Sejumlah murid mencuci tangan sebelum masuk hari pertama sekolah di SDN 11 Marunggi Pariaman, Sumatera Barat, Senin (13/7/2020). Kota Pariaman bersama Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Sawahlunto dan Kabupaten Pasaman Barat merupakan empat daerah di zona hi | ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Tajuk

Kuncinya Disiplin Protokol Kesehatan

Meminta disiplin publik tidak bisa begitu saja.

Kita harus mengakui, belum juga bisa mengendalikan penyebaran wabah Covid-19. Ini terlihat dari terus bertambahnya kasus positif per hari. Tidak terlihat tren menurun. Tidak ada pembalikan. Tren kasus positif harian malah relatif stabil di atas 1.000 kasus per hari. Ini benar-benar harus menjadi kekhawatiran kita bersama secara amat serius.

Karena kalau kita terus berlaku 'normal' seperti saat ini, sementara pemerintah tidak melakukan kebijakan masif untuk mengontrol penyebaran wabah Covid-19, yang terjadi adalah sebuah 'bom waktu' pandemi. Jumlah kasus positif harian makin terus bertambah. Negara ini makin dekat ke 100 ribu kasus Covid-19.

Variabel kasus positif harian adalah salah satu variabel kontrol terpenting dalam memahami pergerakan penyebaran wabah virus Covid-19. Variabel kasus positif juga memperlihatkan secara riil keberhasilan kontrol sosial pemerintah. Sederhana sekali. Bila di suatu kota angka kasus positif hariannya terus-menerus meningkat, itu berarti pandemi belum bisa ditaklukkan, kontrol sosial pemerintahnya lemah, disiplin warganya atas protokol kesehatan kurang. 

 
Sebaliknya, bila tren kasus positif terlihat makin berkurang, ada pembalikan, kita bisa menilai bahwa pandemi mulai berkurang daya jangkitnya.
 
 

Sebaliknya, bila tren kasus positif terlihat makin berkurang, ada pembalikan, kita bisa menilai bahwa pandemi mulai berkurang daya jangkitnya. Kontrol sosial pemerintah tetap ketat. Warga kota bersangkutan terus waspada dan tetap mengikuti protokol kesehatan. 

Inilah yang kita lihat dari berbagai negara di seluruh dunia yang sejauh ini berhasil mengendalikan Covid-19. Negara macam Vietnam, Thailand, Malaysia, Selandia Baru, Korea Selatan, Cina, dan lain sebagainya. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization-WHO) akan melihat paling awal atas variabel penyebaran pandemi ini bagaimana kinerjanya.

Indonesia, kita harus akui, tren kasus positif harian ini justru tetap mengkhawatirkan. Meningkat perlahan. Dengan tren warga yang dites pun masih rendah. Ini bisa menjadi bom waktu. Sebab, masyarakat saat ini, terutama di kota-kota besar, terkesan kian acuh terhadap protokol kesehatan. 

Di sisi lain, gejala Covid-19 pun berubah. Bila tadinya seseorang yang terjangkit akan mengalami batuk, flu, demam, linu, tapi kini menurut WHO makin banyak temuan orang tanpa gejala. 

 
Sementara itu, kita tidak melihat ada penambahan sumber daya kesehatan secara masif dalam tiga bulan terakhir. 
 
 

Peningkatan kasus positif akan memengaruhi fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan. Dengan tren pertambahan seperti ini, yang harus khawatir adalah para dokter dan tenaga kesehatan. Sampai kapan mereka bisa bertahan?

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat menyinggung soal ini pada awal penyebaran Covid-19 di Jakarta. Bahwa sumber daya kesehatan Indonesia amat rentan dengan tingkat penyebaran Covid-19 yang makin cepat ini. 

Sementara itu, kita tidak melihat ada penambahan sumber daya kesehatan secara masif dalam tiga bulan terakhir. Adakah kita menghasilkan ribuan dokter spesialis paru-paru dalam tiga bulan terakhir? Adakah kita menambah ratusan kamar rawat per hari? Adakah kita menghasilkan seribuan perawat per hari? Adakah kita memproduksi ratusan ventilator atau alat bantu pernapasan per hari? Tidak! Bahkan, penyakit ini pun belum ada vaksin dan obatnya!

Kemarin, Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas penanganan Covid-19. Rapat ini diadakan setelah dalam sepekan terakhir situasi Covid-19 di beberapa kota besar malah makin memburuk. Jawa Timur dan DKI Jakarta adalah dua kota yang tren kasus positifnya kian mengkhawatirkan. Belum ada tanda-tanda mereda, apalagi menurun. Presiden sempat mengatakan, situasinya sudah lampu merah.

Artinya apa? Terhadap situasi ini kita meminta pemerintah dan publik kembali disiplin. Namun, meminta disiplin publik tidak bisa begitu saja. Harus ada 'paksaan' dalam situasi pandemi. Ya, peran aktif pemerintah memaksa rakyatnya di beberapa kota untuk menaati protokol kesehatan amat penting. Tidak bisa lagi pemerintah semangat di awal, tapi kendor di pertengahan dalam mengontrol warganya. 

Situasi saat ini membutuhkan ketegasan pemerintah melakukan kontrol sosial. Perlu kiranya dipertimbangkan kembali pengetatan sosial skala besar. Perlulah ada sanksi atau hukuman tegas sebagai pengingat. Karena situasinya sudah seperti ini. Keselamatan rakyat adalah nomor wahid. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat