Sejumlah petugas pemadam kebakaran menyemprotkan disinfektan di Masjid Agung Al-Barkah, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (28/5). | Putra M. Akbar/Republika

Kabar Utama

Umat Diminta Disiplin Saat Rumah Ibadah Kembali Dibuka

Pembukaan rumah ibadah harus dengan pertimbangan matang dan ilmiah.

 

JAKARTA – Pemerintah bakal segera mengumumkan protokol pembukaan kembali rumah-rumah ibadah seturut pemberlakuan kelaziman baru alias new normal. Terkait rencana itu, tokoh-tokoh agama meminta umat tetap berdisiplin saat nantinya revitalisasi tempat ibadah diberlakukan.

"Jika new normal diterapkan, saya bicara sebagai tokoh agama, saya harap masyarakat, jamaah, pengurus masjid, supaya disiplin. Depan pintu masjid ada ruang disinfektan, ada hand sanitizer, fasilitas cuci tangan dengan sabun," kata dai kondang Ustaz Abdul Somad kepada Republika, Kamis (28/5).

Ustaz Abdul Somad menekankan, rencana pemerintah membuka rumah ibadah harus dengan pertimbangan yang matang dan ilmiah. "Kalau terjadi penularan, jangan salahkan masjid. Kita berhadapan dengan virus mematikan. Yang bisa memutuskan kita siap atau tidak adalah dokter, berdasarkan data dan fakta, bukan ekonom, politikus, apalagi pengamat. Kalau salah mengambil keputusan, ini yang jadi korban adalah masyarakat," kata dia.

Pimpinan Ponpes Darut Tauhid Abdullah Gymnastiar juga mengimbau umat Islam tetap mengutamakan keselamatan saat masjid dibuka. “Karena Islam sangat mendahulukan sesuatu yang menjauhi mudharat dibanding dengan yang maslahat. Mari kita ikuti protokol kesehatan dan ibadah yang nanti disampaikan dengan benar," kata pria yang akrab disapa Aa Gym tersebut, Kamis (28/5).



Juru Bicara Satgas Covid-19 Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhammad Cholil Nafis meminta pemerintah membuka data penyebaran dan kurva kasus positif Covid-19 sebelum mengeluarkan kebijakan pembukaan tempat ibadah. Ia menyampaikan, para dai di MUI juga sudah rindu beraktivitas dan berdakwah. Namun, menjaga kesehatan dan jiwa tetap didahulukan daripada hal lain. Satgas Covid-19 MUI juga berpesan kepada umat agar menjaga kesehatan serta tetap menjaga protokol kesehatan dan kebersihan jika umat hendak masuk masjid.

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menyatakan, ia berencana mengumumkan protokol kesehatan untuk memfungsikan kembali rumah ibadah pada era normal baru, Jumat (29/5) sore ini. "Karena yang agak kompleks adalah mempersiapkan shalat Jumat, sehingga kalau Jumat Sore kami umumkan masih ada satu minggu untuk mempersiapkan pada Jumat berikutnya," kata Fachrul Razi, Kamis (28/5).

Fachrul mengatakan, Kementerian Agama akan memberikan kewenangan kepada kecamatan untuk memutuskan rumah ibadah mana saja yang boleh dibuka. Selain itu, salah satu protokol juga menganjurkan tentang perlunya rumah ibadah membuat tulisan imbauan untuk tidak beribadah di rumah ibadah bagi anak-anak dan orang yang sakit.

Selain itu, protokol kesehatan lain, seperti mencuci tangan dan memakai masker, dan jaga jarak tetap diberlakukan. Fachrul menambahkan, ada juga protokol rumah ibadah nantinya hanya akan diisi sekitar 20 persen dari kapasitas. Begitu juga untuk acara pernikahan nonresepsi, tetap disesuaikan 20 persen dari kapasitas rumah ibadah.

 
Karena Islam sangat mendahulukan sesuatu yang menjauhi mudharat dibanding dengan yang maslahat. Mari kita ikuti protokol kesehatan dan ibadah yang nanti disampaikan dengan benar.
ABDULLAH GYMNASTIAR, Pimpinan Ponpes Darut Tauhid
 



Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud mengatakan, pemerintah bisa mencontoh cara Arab Saudi membuka masjid kembali dalam era kelaziman baru. “Masjid di Haramain itu sudah ada protokolnya untuk bagaimana bisa masuk ke masjid. Misalnya, masjid dibuka 15 menit sebelum azan dan ditutup 10 menit setelah shalat,” ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis (28/5). Ia juga menyatakan perlunya pemetaan yang terperinci soal daerah-daerah yang boleh membuka rumah ibadah.

Sedangkan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir meminta pemerintah mematangkan skema new normal disertai penjelasan objektif yang transparan. “Faktanya, dari laporan BNPB, pandemi Covid-19 belum teratasi," kata Haedar dalam keterangannya, Kamis (28/5). Pertimbangan yang matang itu menurut dia penting agar masyarakat tidak menjadi korban.

Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Albertus Patty juga menyatakan, pihaknya akan kritis terhadap rencana pemerintah untuk membuka kembali rumah ibadah pada era kelaziman baru. Menurut dia, PGI tetap akan merujuk pada statistik penularan Covid-19 sebelum memutuskan membuka gereja-gereja.

"Jadi, kalau Menag bilang sudah boleh ke gereja, mungkin kita terima kasih untuk Menag. Tetapi, kita tidak akan terlalu cepat untuk mengatakan ‘iya’ juga, karena keselamatan umat maupun bangsa ini jauh lebih penting dari itu," katanya. 


Daerah Siap Buka Rumah Ibadah
Daerah-daerah masih menunggu surat edaran resmi dari Kementerian Agama terkait aktivitas ibadah keagamaan di tengah pandemi Covid-19. Meski begitu, langkah-langkah persiapan pembukaan rumah ibadah tetap dilakukan.



"Sambil menunggu teknis detail dari Menteri, khusus di Jabar masjid akan dibuka untuk shalat Jumatan dan shalat lima waktu dulu," ujar Plt Kepala Kanwil Kemenag Jabar HA Handiman Romdony di Bandung, Kamis (28/5). Menurut Dony, pelaksanaan shalat Jumat dan shalat lima waktu di semua masjid di Jabar, tetap harus memperhatikan protokol kesehatan.

Masjid-masjid di DKI Jakarta juga masih menunggu pengumuman lebih lanjut.  Kepala Humas dan Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah mengatakan hingga kemarin masjid nasional itu belum dibuka untuk umum. “Masjid Istiqlal sampai saat ini masih belum dibuka, jadi segala macam pelayanan ibadah belum bisa dilakukan,” katanya saat dihubungi oleh Republika, Kamis (28/5).

Ia melanjutkan sampai saat ini belum mendapat intruksi lebih lanjut dari Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar yang masih akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan banyak pihak. Menurutnya, kebijakan yang dilakukan nanti harus matang karena berhubungan dengan keselamatan masyarakat.

Di waktu yang sama, Masjid Istiqlal sedang direnovasi besar-besaran. Oleh karena itu, pihak Masjid Istiqlal menginginkan tentunya jika masjid dibuka nanti, sudah mempersiapkan banyak hal. Termasuk tempat parkir, menyediakan protokol kesehatan, kebersihan, dan keamanan. Semua itu butuh proses dan tidak bisa tergesa-gesa.

Di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK). Sekretariat Dewan Pengurus MASK, Ismed Hasan Putro masih menunggu keputusan dari Pemda DKI Jakarta dan MUI terkait pembukaan kembali masjid. Sementara ini MASK masih tutup, sehingga masjid tidak bisa melayani shalat lima waktu dan shalat jumat.

Walaupun sempat ada usulan relaksasi masjid dari berbagai pihak, kata dia itu tidak bisa dijadikan sebagai acuan. “Masjid Agung Sunda Kelapa kan masjid pemda, jadi tata kelolanya merujuk kepada aturan Pemda DKI,” ujarnya.

photo
Sejumlah pengurus masjid memasangkan tanda silang untuk membatasi shaf jamaah di Masjid Agung Al-Barkah, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (28/5). Pemerintah Kota Bekasi mulai membuka Masjid untuk kegiatan Shalat Jumat di wilayah zona hijau COVID-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan - (Republika/Putra M. Akbar)



Terlebih, kawasan Menteng tempat Masjid Agung Sunda Kelapa berlokasi sudah termasuk wilayah yang rawan karena sudah ada beberapa orang yang meninggal karena virus Covid-19. Di lain hal, pihak pengelola Masjid Agung Sunda Kelapa memiliki keterbatasan untuk mengontrol jamaah. Sehingga, protokol kesehatan nanti sangat perlu diperhatikan.

Masjid Cut Meutia juga masih menunggu pengumuman dari Pemda DKI dan MUI. Ketua Harian Masjid Cut Meutia, Koko Satriyo. Sementara ini pengurus masjid sudah menyiapkan sejumlah protokol kesehatan saat dibuka nanti.

Di antaranya penyediaan hand sanitizer, penggunaan masker, dan kebersihan masjid dengan disinfektan sudah dipersiapkan. Ini dikarenakan karena letak masjid di tengah wilayah Jakarta.  “Tetap masih menunggu nanti tata caranya gimana. Karena kita pengurus juga enggak tahu new normal nanti kayak gimana,” katanya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga melakukan pengecekan guna mempersiapkan penerapan normal baru di Masjid Agung Semarang alias Masjid Kauman Semarang dan Gereja Katedral Semarang, Rabu (27/5). 

Saat berkunjung ke Gereja Katedral, Ganjar melihat belum ada persiapan khusus karena pelaksanaan ibadah di gereja itu dilakukan secara daring selama pandemi Covid-19. Sedangkan saat mengunjungi Masjid Agung Kauman Semarang, sudah terlihat adanya persiapan yang dilakukan takmir masjid setempat dengan membuat batas jemaah dengan memberikan tanda silang pada lantai.

Di depan masjid, petugas keamanan juga siap dengan alat pengukur suhu tubuh dan setiap jamaah juga diwajibkan cuci tangan menggunakan sabun atau cairan penyanitasi tangan yang disiapkan di pintu masuk atau tempat wudhu.

"Kami sudah siapkan sejak lama dengan membuat batasan-batasan jemaah. Kalau ada jemaah, kami hanya membuka satu akses masuk dan ke luar dengan pengaturan jarak," ujar Ketua Takmir Masjid Agung Kauman Semarang KH Hanif Ismail.

Pemerintah Kabupaten Banyumas juga mulai mengkaji kemungkinan pembukaan tempat ibadah. ''Kita sedang mengkaji dan sedang menyusun SOP-nya. Nanti pembukaannya dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus,'' ujar Bupati Achmad Husein, Kamis (28/5).

Namun dia menyebutkan, masjid yang nantinya diizinkan untuk menyelenggarakan kegiatan shalat berjamaah, tetap harus menaati prosedur kesehatan yang ditetapkan. Antara lain, jemaah harus menjaga jarak dan mengenakan masker. ''Seluruh ketentuan itu,  nanti ada dalam SOP,'' ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat