Warga berolahraga di kawasan Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (3/5). Beberapa warga melakukan olahraga secara mandiri akibat pandemi COVID-19 dan adanya pelarangan olahraga secara berkelompok atau berkerumun saat Pembatasan Sosial Ber | Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO

Tajuk

Melangkah Hati-Hati

Mestinya juga pemerintah bertindak berdasarkan perencanaan matang, data akurat, dan konsultasi dengan pakar kesehatan.

Sejumlah negara memutuskan memperlonggar lockdown yang telah ditetapkan puluhan hari lamanya. Kota Madrid, Spanyol, misalnya, pada Sabtu (2/5) mengizinkan warganya keluar rumah untuk berolahraga.  

Ada pembagian waktu bagi warga berusia muda, tua, dan anak-anak. Orang dewasa mendapatkan slot waktu antara pukul 06.00 dan 10.00 waktu setempat. Orang tua pada pukul 10.00 hingga tengah hari, sedangkan anak-anak dari tengah hari sampai pukul 19.00.

Warga merasakan kembali ‘kebebasan’ setelah harus tetap berada di rumah selama 50 hari akibat pandemi Covid-19. Meski demikian, ‘kebebasan’ ini juga dihantui kekhawatiran. Mereka ragu apakah virus ini telah benar-benar hilang.

Apalagi, Spanyol merupakan salah satu negara di Eropa yang memiliki kasus Covid-19 yang tinggi. Hingga Sabtu (2/5), mereka memiliki 216.582 kasus dan sebanyak 25.100 di antaranya berakhir dengan kematian.

Italia juga berencana mulai hari ini (4/5) melonggarkan secara parsial kebijakan lockdown yang telah berlangsung selama dua bulan. Warga hanya diizinkan ke toko kelontong, apotek, bekerja, ke dokter, serta mengunjungi saudara dan rekan.

Mereka diperbolehkan pergi keluar wilayah tempat tinggal jika mampu membuktikan bahwa kepergiannya itu memang benar-benar diperlukan. Jika semuanya stabil, fase pelonggaran lebih jauh dilakukan pada pertengahan Mei mendatang.

Syaratnya, kurva kasus Covid-19 terus menurun. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte berterima kasih atas kesabaran warga selama ini. Namun, ia pun mengingatkan fase berikutnya yang bakal lebih sulit. Italia, kata dia, belum bebas pandemi.  

 
Pemerintah mesti bersikap rendah hati untuk meminta masukan dalam memilih setiap langkah.
 
 

Conte mengakui kebijakannya memicu perdebatan di negaranya. Namun, ia bersikeras untuk tak sekaligus menghentikan lockdown sebab langkah itu justru bisa melahirkan kasus baru dan kondisi normal bakal sulit tercapai.

Apalagi, Italia merupakan awal pusat penyerabaran virus korona di Eropa. Maka, ketika negara manapun, termasuk Indonesia, yang ingin melonggarkan kebijakan //lockdown//, karantina, PSBB, atau apa pun namanya, harus melalui perhitungan cermat.

Dalam konteks Italia, mereka telah menetapkan jadwal dan syarat yang memungkinkan bisa melangkah lebih jauh. Misalnya, syarat penurunan kurva kasus Covid-19. Di sisi lain, PM Conte jujur menyatakan, Italia belum benar-benar bebas dari pandemi ini.

Tentu mestinya juga pemerintah bertindak berdasarkan perencanaan matang, data akurat, dan konsultasi dengan pakar kesehatan. Dalam konteks ini, merekalah yang memiliki kapasitas yang bisa memandu langkah pemerintah dalam menetapkan kebijakan.

Pemerintah mesti bersikap rendah hati untuk meminta masukan dalam memilih setiap langkah. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan terkait pandemi ini tak membingungkan masyarakat dan berjalan efektif.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe Senin ini bakal menggelar pertemuan dengan para pakar, meminta pandangan mereka mengenai langkah selanjutnya. Ini terkait rencana memperpanjang keadaan darurat hingga 31 Mei mendatang.

Langkah ini berkaitan dengan upaya penyebaran lebih luas kasus Covid-19 yang telah menginfeksi 5.589 orang dan menyebabkan 530 orang meninggal dunia. Kita berharap, negara-negara di dunia bisa saling belajar satu sama lain dalam menghadapi pandemi ini.

Dengan demikian, mereka bisa saling melengkapi langkah-langkah untuk meredam penyebaran virus korona. Kita juga berharap, pandemi segera berakhir dan semua berangsur pulih baik ekonomi, kehidupan sosial, dan sektor lainnya. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat