Teknologi dan masa depan pertanian | Pixabay

Inovasi

Mengintip Masa Depan Pangan

Pemanfaatan teknologi terus dilakukan para usaha rintisan untuk memecahkan masalah di industri peternakan.

Pertanian merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Industri agraria selama ini juga menjadi ujung tombak ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam Forbes 2019 AgTech Summit, yang berlangsung 18-19 September 2019 di Indianapolis, para pemimpin dari seluruh industri pertanian membahas perkembangan inovasi pertanian.

Termasuk pula mencari solusi memecahkan beberapa masalah yang kini mengancam kelangsungan pangan dunia akibat perubahan iklim dan kekuatan tenaga kerja yang kian lemah.

Dikutip dari Forbes, untuk mengatasi krisis pangan global yang saat ini tengah mengancam, berbagai skenario pun diperkenalkan. Tujuannya, tentu mengupayakan ketersediaan pangan masyarakat dunia. Tak hanya untuk generasi yang ada saat ini, tapi juga bagi generasi yang akan datang.Beberapa di antaranya, adalah:

  1. Bagaimana Memerangi Perubahan Iklim

Diperkirakan, sepertiga dari emisi gas rumah kaca buatan manusia saat ini berasal dari pertanian. Perkebunan pun ternyata memiliki kemampuan untuk membantu membalikkan tren ini.

Caranya adalah dengan membuat perubahan dalam praktik penanaman mereka. Ini termasuk menanam lebih banyak tanaman penutup, seperti rumput dan tanaman yang menjalar serta lebih mengutamakan penggunaan pupuk organik daripada pupuk kimia, seperti pupuk kandang.

Semua perubahan ini akan menghasilkan tanah yang lebih sehat dan kemampuan lahan pertanian untuk menarik karbon dari atmosfer, sebagai bagian dari upaya mengimbangi tren pemanasan global.

Pada sebuah panel tentang pertanian regeneratif di Forbes AgTech Summit, Jay Watson, yang bekerja secara berkelanjutan di produsen makanan General Mills, menggambarkan praktik ini sebagai `pertanian yang melindungi, tetapi juga secara alami meningkatkan sumber daya'.

2. Pemanfaatan Mikroba 

Mikroba memainkan peran penting dalam pertanian karena bakteri baik ini dapat membantu pertumbuhan tanaman. Beberapa perusahaan kini telah mulai merekayasa mikroba untuk melindungi tanaman dan meningkatkan pertumbuhan mereka. "Kami benar-benar berada di era kebangkitan produk mikroba," kata salah satu pendiri Joyn Bio, Brynne Stanton, pada panel diskusi tentang mikroba di puncak acara Forbes AgTech Summit.

Kerja sama yang digagas perusahaan biologi sintetis Ginkgo Bioworks dan perusahaan raksasa farmasi, Bayer, bertujuan mengurangi penggunaan pupuk sintetis, dengan merekayasa mikroba secara genetik untuk menyediakan lebih banyak nutrisi bagi tanaman.

 
Ini benar-benar tentang bagaimana kita masuk ke dalam proses pembuatan mikroba baik dan merekayasa apa yang sudah diberikan alam kepada kita.
Brynne Stanton
Salah satu pendiri Joyn Bio
 
 

Meskipun belum diuji di lapangan, salah satu mikroba yang dikembangkan ilmuwan Joyn Bio ternyata mampu menghasilkan biofilm untuk merangsang pertum buhan tanaman, melindungi akar dari hama perusak, dan membantu tanaman menyerap nutrisi dari tanah.

3. Masa Depan Konsumsi Daging

Di tengah kekhawatiran tentang gizi dan perubahan iklim, daging nabati tampaknya menjadi alternatif yang menarik untuk pembuatan sosis dan hamburger tradisional. Stok kesediaan daging pada masa depan, saat ini pun tengah menjadi arena persaingan panas yang dipimpin oleh dua perusahaan baru, Impossible Foods dan Beyond Meat.

Beberapa perusahaan senior juga mulai memasuki permainan ini dengan harapan dapat merayu demografis baru. Salah satunya adalah Smithfield Foods, perusahaan yang belum lama ini mengumumkan lini produk berbasis kedelai untuk memenuhi ke butuhan burger, sosis, bakso, dan daging giling.

4. Pemanfaatan Teknologi untuk Menyelamatkan Hewan Ternak

Penyakit-penyakit hewan ternak sudah lama menjadi mimpi buruk bagi para peternak dan petani. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar dengan cepat, membunuh jutaan hewan dalam setahun, dan membutuhkan biaya besar untuk perawatan dan bisa tetap ber tahan. Beberapa usaha rintisan pun tergerak untuk mencari solusi untuk masalah ini.

Yang pertama, SwineTech. Usaha rintisan ini menggunakan sensor untuk mendeteksi ketika induk secara tidak sengaja meletakkan terlalu banyak berat pada anak mereka, misalnya, saat mereka tidur atau selama menyusui.

Usaha rintisan lainnya adalah Advanced Animal Diagnostics (AAD). AAD memungkinkan petani dengan cepat mendeteksi penyakit menular pada hewan dengan beberapa tetes darah atau kotoran.

Deteksi penyakit dini ini dapat membantu peternak menghemat uang dengan mencegah hewan lain agar tidak sakit dan menghemat penggunaan antibiotik. "Fokus kami adalah menjadi peringatan dini yang dibutuhkan industri ternak," kata Presiden dan CEO AAD, Joy Drach, dalam pidatonya di KTT Thrive Midwest Challenge.

5. Regenerasi Petani

photo
Ilustrasi Pertanian - (Pixabay)

Pertanian memiliki sejarah yang kaya di Amerika Setikat (AS), tetapi sekarang hanya ada sekitar dua juta pertanian di sana, dengan usia rata-ratanya 58 tahun. Dalam upaya untuk membantu lebih banyak anak muda terlibat dalam pertanian, para ahli berfokus pada urbanisasi dan teknologi.

Presiden dan CEO dari National 4-H Council, Jennifer Sirangelo, mengatakan, program pertanian perlu disosialisasikan ke kota-kota yang letaknya berdekatan dengan daerah perdesaan yang lebih tradisional. "Kita perlu membawa pertanian ke tempat yang ramai penduduk," kata dia dalam pertemuan beberapa program 4-H di New York City.

Menurut dia, selain menjangkau petani muda pada masa depan, dorongan untuk urbanisasi juga membantu menumbuhkan lebih banyak keanekaragaman. Kemudian, perlu juga menekankan peningkatan penggu naan teknologi pertanian sekaligus juga memperluas daya tariknya.

Pekerjaan pertanian ini mencakup posisi dalam pengembangan perangkat lunak, teknik, pemasaran, dan banyak jalur ka rier umum lainnya. Kaum muda membantu menciptakan teknologi, bukan hanya mengonsumsinya, kata Sirangelo.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat