Suasana belajar mengajar di salah satu madrasah | Antara

Laporan Utama

Masih Banyak Madrasah Belum Berlistrik

Meski PLN sudah merespons, belum semua madrasah bisa mengakses listrik.

Madrasah Aliyah Sirojut Tholibin kini sudah tak gelap lagi. Beberapa hari lalu madrasah setingkat SMA ini menjadi salah satu madrasah di Jawa Timur yang memperoleh bantuan sambungan listrik gratis dari PLN.

Kepala Madrasah Aliyah Sirojut Tholibin, M Syaikhurrijal, pun bersyukur setelah sekian lama madrasah itu tak teraliri listrik. Ia pun berterima kasih karena adanya sambungan listrik tersebut membuat proses belajar mengajar dan operasional madrasah menjadi lancar.

Selain Madrasah Aliyah Sirojut Tholibin, ada 25 madrasah lainnya yang mendapatkan bantuan penyambungan listrik gratis. Total daya sambungan listrik mencapai 5.350 VA. Bantuan pasang gratis itu berasal dari Yayasan Baitul Mal PLN (YBM PLN) dan program OMOH (One Man One Hope). Madrasah-madrasah itu tersebar di beberapa wilayah Jawa Timur seperti Bojonegoro, Banyuwangi, Gresik, Jember, Kediri, Madiun, Mojokerto, Malang, Pamekasan, Ponorogo, Pasuruan, Surabaya utara, dan Situbondo.

Direktur PLN Regional Bisnis Jawa, Madura, dan Bali, Haryanto WS, mengatakan, dari hasil pengecekan di lapangan ditemukan sejumlah madrasah yang belum teraliri listrik. Dari hasil survei sementara sejak 13 Juli, ada 32,4 persen dari 7.431 madrasah yang diberitakan belum berlistrik sudah berlangganan listrik sendiri.

Kategori selanjutnya, madrasah berlistrik dari pelanggan lain 994 (13,4 persen) dan belum berlistrik 648 (8,7 persen). "Sisanya masih disurvei," kata Haryanto melalui pesan singkat yang diterima Republika beberapa hari lalu.

photo
Suasana belajar-mengajar di ruang kelas yang rusak di madrasah ibtidaiyah di Desa Parankalima, Lebak, Banten, Selasa (27/8/2019) - (ANTARA FOTO)
SHARE    
 

PLN pun masih mengecek untuk mengetahui madrasah-madrasah yang belum teraliri listrik. Dari hasil pengecekan, Haryanto menjelaskan, ada 167 madrasah yang awalnya belum berlistrik memperoleh bantuan dari Yayasan Baitul Maal PLN dan sumbangan pegawai dengan sambungan listrik gratis. Ia pun mengaku akan berkoordinasi dengan pihak Kementerian Agama dan pemda setempat untuk mana saja madrasah yang belum teraliri listrik.

Upaya PLN mempercepat pemasangan listrik kepada madrasah tidak lepas dari penjelasan Menteri Agama Fachrul Razi saat mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Selasa (7/7) lalu. Dia pun menjelaskan mengapa belasan ribu madrasah masih belum teraliri listrik dan belum bisa mengakses internet.

"Memang ada dua hal. Pertama, kadang-kadang memang di daerah itu belum masuk listrik. Kedua, kadang-kadang ada di tempat yang sudah masuk listrik, tetapi madrasah tidak pernah sekolah malam, sekolahnya siang terus, dan pada saat dia mau butuh malam, baru dia sadar, 'Oh, iya, enggak ada listrik kita ya,'" katanya dalam RDP yang disiarkan secara live streaming itu.

Fachrul memperkirakan pemasangan jaringan listrik ke madrasah tersebut tergolong mudah. Pasalnya, cukup dilakukan pemasangan jaringan listrik agar tidak ada lagi madrasah yang kesulitan mengakses listrik dan internet.

"Saya laporkan kepada Bapak Wakil Presiden dan waktu itu beliau sudah arahkan betul tentang masalah ini bagaimana mengatasi internet maupun listrik yang ada," kata dia.

Kementerian Agama mencatat, total jumlah madrasah yang belum dialiri listrik mencapai 11.998 unit. Di Pulau Jawa, madrasah yang tak teraliri listrik kebanyakan berada di Jawa Timur, sebanyak 2.945 unit. Untuk di Sumatra, ada di Provinsi Sumatra Utara dengan jumlah 803 unit.

Jumlah madrasah yang belum dialiri listrik tersebut belum termasuk yang menggunakan generator (genset) berbahan bakar diesel untuk operasional sehari-hari. Jawa Timur lagi-lagi menjadi pemuncak madrasah dengan genset itu sebanyak 143 unit, disusul Riau (130). Total madrasah yang menggunakan genset mencapai 622 unit.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah Kemenag, Ahmad Umar, belum mau menjelaskan secara terperinci tentang permasalah banyaknya madrasah yang tak teraliri listrik. Umar juga tak menjelaskan kendala yang dihadapi serta solusi dari Kemenag bagi madrasah yang sudah bertahun-tahun tak teraliri listik. Menurut Umar, saat ini pihaknya sedang fokus pada pembelajaran tahun ajaran baru.

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Prof Kamaruddin Amin meminta madrasah yang berada di wilayah yang sudah bisa teraliri listrik untuk segera memasang listrik dengan menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS). "Kalau sudah ada listrik di daerah itu seharusnya madrasah mengupayakan untuk penyambungan listriknya karena dana BOS harusnya bisa dipakai untuk itu," kata dia.

Selain ketiadaan listrik, madrasah-madrasah di Pulau Jawa juga paling banyak belum memiliki akses internet. Perinciannya, 3.193 di Jawa Timur, 2.684 di Jawa Barat, 1.039 di Jawa Tengah. Selain itu, ada 637 di Banten, 272 di DKI Jakarta, dan 83 di DI Yogyakarta.

Di luar Jawa, terbanyak ada di Sumatra Utara (870 madrasah), NTB (516), Sulawesi Selatan (511), dan Riau (475). Secara total, jumlah madrasah yang tak memiliki akses internet mencapai 13.793 unit. Sementara itu, yang kurang lancar akses internetnya mencapai 622 madrasah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat