Liburan | Pixabay.com

Inovasi

Hadirkan Sensasi ‘Liburan’ Melalui Teknologi

Virtual tur dan bepergian secara lokal adalah ya liburan baru saat ini. 

 

Kini, di saat pandemi, muncul berbagai cara baru dalam berkegiatan. Misalnya, melakukan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) hingga rapat dengan rekan-rekan kantor menggunakan konferensi video. Kemudian, dalam perkembangannya muncul juga cara-cara baru penggunaan teknologi dalam bidang pariwisata.

Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himam mengatakan, kemajuan teknologi dari sisi digital dalam bidang pariwisata di tengah pandemi adalah munculnya pemikiran tur virtual. 

Ternyata banyak pula orang yang sudah mulai melakukan hal tersebut. Hanya saja, Neil mengungkapkan, belum ada perusahaan rintisan yang khusus menyelenggarakan tur virtual. “Jadi, mereka masih menggunakan platform-platform sendiri, mungkin Zoom, Google Meet dan sebagainya,” ujar Neil di acara konferensi pers virtual Kemenparekraf Buka Baparekraf for Startup (BEKUP) 2020, pekan lalu. 

Selanjutnya, ia melanjutkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio memikirkan, seharusnya pariwisata itu bisa seamless, kalau perlu tanpa memikirkan sesuatu. 

Misalnya, seseorang ingin pergi liburan ke pantai, setelah itu langsung keluar rencana perjalanan, bahkan sampai informasi tiket juga penginapan. “Jadi benar-benar seamless experience untuk pariwisata. Itu akan mungkin bisa terjadi kalau platform digital dan datanya sudah kita kuasai. Jadi ke depan bisa saja seperti itu,” katanya.

Menyinggung data, Neil menjelaskan, data menjadi sangat penting, karena dengan itu pihaknya bisa melakukan analisa big data analytic. Kemenparekraf juga akan bisa mengetahui keinginan wisatawan atau calon wisatawan, termasuk tempat liburan yang disukai. “Misalnya ada yang senang ke Bali, kan bisa dibaca kalau kita punya big data tersebut,” ujarnya.

Selain itu, menurut Neil, dengan kondisi yang dihadapi seperti sekarang orang-orang yang berkecimpung di bidang pariwisata harus berani memikirkan cara lain. Misalnya, setiap tahun anak-anak sekolah melakukan study tour

Namun karena pandemi Covid-19, study tour secara fisik tidak mungkin bisa dilaksanakan. Kendati demikian, ada peluang baru yang bisa muncul, yakni virtual study tour. 

Anak-anak bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman meski tidak secara langsung. “Jadi nanti saat mau beneran datang ke tempat tersebut, mereka sudah jadi lebih tahu. Selain itu juga metode seperti ini, apabila lebih interaktif lebih bisa masuk pengetahuannya ke mereka, jadi lebih ingat dan lebih merasakan experience-nya. Itu beberapa tren menurut saya ke depan bisa saja terjadi seperti itu,” kata Neil.

Lokal Destinasi

photo
Liburan - (Pixabay.com)

Senada, Co-Founder dan Chief Marketing Officer tiket.com, Gaery Undarsa mengungkapkan, ada strategi khusus bagi para perusahaan rintisan yang bergerak di bidang pariwisata di tengah pandemi Covid-19. Yakni, memonitor apa yang terjadi setiap hari. 

Sebenarnya, permintaan menjadi indikator utama apakah ekonomi bisa lebih cepat berjalan. “Jadi kita setiap hari coba lihat demand, terus sudah gitu kita juga coba replikasi. Kita coba lihat nih dari sisi contoh, misalnya kita lihat negara yang mereka sudah mulai recover,” ujar Gaery.

Menurutnya, hal yang menarik adalah, dulu orang mengartikan jalan-jalan harus bepergian jauh. Contohnya, dari Jakarta ke Bali, ke Singapura, ke Thailand atau ke Tokyo. Tetapi sekarang tiket.com membuat sebuah kampanye, yaitu liburan dekat rumah. 

Orang-orang pun mulai menemukan kembali destinasi lokal yang bisa dijangkau dengan mengemudi kendaraan. “Misal, dia bisa nyetir, sejam dua jam. Itu mungkin akan menjadi hits duluan, terutama di dekat-dekat kota besar dan ini sudah terjadi sekarang ,” ujarnya. 

Sementara, untuk perjalanan jarak jauh atau internasional , menurut Gaery, akan memerlukan waktu lebih lama untuk recovery. Ia memberikan contoh, saat ini di Bogor banyak sekali destinasi yang sebelumnya tidak pernah dibicarakan. 

Tapi karena kondisi, mungkin orang-orang jalan-jalan sendiri dan bertemu tempat-tempat bagus yang akhirnya diketahui banyak orang. “Banyak juga di tempat kota-kota besar seluruh Indonesia yang trennya sama dan juga di luar negeri. Di Cina juga sama, Australia juga sama. Trennya adalah local distance destination yang menjadi populer,” ujarnya. 

Mencari Rintisan Wisata

Teknologi digital kerap menjadi harapan bagi banyak pihak untuk memberi solusi dalam permasalahan keseharian. Begitu juga dengan lesunya industri pasriwisata selama mengarungi pandemi. 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisaata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) resmi membuka program Baparekraf for Startup (BEKUP) yang kelima pada Selasa (7/7). BEKUP merupakan program tahunan yang diinisiasi oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sejak 2016, dalam rangka mendukung pertumbuhan perusahaan rintisan digital di Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pada 2020 ini, BEKUP menyoroti kebutuhan untuk membangkitkan kembali industri pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah masa sulit pandemi Covid-19. Selama empat tahun berjalan, BEKUP telah memfasilitasi 390 pre-startup di 15 kota di seluruh Indonesia.

Pada tahun kelimanya ini, BEKUP akan menyeleksi ratusan pre-startup yang bergerak di sektor ekonomi kreatif dan parwisata. Program ini akan dilaksanakan dalam lima batch di lima kota besar Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Bali, Medan dan Makassar. Sebanyak 20 pre-startup terbaik dari setiap batch akan dipilih pada tahapan seleksi awal sebelum para pre-startup yang terpilih melalui periode bootcamp selama tiga hari. 20 pre-startup tersebut kemudian akan diseleksi kembali untuk menentukan delapan pre-start up terbaik dari setiap batch

Total 40 startup dari seluruh batch akan menerima mentoring intensif selama satu bulan guna mempersiapkan mereka menjalankan bisnisnya. Lebih dari 110 mentor yang ahli dalam bidangnya telah disiapkan oleh BEKUP 2020 untuk membimbing, mendampingi dan memberikan bekal yang cukup untuk para perusahaan rintisan selama program ini berlangsung. 

Selama periode bootcamp dan mentoring intensif, beragam materi akan diberikan oleh para mentor dalam bentuk workshop. Workshop ini berfokus pada pertumbuhan mereka sebagai perusahaan rintisan yang masih berada di tahap awal bisnisnya (early stage startup). 

Tingkatkan Kualitas Wirausaha

Semua kegiatan seleksi, bootcamp dan mentoring, rencananya akan dilakukan secara daring. Plt. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Josua Puji Mulia Simanjuntak mengatakan sinergi pemerintah dengan para pelaku usaha, termasuk perusahaan rintisan, merupakan hal yang sangat penting dalam masa pemulihan ekonomi negeri ini. 

Melalui program BEKUP, pihaknya ingin membuka kesempatan lebar bagi para pelaku usaha. Termasuk juga mendorong terciptanya inovasi digital dan kemampuan adaptasi mereka untuk meningkatkan kualitas wirausaha. “Lewat teknologi digital, kita harapkan akan ada akselerasi bisnis yang membuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat pulih dengan lebih cepat,” ujar Josua.

Selain itu, ia melanjutkan, dengan adanya kesempatan yang ditawarkan oleh program ini, para pelaku usaha dapat fokus dan berinovasi untuk menjadi solusi menanggulangi dampak pandemi Covid-19.

Dalam penyelenggaraannya, BEKUP 2020 didukung oleh jejaring co-working di Indonesia. Presiden Coworking Indonesia, Faye Alund mengatakan pelaku co-working adalah penggerak ekosistem perusahaan rintisan dan kewirausahaan di setiap daerah. 

Sementara co-working adalah wadah di mana jejaring, ide, kolaborasi menghasilkan banyak inovasi, gerakan dan ide bisnis, yang bisa diakselerasi melalui program-program seperti BEKUP. “Kami di komunitas Coworking Indonesia percaya pertumbuhan kewirausahaan dan ekonomi Indonesia dapat dibangun lewat kolaborasi dan pandemi bukanlah alasan untuk menghalangi hal tersebut,” kataya. 

Namun justru, Mmenurut Faye, tidak ada waktu yang lebih tepat daripada sekarang untuk saling bergotong royong mencari solusi dari masa sulit yang tengah kita hadapi saat ini. Ia menambahkan program BEKUP dapat menjadi wadah bagi para startup untuk berkarya, menjalin keterhubungan dengan para pelaku industri, serta menjadi motivasi mereka untuk terus melahirkan ide dan mengembangkan inovasi secara kompetitif dalan menjawab kebutuhan perekonomian Tanah Air.

Pendaftaran BEKUP batch pertama 2020 akan dibuka di Jakarta pada 20 Juli, lalu akan diikuti oleh batch kedua di Surabaya pada 29 Juli, ketiga di Bali pada 7 Agustus, keempat di Medan pada 20 Agustus dan kelima di Makassar pada 1 September. 

Setelah melalui proses seleksi, perusahaan rintisan ini akan dibina untuk kemudian dipilih 40 perusahaan rintisaan terbaik yang akan masuk ke tahap inkubasi dengan mentor-mentor high profile di industri startup digital Indonesia. 

 
Perjalanan jarak jauh atau internasional, akan memerlukan waktu lebih lama untuk recovery.
Gaery Undarsan, Chief Marketing Officer tiket.com
 
 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat