Petugas memeriksa kesehatan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Cakung, Jakarta, Jumat (10/7). Potensi ekonomi kurban diprediksi mencapai Rp 20,5 Triliun | Republika/Putra M. Akbar

Khazanah

Potensi Ekonomi Kurban Rp 20,5 Triliun

Potensi kurban Indonesia belum terdistribusi secara merata.

JAKARTA -- Indonesia sebagai negara Muslim terbesar sekaligus salah satu perekonomian terbesar di dunia memiliki potensi kurban yang sangat signifikan. Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memproyeksikan potensi ekonomi kurban Indonesia tahun ini mencapai Rp 20,5 triliun yang berasal dari 2,3 juta orang pekurban.

Peneliti IDEAS Askar Muhammad mengatakan, proyeksi kurban 2020 ini datang dari perkiraan jumlah keluarga Muslim di Indonesia yang mencapa 62,4 juta keluarga. Dari jumlah itu, sembilan persen (5,6 juta) di antaranya adalah Muslim kelas menengah atas dengan pengeluaran per kapita di atas Rp 2,5 juta per bulan.

"Dari 5,6 juta keluarga Muslim sejahtera tersebut, diperkirakan 40 persen di antaranya melakukan ibadah kurban dengan asumsi satu keluarga berkurban satu hewan kurban," kata Askar saat diskusi hasil riset IDEAS bertema "Ekonomi Kurban 2020, Memberdayakan Peternakan Rakyat?", Rabu (15/7).

Ia menerangkan, dari 2,3 juta Muslim berdaya beli tinggi yang berpotensi menjadi pekurban, kebutuhan hewan kurban terbesar adalah kambing dan domba sebanyak sekitar 1,9 juta ekor sedangkan sapi dan kerbau sekitar 452 ribu ekor.

Dengan asumsi margin perdagangan dan pengangkutan hewan ternak 20 persen serta tingkat harga rata-rata kambing atau domba di tingkat produsen Rp 1,9 juta per ekor dan sapi atau kerbau Rp 15 juta per ekor, IDEAS memperkirakan, nilai ekonomi dari kurban 2020 sekitar Rp 20,5 triliun.

Angka itu menunjukkan, potensi ekonomi dari ritual tahunan kurban tidak dapat dipandang kecil. IDEAS mengasumsikan berat kambing atau domba antara 20 kg-80 kg dengan berat karkas 42,5 persen. Sementara, asumsi berat sapi atau kerbau antara 250 kg-750 kg dengan berat karkas 50 persen. "Maka, potensi ekonomi kurban 2020 dari sekitar 2,3 juta hewan ternak ini setara dengan 117 ribu ton daging," ujarnya.

Sebagai pembanding, sepanjang 2019, produksi daging sapi dan kerbau nasional adalah 514 ribu ton sedangkan produksi daging kambing dan domba 163 ribu ton.

Sayangnya, potensi kurban Indonesia terdistribusi secara sangat tidak merata. Hal itu mencerminkan kesenjangan pendapatan antarwilayah yang akut di Indonesia.

Adapun potensi kurban terbesar tahun ini datang dari wilayah aglomerasi utama Jawa. Di sana ada mayoritas kelas menengah Muslim dengan daya beli tinggi. "Dari sekitar 5,6 juta keluarga Muslim kelas menengah-atas Indonesia, 71 persen di antaranya berada di Jawa," kata Askar.

Sementara, dari empat juta keluarga Muslim sejahtera di Jawa, sebanyak dua juta di antaranya berada di Jabodetabek dan satu juta lainnya tersebar di Bandung Raya, Surabaya Raya, Yogyakarta Raya, Semarang Raya, dan Malang Raya.

IDEAS juga menyebut adanya daerah-daerah surplus kurban di kota-kota di Pulau Jawa, di antaranya, Jakarta, Bandung, Surabaya, Bekasi, Depok serta Tangerang. Sementara, daerah dengan potensi defisit kurban, yaitu Cianjur, Jember, Garut, Grobogan, Brebes, Cirebon, serta Probolinggo.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat