Pewarta foto mengikuti kegiatan tes cepat Covid-19 gratis di Jakarta, Ahad (28/6). | Republika/Prayogi

Kisah Dalam Negeri

Dampak Pandemi Membayangi Pers

Pers bertanggung jawab mengedukasi masyarakat dari informasi yang didapatkan.

OLEH INAS WIDYANURATIKAH

Dosen Jurusan Sejarah Universitas Andalas (Unand) Wannofri Samry mengatakan, media memiliki peran sebagai bagian menyebarkan informasi strategi kebijakan pemerintah. Di masa pandemi khususnya, peran media semakin kuat untuk memberikan informasi ke masyarakat mengenai strategi pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan ini. 

"Bagi masyarakat (media) sebagai informasi, kedua menentukan arah kebijakan, kemudian memuaskan diri mereka (masyarakat) supaya mereka merasa aman," kata Wannofri, dalam sebuah diskusi daring bertajuk Pers di Masa Pandemi, Selasa (14/7). 

Sementara, Redaktur Pelaksana Republika Subroto Kardjo mengakui ada empat fungsi yang kini dijalankan pers. Yakni, informasi, edukasi, sosial kontrol, hiburan dan lembaga ekonomi. Fungsi penyebar informasi di pada masa pandemi seperti saat ini semakin menguat.

Namun, di sisi lain, seluruh pihak masih gagap menghadapi pandemi Covid-19 yang baru pertama kali terjadi di dunia. Akibatnya, beberapa kali terjadi perubahan informasi dari satu isu yang sama. "Misal pada awal pandemi, Menkes mengatakan tidak perlu pakai masker. Berikutnya, kita dianjurkan oleh WHO untuk menggunakan masker," kata Subroto.

Di situasi ini, kata dia, paling tidak masyarakat membutuhkan informasi yang bisa menjadi panduan untuk bersikap selama pandemi. Selanjutnya, media juga melakukan edukasi di saat banyak informasi dan konten dari sumber yang tidak jelas. Edukasi dari media menjadi hal yang penting agar tidak ada kesalahan informasi untuk masyarakat. 

Subroto mengatakan, media bertanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat dari informasi yang didapatkan. Terkait hal ini, berbagai media melakukan sosialisasi misalnya soal bagaimana pencegahan penularan Covid-19.

"Media bersama-sama campaign, kita tentukan hari ini kita melakukan apa, dan sebagainya. Itu kita lakukan tanpa melibatkan pemerintah karena kita merasa bertanggung jawab bahwa Covid-19 ini adalah sesuatu yang harus kita lawan," kata dia lagi. 

photo
Anggota Pewarta Foto Indonesia (PFI) Pekanbaru menyusun cairan pencuci tangan, masker dan multivitamin yang akan dibagikan kepada sejumlah pewarta foto yang masih melakukan tugas jurnalistik di Pekanbaru, Riau, Sabtu (18/4).  - (ANTARA FOTO)

Fungsi media selanjutnya adalah sebagai kontrol sosial. Di tengah situasi yang tidak pasti, media berupaya mengingatkan pemerintah pusat ataupun daerah bahwa ada situasi-situasi bervariasi yang dihadapi masyarakat. Kebijakan yang dibuat pun harus bisa memayungi seluruh lapisan masyarakat. Media memiliki peran yang begitu penting dalam menjaga keamanan negara dan masyarakat dari pandemi ini. 

Namun, di saat yang sama, media juga terancam dampak pandemi. Yakni, ancaman kesulitan karena perekonomian yang melemah dan pembatasan sosial dimana-mana. Berdasarkan data dari Serikat Penerbit Surat Kabar kepada 434 media hingga Mei 2020, 50 persen perusahaan pers cetak memotong gaji karyawannya.

Pemotongan gaji bervariasi mulai dari 2 persen hingga 30 persen. Selain itu, 30 persen radio sudah melakukan pemotongan gaji. Angka ini didapatkan dari pendataan yang dilakukan pada 600 anggota PRSSNI pada Mei 2020.

Produser Lapangan CNN Indonesia TV, John Nedy Kambang mengatakan hal serupa. Selain dibayang-bayangi ekonomi yang melemah, pers khususnya jurnalis yang bekerja di lapangan juga dibayang-bayangi virus korona. 

Berdasarkan informasi yang diterimanya, sejak kemarin salah satu kantor televisi di Jawa Timur memberlakukan penutupan setelah dua karyawannya meninggal akibat Covid-19. Puluhan karyawannya juga dinyatakan terpapar virus tersebut. "Hal serupa juga terjadi dengan beberapa media lain di Jawa Timur. Sebelumnya di Bali, satu orang rekan jurnalis meninggal akibat Covid-19," kata John.

Kondisi seperti ini, kata dia, menunjukkan bahwa keberadaan para jurnalis sangat rentan dengan Covid-19. Padahal, di satu sisi peran pers sangat krusial untuk menangkap situasi yang terjadi di lapangan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat