Petugas mengambil sampel lendir saat tes swab di Pasar Petojo Udik, Gambir, Jakarta, Kamis (11/6). | Putra M. Akbar/Republika

Jakarta

Ganjil Genap Bukan Solusi buat Pedagang DKI

Pedagang menilai ganjil genap kios seharusnya tidak perlu diberlakukan.

Pedagang Pasar Gembrong, Cempaka Putih, Jakarta Pusat masih banyak yang tidak mematuhi kebijakan ganjil genap kios selama masa transisi. Meski Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menyatakan akan memberikan sanksi bagi pelanggar kebijakan ini.

"Kalau sayur gini cepet layu, apalagi kalau enggak habis. Kalau kita libur sehari, besoknya sudah busuk yang ada kan. Daripada kita rugi ya mau enggak mau, kita tetap buka," kata Eli, salah satu pedagang sayur di Pasar Gembrong, Kamis (18/6).

Peraturan ganjil genap kios seharusnya tidak perlu diberlakukan mengingat para pedagang yang berjualan di Pasar Gembrong sudah menaati protokol kesehatan. Mulai dari menggunakan masker sampai dengan mencuci tangan menggunakan sabun.

"Yang penting kan kita sudah pakai masker. Masuk pun cuci tangan kan," kata Eli.

Pedagang lainnya, Emy yang sehari-hari berjualan ikan di Pasar Gembrong memilih berjualan layaknya seperti hari-hari normal tanpa mengikuti aturan ganjil genap. "Kita di sini nyari duit, susah juga kalau harus libur sehari. Kita mah ngikut yang lain saja. Kalau yang lain buka, ya kita buka," ujar Emy.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kepala Pasar Gembrong Delita Purba mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi hingga pemberlakuan sistem ganjil genap kios sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun, ia mengakui masih banyak pedagang yang tidak mengikuti aturan khususnya pedagang sektor pangan di bagian los yang tidak tersekat satu pedagang dengan pedagang lainnya.

"Kita sudah terapkan kok, tapi memang pedagang yang di los seperti yang dagang pangan banyak yang tidak patuh. Suka main kucing-kucingan," kata Delita.

Delita menambahkan, pihaknya belum dapat memberi sanksi khususnya bagi pemilik kios. Karena, pedagang yang menyewa atau memiliki kios dengan patuh mengikuti protokol kesehatan.

"Sanksi jadinya tidak ada. Di sini pedagang lebih banyak yang taat aturan seperti pakai masker dan mencuci tangan," kata Delita.

 

Ditutup

Sementara itu, Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya menutup sementara Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan selama tiga hari terhitung mulai Kamis 18 Juni sampai dengan 20 Juni 2020. Ini dalam rangka sterilisasi dan melengkapi protokol kesehatan mencegah penularan Covid-19.

Penutupan Pasar Kebayoran Lama tersebut disampaikan melalui surat edaran yang dikeluarkan oleh Perumda Jaya yang disampaikan kepada para pedagang pasar sejak beberapa hari lalu. Wakil Camat Kebayoran Lama Sidik Rayanta mengatakan, Kamis, penutupan Pasar Kebayoran Lama direncanakan mulai pukul 08.30 WIB.

"Rencananya pukul 08.30 WIB sudah ditutup karena pukul 09.00 WIB akan dilakukan penyemprotan disinfektan oleh PMI," kata Sidik.

Menurut Sidik, sebelumnya telah dilaksanakan uji usap (swab test) terhadap 75 pedagang dan pembeli di Pasar Kebayoran Lama beberapa pekan lalu. Dari hasil pemeriksaan tersebut data per Rabu (17/6) diperoleh hasil sebanyak 14 orang dinyatakan positif. Kebanyakan pedagang yang positif berusia di atas 45 tahun.

Sigit menambahkan, rencana penutupan Pasar Kebayoran Lama sudah disosialisasikan oleh Perumda Pasar Jaya berkoordinasi dengan lurah setempat serta Satpol PP. Sehari sebelum penutupan diberlakukan, sejumlah pedagang masih tampak berjualan di luar pasar terutama pasar tumpah.

Menurut Sigit, di Pasar Kebayoran Lama terbagi dua, pasar yang di bawah koordinasi Perumda Pasar Jaya di dalam kios, dan pedagang pasar tumpah yang berada di luar kios. Perumda Pasar Jaya sudah menghentikan kontak listrik di pasar dan para pedagang sudah menutup kiosnya sebelum dilakukan strerilisasi pagi ini.

"Penutupan ini berlaku juga untuk pedagang pasar tumpah, ini kita imbau pedagang mematuhi supaya Covid-19 ini bisa kita cegah sama-sama," kata Sigit.

Setelah penutupan selama tiga hari ke depan, aktivitas Pasar Kebayoran Lama akan dibuka kembali dengan menerapkan sistem ganji genap, yakni kios nomor genap buka di tanggal genap dan toko nomor ganjil buka di tanggal ganjil.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat