Nasabah melakukan transaksi melalui ATM Bank BRI Syariah Jakarta, beberapa waktu lalu. Harga saham BRIS melejit setelah wacana merger bank syariah BUMN digaungkan. | Republika/Prayogi

Ekonomi

Sentimen Positif Naungi Wacana Merger

Harga saham BRIS melejit setelah wacana merger bank syariah BUMN digaungkan.

 

OLEH LIDA PUSPANINGTYAS

Harga saham PT Bank BRI Syariah Tbk melejit setelah wacana merger bank syariah pelat merah digaungkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, pekan lalu. Pergerakan saham emiten berkode BRIS itu naik 14,14 persen atau 56 poin ke level Rp 452 hingga penutupan perdagangan Selasa (7/7).

Dalam perdagangan pada sesi Senin (6/7/), harga saham BRI Syariah juga sudah naik 24,53 persen. Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama menyampaikan, peningkatan harga saham terjadi seiring dengan isu merger BRI Syariah dengan dua bank syariah anak usaha bank BUMN lainnya.

"Ya betul karena isu merger," katanya kepada Republika. Nafan menyampaikan, hal ini menunjukkan respons positif dari pasar atas wacana yang beredar.

BRI Syariah adalah bank syariah anak BUMN pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 2018. Tujuannya untuk memperkuat struktur permodalan, meningkatkan nilai perusahaan, meningkatkan kepercayaan publik kepada perusahaan, dan meningkatkan loyalitas karyawan.

Nafan menyampaikan, BRI Syariah perlu mempertahankan kinerjanya agar tetap mendapat perhatian positif dari pasar di tengah proses merger. Sejumlah indikator akan berpengaruh terutama yang berkaitan dengan perbaikan kualitas ataupun kuantitas aset.

"Perlu berkomitmen untuk mencapai kinerja fundamental yang positif berkat penerapan GCG yang optimal serta pembagian dividen yang berkesinambungan. Ini membuat investor terus berinvestasi pada perusahaan tersebut," katanya.

Ketika dihubungi akhir pekan lalu, Sekretaris Perusahaan BRI Syariah Mulyatno Rachmanto menyampaikan, perseroan mendukung setiap program pemerintah untuk memperkuat BUMN.

"Sebagai perusahaan anak BUMN, kami akan selalu mendukung kebijakan pemerintah, apa pun yang menjadi program dan arahan untuk memperkuat BUMN demi kemajuan dan ke sejahteraan rakyat Indonesia," katanya.

Pada kuartal I 2020, BRI Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 75,15 miliar, naik 150 persen (yoy). Sementara, aset tercatat sebesar Rp 42,2 triliun, tumbuh 9,51 persen (yoy). Pembiayaan tumbuh 34,28 persen (yoy) dan dana murah (CASA) sudah mencapai 77,51 persen (yoy).

Di tengah pandemi Covid-19, BRI Syariah juga tetap optimistis bisa tetap tumbuh positif. BRI Syariah menyiapkan tiga skenario dalam menghadapi wabah mulai dari skenario ringan jika wabah selesai Juni, skenario sedang jika wabah selesai September, dan skenario berat jika wabah selesai Desember.

Wacana merger bank syariah anak usaha BUMN juga menjadi perhatian dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo menyampaikan, KNEKS ikut serta dalam memberikan kajian awal. "Manajemen eksekutif ikut memberikan kajian awal dan Ketua Harian KNEKS Kiai Ma'ruf Amin memberikan dukungan dan arahan garis besarnya," katanya.

Selanjutnya, kata Ventje, Kementerian BUMN yang juga sebagai salah satu anggota KNEKS melaksanakan pembahasan teknisnya. Menurut Ventje, adanya bank syariah berskala besar diharapkan dapat mendorong pengembangan ekonomi syariah. Penguatan keuangan syariah menjadi salah satu agenda besar Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (Meksi) 2019-2024.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat