Palapa Ring Merupakan salah satu upaya untuk terus mempersempit kesenjangan konektivitas di Indonesia. | Antara

Inovasi

Persempit Kesenjangan Konektivitas

Palapa Ring akan berdampak besar pada kehidupan bisnis di daerah-daerah yang kini belum terjangkau sinyal.

Beratnya tantangan digital Indonesia akibat faktor geografis coba diatasi pemerintah melalui proyek Palapa Ring. Proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik kini telah tersambung secara keseluruhan, yakni paket barat, paket tengah, dan paket timur.

Hal itu ditandai dengan diresmikannya paket timur oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober tahun lalu. Proyek ini bermula sejak Juli 2007, diawali dengan penandatanganan konsorsium pembangunan jaringan serat optik di Kawasan Indonesia Timur (KIT) oleh tujuh operator telekomunikasi. Namun, konsorsium itu mengalami kendala hingga akhirnya terbengkalai selama hampir satu dekade.

Palapa Ring merupakan proyek pembangunan backbone atau tulang punggung serat optik nasional yang menjangkau 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Total panjang kabel lautnya mencapai 35.280 kilometer dan kabel di daratan sejauh 21.807 kilometer.

Palapa Ring paket barat telah selesai pada Maret 2018 menjangkau wilayah Riau. Kepulauan Riau hingga Pulau Natuna kini telah terhubung dengan jaringan laut sepanjang 1.730 kilometer dan jaring darat 545 kilometer.

Asisten Deputi Telematika dan Utilitas Kementerian Koordinator Perekonomian Eddy Satriya menegaskan arti penting Palapa Ring. Menurutnya, Palapa Ring akan berdampak besar pada kehidupan bisnis di daerah- daerah yang kini belum terjangkau sinyal.

Peluang bisnis di daerah timur yang memerlukan bandwith besar pun akan meningkat. Eddy mengungkapkan, hal itu akan terjadi di semua sektor, baik pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan bisnis keuangan yang berbasis teknologi.

Dampak lainnya, ia melanjutkan, tingkat layanan publik akan semakin meningkat. "Secara langsung, tanpa kita sadari, dengan Palapa Ring terjadi pemerataan infrastruktur. Dampaknya, pengembangan wilayah akan tumbuh lebih cepat dengan fasilitas yang memadai untuk masyarakat," kata Eddy.

Termasuk juga, pihak Kemenko Perekonomian yang akan semakin intensif memanfaatkan Palapa Ring untuk sosialisasi inklusi keuangan. Sejauh ini, kata Eddy, peningkatan pengguna fix broadband tidak diimbangi kualitas layanan.

Ini terjadi di Kota Sorong, Gorontalo, dan Ambon. "Di kota tersebut pengguna sangat tinggi, mengalahkan Jakarta. Itu artinya, kebutuhan koneksi mereka tinggi. Dengan adanya Palapa Ring akan memberikan kualitas layanan yang jauh lebih baik dan dipastikan berdampak positif," ujarnya.

Sejak 2012-2017, sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan pertumbuhan di atas tujuh persen, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. “Tumbuh double digit, kecuali 2018 yang tumbuh 7,17 persen,” kata Eddy.

Beroperasinya Palapa Ring di seluruh wilayah Indonesia, diyakini akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang tumbuh positif. Terlebih, dalam ekonomi internet yang diperkirakan akan terus meningkat.

Saat ini, ekonomi digital Indonesia sudah naik empat kali lipat dibandingkan 2015. Yaitu, 40 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2019. Eddy memaparkan, ekonomi digital akan menyentuh 130 miliar dolar AS pada 2015 dengan hadirnya ride-hailing, e-commerce, dan digital payment. “Angkanya lebih besar bila mempertimbangkan sektor perbankan, telekomunikasi, kesehatan, pendidikan,” ujarnya.

Lebih Baik Daripada Satelit

photo
Teknisi Tower Bersama Indonesia Group memeriksa salah satu komponen di menara BTS Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Rabu (18/9). TBIG memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi. 15.272 menara telekomunikasi dan 72 jaringan DAS. Pada tahun 2019 perseroan menargetkan penambahan sebanyak 3.000 penyewaan. Foto yogi ardhi - (Yogi Ardhi/Republika)

Jaringan backbone atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan serat optik Palapa Ring membuat penetrasi operator telekomunikasi untuk membangun layanan internet berkecepatan tinggi sekelas 4G di daerah terpencil lebih mudah.

Palapa Ring juga menjamin sinyal yang lebih baik dari satelit dan ongkos operasional lebih murah. "Performance menjadi lebih baik, tidak seperti memakai satelit. Sebelumnya, di timur, kami masih memakai satelit sebelum ada Palapa Ring," ujar VP Regulatory Management Telkomsel Andi Agus Akbar.

Menurut Andi, jaringan Palapa Ring membuat penetrasi 4G di daerah terpencil lebih mudah. Ketika ekosistem sudah siap maka memungkinkan akan tersedia dan dibangunnya layanan 4G dengan bandwith yang lebih besar di daerah 3T. Di samping itu, biaya juga menjadi lebih efisien dibandingkan satelit.

Ia menjelaskan, dampak Palapa Ring untuk operator telekomunikasi adalah hadirnya keandalan jaringan serat optik yang lebih tinggi dan stabil. Meski cuaca ekstrem, waktu pengiriman data akan jauh lebih baik dan kecepatannya mencapai 25 kali dari sinyal satelit. 

Perubahan Gaya Hidup

Tuntasnya pembangunan tol langit yang diwujudkan dengan pembangunan jaringan fiber optik di seluruh Indonesia diharapkan mampu memupus ketimpangan digital di seluruh pelosok negeri. Dirut Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Anang Achmad Latif mengungkapkan, dengan tuntasnya program Palapa Ring di Indonesia Timur, persoalan konektivitas selesai.

Kini, internet cepat bisa ada dalam genggaman penggunanya. Selain itu, digital ekonomi juga akan sampai ke pelosok Indonesia, termasuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia dan daerah perbatasan. “Karena itu memang menjadi daerah yang ditargetkan tersambung konektivitas nya melalui tol langit,” ujar Anang.

Konsekuensi dari pupusnya ketimpang digital tersebut, Anang mengatakan, adalah terjadinya perubahan gaya hidup. Bahkan, menurut dia, kecepatan internet akan berdampak pula pada layanan pemerintahan.

Hampir semua kementerian dan lembaga terdampak dengan ke tersediaan internet cepat di seluruh Indonesia. Khususnya, dalam hal ketersediaan layanan daring.

Misalnya, di Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kementerian Sosial, serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Jadi, dalam hal ketersediaan sinyal, Anang menegaskan, pemerintah telah hadir dalam menciptakan pemerataan sinyal di seluruh kawasan di Bumi Pertiwi. Persoalan pemerataan memang menjadi tugas pemerintah dalam hal ini Bakti. “Misi kami adalah menciptakan kemerdekaan sinyal,” katanya.

Pembangunan tol langit dari kawasan Barat sampai Timur Indonesia juga merupakan dukungan pemerintah para operator seluler dalam menciptakan akses komunikasi. Anang mengungkapkan, dengan rampungnya tol langit, berarti pihaknya telah mendukung peran operator dalam menciptakan akses komunikasi.

Anang mengakui, Bakti memang telah berdiskusi dengan operator. Selama ini, memang masih ada kendala yang ditemui. Bukan hanya karena jumlah penduduk yang sedikit, tetapi ada masalah biaya yang luar biasa karena pembangunan infrastruktur harus dilakukan melewati lautan. "Itu biayanya mencapai tiga sampai empat kali lipat jika lewat darat," kata Anang.

Oleh karena itu, ia menjelaskan, pemerintah melalui Bakti telah berupaya menyiapkan infrastrukturnya, Palapa Ring. Selanjutnya, ia menambahkan, tinggal provider yang berperan menuntaskan masalah ketersediaan sinyal ke masyarakat.

Karena hal itu, Bakti mengajak provider untuk bersama-sama menyelesaikan masalah konek tivitas. "Memang tidak bisa masing- masing jalan sendiri," ujarnya.

Anang juga mengungkapkan, dengan tuntasnya jaringan Palapa Ring, operator diharapkan bisa segera memanfaatkan dan menjual layanannya dengan kecepatan yang sama cepat dengan di Jawa atau Jakarta, yakni hingga sekitar tujuh Mbps untuk wilayah 3T dan wilayah perbatasan. "Ketika belum ada jaringan Palapa Ring, teks pun sampainya lama. Dengan ini semua, bisa menyiapkan sinyal dengan kecepatan tinggi. Jadi, nanti harganya terjangkau dan kecepatannya baik," katanya.

Menurut Anang, saat ini, Palapa Ring paket barat dan tengah kini sudah ada 10 operator. Sementara itu, di Palapa Ring paket timur, operator diberi kesempatan tiga bulan untuk uji coba secara gratis menggunakan jaringan Palapa Ring.

Ia menyatakan, yang menjadi pekerjaan rumah untuk kawasan masuk kategori tidak layak bisnis adalah melibatkan 10 persen dari penduduk Indonesia. "Persoalannya, yang 10 persen itu susah karena terpencil. Karena itulah, pemerintah akan turun tangan bila operator tidak bisa menye lesaikan," ujarnya.

Caranya, salah satunya adalah dengan membangun infrastruktur telekomunikasi berupa 4.000 BTS dan satelit multifungsi. Ke 4.000 BTS inilah yang berdampak langsung pada masyarakat sehingga kelak sinyal 4G terasa sebagaimana semestinya.

Anang mengungkapkan, selama ini, BTS itu memang ada, namun persoalannya ada di transmisi. "Karena kan jarak ke satelit itu 36 ribu kilometer dari permukaan bumi. Jadi perjalanan sinyal bolak-balik 72 ribu kilometer. Nah, dengan adanya Palapa Ring, perjalanan sinyal akan menjadi singkat," ia menjelaskan. 

 
Dengan hadirnya Palapa Ring, mimpi mewujudkan akses digital yang merata pun coba diwujudkan.
NAMA TOKOH
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat