang ingin mendapatkan manfaat dari program Bantuan Kuota Terjangkau ini untuk para mahasiswa, dosen, tenaga pendidik, dan karyawan yang berada di lingkungannya, dapat mengakses informasi lebih lanjut dan mengajukan pendaftaran melalui http://tsel.me/TselEdu.

Sebelumnya, Telkomsel telah melakukan kolaborasi bersama dengan Kementerian Agama untuk menghadirkan program Bantuan Kuota Terjangkau ada bagi berbagai tingkatan institusi pendidikan islam di seluruh Indonesia. Bantuan tersebut kini sudah tersedia bagi lebih dari 80 ribu madrasah dan madrasah sederajat TK sampai SMA, 58 perguruan tinggi keagamaan Islam Negeri, dan sekitar 800 perguruan tinggi keagamaan Islam swasta di seluruh Indonesia.

Fitur Penunjang Belajar

photo
Aplikasi belajar Gredu - (Dok Gredu)

Belajar secara digital, tak bisa dilepaskan dari dukungan teknologi dan aplikasi. Perusahaan teknologi di bidang pendidikan, Gredu, awal Juli lalu, memperkenalkan fitur-fitur barunya, yaitu Kelas Interaktif dan Tugas Online. 

Kedua fitur ini hadir untuk memberi kemudahan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). CTO Gredu, Mohammad Fachri menjelaskan, Gredu menyadari kolaborasi antara orang tua, guru dan siswa selalu menjadi kunci keberhasilan pendidikan. Terlebih, ia melanjutkan, dengan frekuensi tatap muka yang jauh berkurang selama masa pandemi ini, siswa dituntut untuk lebih mandiri dan aktif. 

Sehingga materi yang sudah direncanakan selama satu tahun ajaran dapat terserap dengan baik dan mendapatkan hasil akademis yang sesuai harapan. “Oleh karena itu, sebagai wujud komitmen kami terhadap kemajuan Pendidikan di Indonesia, kami memperkenalkan kedua fitur baru ini untuk mengoptimalkan kerja sama antara ketiga pihak tersebut,” ujar Fachri. 

Kelas Interaktif berguna bagi guru untuk membimbing murid saling berdiskusi dan melakukan tanya-jawab secara real-time. Para guru dapat mendampingi siswanya melalui perangkat masing-masing sehingga pembelajaran bisa berlangsung lebih efektif dan efisien.  

Di kelas daring ini, para guru membuat materi lalu membagikannya ke siswa melalui aplikasi Gredu Teacher. Materi yang diterima para siswa melalui aplikasi Gredu Student, kemudian bisa didiskusikan bersama di Kelas Interaktif sesuai materi pelajaran. 

Para siswa pun dapat mengemukakan pertanyaan melalui layanan chat yang sudah disediakan Gredu. Dengan fasilitas tanya-jawab antara guru dan siswa di Kelas Interaktif maka atmosfer pembelajaran bisa berlangsung dua arah seperti halnya pendidikan offline di sekolah.

Sementara itu, fitur Tugas Online dibangun dengan basis Kurikulum 2013 (Kurtilas) yang merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini menitikberatkan pembelajaran agar berpusat kepada murid (student-centered learning), yang sejalan dengan solusi dari Gredu. 

Melalui Tugas Online, guru dapat mempersiapkan materi pembelajaran beserta tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa pada aplikasi Gredu Teacher. Selanjutnya, siswa mendapatkan notifikasi dari aplikasi Gredu Student. 

Siswa juga dapat mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugasnya melalui aplikasi yang sama. Kemudian guru akan mengoreksi tugas yang telah terkumpul dan memberikan penilaian.

Di sisi lain, para orang tua dapat memantau proses PJJ dari notifikasi aplikasi Gredu Parent. “Jadi, seandainya orang tua sudah harus bekerja dari kantor atau berada di luar rumah, mereka tetap  dapat membantu anaknya mengklarifikasi tugas dengan guru atau memantau anak-anaknya selama mengerjakan tugas dari sekolah,” kata Fachri.

Dengan sejumlah kemudahan yang ditawarkan oleh kedua fitur baru tersebut, Gredu berharap siswa menjadi semakin aktif dan mandiri serta mulai terbiasa untuk mengelola waktu. Guru juga mendapatkan kemudahan untuk merancang silabus dan materi pembelajaran dari hari ke hari sehingga tercipta konten edukasi yang berkualitas. 

Orang tua pun memiliki waktu lebih banyak untuk berkomunikasi secara lebih intensif dengan anak-anak mereka. Dengan demikian, orang tua juga dapat memberikan pendidikan tambahan berupa pembentukan karakter, pola pikir, dan perilaku bagi anak.

 
Biaya paket internet merupakan salah satu hal yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan pembelajaran daring. 
Prof Ir Nizam, MSc, Direktur Jenderal Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat