Ilustrasi big data | Dok Toshiba TEC Corporation

Inovasi

Bijaksana Mengelola Data Pengguna

Perusahaan kini telah mulai memperoleh data dari lingkungan aktual dunia fisik.

 

Peneliti keamanan dunia maya, Gabi Cirlig menuding Xiaomi merekam aktivitas pengguna ponselnya secara diam-diam. Cirlig berbicara dengan Forbes setelah mengetahui ponsel pintar Redmi Note 8-nya merekam banyak hal yang ia lakukan di telepon. Data itu kemudian dikirim ke server jauh yang dimiliki oleh raksasa teknologi Cina lainnya, Alibaba, yang kemungkinan disewa oleh Xiaomi.

Cirlig juga menemukan sejumlah besar perilakunya dilacak, sementara berbagai jenis data perangkat juga dikumpulkan. Ini membuat Cirlig khawatir identitas dan kehidupan pribadinya terekspos ke perusahaan Cina tersebut. Ketika Cirlig melihat-lihat berbagai laman di browser default perangkat Xiaomi, tercatat semua situs yang pernah ia kunjungi, termasuk permintaan dengan mesin pencari dengan Google atau DuckDuckGo, hingga setiap item yang dilihat pada fitur newsfeed dari perangkat lunak Xiaomi.

Seperti yang dilansir dari Forbes, pelacakan itu tampaknya terjadi bahkan ketika ia menggunakan mode incognito yang seharusnya bersifat pribadi. Perangkat juga merekam folder apa yang ia buka dan layar mana yang dia usap, termasuk bilah status dan halaman pengaturan. Semua data dikumpulkan den dikirim ke server jauh yang berada di Singapura dan Rusia, meskipun domain Web yang mereka hosting terdaftar di Beijing.

Country Manager Xiaomi Indonesia Alvin Tse mengungkapkan, Xiaomi sebagai perusahaan sangat menjunjung tinggi keamanan data para penggunanya dan menjunjung tinggi regulasi yang ada di market, di mana pun mereka beroperasi. Ia mengatakan, selama ini, selalu ada update pengumpulan data dari semua elemen.

Semua pembaruan apapun itu, Xiaomi selalu memberikan informasi dan mendapatkan persetujuan dari pengguna mereka. Pengumpulan data ini bertujuan untuk memperbaiki dan memaksimalkan pengalaman pengguna dengan persetujuan penggunanya tersebut. “Jadi sebenarnya pengumpulan data ini awam dalam artian untuk memperbaiki pengalaman pengguna, untuk memaksimalkan experience para pengguna, dengan consent pengguna,” kata Alvin.

Sebelum mengumpulkan data, Xiaomi akan memberikan semacam formulir term and condition. Kalau pengguna tidak memberikan persetujuan di formulir tersebut, maka tidak akan ada pengumpulan data.

Ketika pengguna menyetujui term and condition tersebut,  berarti data mereka bisa dikumpulkan dan data tersebut juga akan anonim. Tidak akan ada nama ataupun detail apapun yang membedakan itu semua. “Jadi, itu semuanya anonim dan hanya digunakan untuk para engineer kami (untuk) memaksimalkan (pengalaman) pengguna,” ujarnya.

Selanjutnya data dikumpulkan di cloud yang juga memiliki peraturan dan memiliki term and condition yang jelas dan terenkripsi. Selain itu, Xiaomi juga akan segera menghadirkan sistem antarmuka MIUI 12. Sistem antarmuka ini disebut sebagai salah satu perlindungan pengguna yang paling tinggi di android.

 

Memberikan Nilai Pada Data

Saat ini, kita menyaksikan ledakan data di saat perangkat komputasi melekat di berbagai benda sehari-hari. Mulai dari, data keputusan pembelian kita, kondisi kesehatan, hingga kinerja peralatan di pabrik. 

Namun data ini belum sepenuhnya digunakan. Ketika data diproses, diorganisasi, dan disajikan dalam konteks tertentu, data menjadi informasi yang bermakna yang dapat meningkatkan kehidupan kita sehari-hari. 

Toshiba Data Corporation, sebuah perusahaan baru yang didirikan pada tahun 2020, pun hadir untuk mengeksplorasi kemungkinan pemanfaatan data untuk mewujudkan manfaat nyata bagi masyarakat. 

CEO & Direktur Perwakilan Toshiba Data Corporation, Taro Shimada, mengungkapkan, dalam 10 tahun terakhir, banyak perusahaan menciptakan suatu nilai perusahaan yang sangat besar dengan menggunakan informasi yang mereka kumpulkan dari komputer dan smartphone. “Saya menganggap model bisnis mereka sebagai 'cyber-to-cyber’. Tetapi baru-baru ini, dengan masalah yang berkembang termasuk batasan volume data dan proses akuisisi data, perusahaan-perusahaan ini telah mulai memperoleh data dari lingkungan aktual physical world.

photo
Big Data - (Pixabay)

Menurut perkiraan IDC (International Data Corporation), jumlah total data di dunia akan tumbuh lebih dari lima kali lipat dari 2018 hingga 2025. “Di Toshiba, kami percaya, jumlah data yang dibuat dari dunia fisik, seperti peralatan pabrik dan sistem transportasi - akan jauh melebihi data yang dibuat dalam bisnis siber,” Shimada melanjutkan. 

Saat ini, data memang ada di mana-mana. Di stasiun kereta, ketika melewati gerbang tiket dan naik kereta. Di kantor, ketika memasukkan data ke berbagai sistem, dan melakukan layanan pemeliharaan pada berbagai jenis peralatan. 

Termasuk juga, ketika mengunjungi pusat perbelanjaan dan membayar di kasir. Dalam banyak contoh ini, data tidak digunakan dan dapat dipanen. “Di sanalah Toshiba hadir. Dengan penawaran dan keterlibatan perusahaan dalam sistem point-of-sales (POS), mesin industri dan infrastruktur sosial, Toshiba dapat menyalin data dari dunia fisik, memasukkannya ke dunia maya, dan kemudian menggabungkan data baru dengan data cyber yang sudah ada untuk menciptakan sesuatu yang memiliki value,” Shimada menjelaskan. 

 

Dunia yang Terhubung

Saat ini, Toshiba tengah fokus mengumpulkan data perilaku konsumen di dunia fisik (aggregating behavioral data consumer in physical world) . Kemudian, dengan izin mereka atau setelah menganonimkan data, memberikan nilai yang diciptakan kembali kepada konsumen. Berbagai penyedia layanan pun, dapat memberikan penawaran pelanggan yang berbeda sesuai dengan data yang dikumpulkan. 

Contohnya, adalah Nota cerdas atau Smart Receipt yang dikembangkan Toshiba TEC Corporation. Sistem Smart Receipt mendigitalkan kwitansi kertas yang akan diterima pelanggan ketika melakukan pembayaran di toko. 

Dengan sistem ini, pelanggan akan dapat menerima tanda terima dalam format digital ketika barcode dipindai dari smartphone mereka. Pelanggan kemudian dapat menyimpan informasi dengan mudah sebagai bukti pembelian atau sebagai alat untuk melacak pengeluaran. 

Pengecer juga dapat menggunakan informasi yang sama dan menawarkan kupon diskon khusus sesuai dengan perilaku pembelian konsumen. “Akuisisi data adalah masalah yang sangat sensitif, tetapi kami percaya data merupakan bentuk infrastruktur yang penting bagi penciptaan masyarakat yang berkelanjutan,” ujar Shimada.

 
Data pribadi tidak boleh dimonopoli. Toshiba berupaya menciptakan 'dunia yang terhubung'.
TARO SHIMADA, CEO & Direktur Perwakilan Toshiba Data Corporation
 

Saat ini, Toshiba Data juga sedang mempertimbangkan untuk menawarkan dukungan manajemen kepada institusi medis. Dengan berkolaborasi dengan penyedia lain, Toshiba bertujuan untuk membantu institusi medis untuk menganalisis data pasien dan mengidentifikasi berbagai penyakit pra-gejala untuk tujuan pemantauan kesehatan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat