Pasien positif Covid-19 terakhir yang dirawat di RSUD Arifin Achmad (tengah) melambaikan tangan untuk berterima kasih kepada tenaga kesehatan saat proses pemulangan di Kota Pekanbaru, Riau, Ahad (31/5). | FB Anggoro/ANTARA FOTO

Kisah Dalam Negeri

Semangat Sembuh dan Jalani Era Normal Baru

Dengan APD seadanya, tak sedikit tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.

OLEH M FAUZI RIDWAN

Jeffrey Mulyono (69 tahun) menjadi salah satu penyintas yang berhasil sembuh dari virus korona jenis baru atau Covid-19. Mantan ketua umum Asosiasi Pertambangan Indonesia ini berbagi kisah awal mula dirinya terpapar Covid-19. Ia mengaku saat itu dirinya mengalami stres. Bahkan, ia sempat membayangkan akan meninggal di ruang isolasi.

Mulyono memperkirakan terpapar Covid-19 karena sering menyentuh benda di tempat umum. Ia juga mengaku jarang mencuci tangan, meski sudah memakai masker dan menjaga jarak. Namun, perlahan Jeffrey mengaku tak ada gunanya berpikir pesimistis. Ia mulai menanamkan sikap optimistis untuk sembuh.

Ia pun menjadikan perjuangan tenaga medis yang ada di garda terdepan perlawanan wabah Covid-19 sebagai penyemangat. Mereka, tenaga kesehatan menjadi orang yang paling berisiko terhadap penularan wabah yang berasal dari Wuhan, Cina, ini, tetapi tetap bersemangat. Bahkan, Jeffrey sendiri menyaksikan langsung bagaimana tenaga kesehatan telah berjuang merawatnya selama 42 hari hingga bisa dinyatakan sembuh.

Dari peristiwa selama 42 hari dirawat ini, Jeffrey bertekad ingin ikut membantu melawan Covid-19 di Indonesia. Ia sempat berniat untuk mendonorkan plasma selnya agar bisa digunakan untuk pengobatan pasien lain. Namun, dengan usianya yang hendak menginjak 70 tahun, rencana itu pun urung dilakukan. Sebab, batas usia pendonor maksimal 60 tahun. "Yang boleh (donor plasma sel) usia 16 sanpai 60 tahun," tuturnya di acara webinar halal bihalal Perhimpunan Mahasiswa Bandung (PMB), Ahad (31/5) malam.

photo
Direktur RSUD Arifin Achmad Nuzelly Husnedi (kanan) memberikan surat keterangan sembuh kepada pasien positif Covid-19 terakhir yang dirawat di RSUD tersebut, di Kota Pekanbaru, Riau, Ahad (31/5).  - (FB Anggoro/ANTARA FOTO)

Meski tak bisa membantu pasien lain, Jeffrey pun tergerak melakukan penggalangan bantuan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan. Menurut dia, dedikasi para tenaga kesehatan untuk merawat dan mendorong kesembuhan pasien Covid-19 patut diapresiasi dan didukung.

"Saudara bukan, tetapi mereka mendedikasikan diri untuk kesembuhan pasien. Dengan APD seadanya, tak sedikit tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19," katanya yang kini selalu menggunakan sarung tangan sekali pakai.

Ia pun menyarankan masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan selama pandemi virus korona. Yakni, dengan menjaga jarak, memakai masker dan rajin mencuci tangan. Seluruh protokol kesehatan ini harus dilakukan dengan ketat. Kini, Indonesia ingin memasuki era new normal setelah hampir tiga bulan berperang melawan Covid-19.

Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro yang tergabung dalam webinar menuturkan, memasuki era new normal memerlukan sikap adaptif dari masyarakat. Meskipun, harus tetap memprioritaskan keselamatan. Dia mengatakan, menormalkan kembali aktivitas produktif di luar rumah akan segera memulihkan ekonomi.

Sejak pandemi Covid-19 terjadi, ia mengatakan pihaknya menerapkan kerja dari rumah untuk 14 ribu karyawannya. "Data sudah ada di database yang bisa diakses dari mana saja sehingga yang bekerja di kantor atau dilokasi operasi bisa kurang dari 50 persen," ujarnya.

photo
Empat dari delapan pasien positif yang telah sembuh dari COVID-19 mengikuti acara pelepasan kepulangan mereka di Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar di Pontianak, Senin (18/5). - (JESSICA HELENA WUYSANG/ANTARA FOTO)

Sisi lain, jurnalis senior Republika, Priyantono Oemar, bercerita tentang kondisi pada saat bangsa Indonesia mengalami kondisi wabah, yaitu pes pada 1911 hingga 1930-an. Saat itu, rakyat Indonesia harus beradaptasi dengan keadaan baru. Selama new normal, kata dia, yang diutamakan adalah kegiatan produktif.

"Di masa wabah yang cukup lama itu, orang-orang beradaptasi dengan keadaan baru. Orang-orang yang bepergian harus terbiasa didisinfektan dan dikarantina sebelum bertemu orang lain di tempat tujuan," katanya. Di era new normal saat ini, menurut dia, kegiatan yang tidak produktif seperti pergi ke mal atau makan di kafe bisa diminimalisasi.

Ia pun menyoroti keberadaan pasar tradisional yang belum sepenuhnya menerapkan protokol kesehatan. "Saya beberapa kali mencoba keluar-masuk pasar tradisional, tak ada pemeriksaan suhu, tak ada penjarakan kios. Pengunjung bisa berdesakan di pasar tradisional," katanya. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat