Anggota Serikat Pekerja Pelayanan meneriakkan yel-yel sambil berpawai memperingati Hari Buruh Internasional di Seoul, Korea Selatan, Jumat (1/5). | EPA-EFE/KIM CHUL-SOO

Internasional

Guterres: Korsel Berhasil

Jumlah pasien yang sembuh telah melampaui satu juta orang.

 

NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berharap banyak negara di dunia mengikuti "contoh luar biasa" dari Korea Selatan (Korsel) dalam menangani pandemi virus korona penyebab Covid-19. Sementara itu, dunia mencatat, pasien yang sembuh dari Covid-19 melampaui angka satu juta orang.  

Guterres mengacu pada pengumuman Korsel yang tak lagi memiliki kasus baru Covid-19, Kamis (30/4). Ia pun menyebut langkah-langkah Korsel "luar biasa berhasil". 

"Kami berharap contoh dari Korsel akan diikuti oleh banyak negara lain di dunia," kata Guterres, dalam konferensi pers di New York, Amerika Serikat (AS), Kamis.

Pusat Penanganan dan Pencegahan Penyakit Korsel mengumumkan pada Kamis bahwa negara mereka memiliki lebih dari 10 ribu kasus Covid-19 dan lebih dari 9.000 pasien sembuh. Dalam 24 jam terakhir, hanya ada empat kasus dan itu pun impor. 

Korsel pertama kali mengonfirmasi kasus pertama Covid-19 pada 20 Januari, yaitu pada hari yang sama dengan AS. Namun, Korsel menggunakan perangkat tes yang sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Korsel juga mengizinkan swasta ikut memproduksi alat tes tersebut. Korsel memobilisasi tes hingga lebih dari 20 ribu orang per hari.

Sebaliknya, AS memutuskan untuk menggunakan alat tes yang dikembangkan sendiri, dengan sasaran gen yang berbeda dari yang disarankan WHO. Perangkat tes AS ternyata memiliki akurasi rendah. Akibatnya, AS kemudian kewalahan dengan perkembangan kasus Covid-19.

photo
Seorang pemilih yang mengenakan masker untuk membantu melindungi dari penyebaran virus corona yang baru diperiksa suhu pada saat kedatangannya untuk memberikan suaranya untuk pemilihan parlemen di sebuah TPS di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 15 April, 2020. (AP)

Saat berita ini ditulis, data Johns Hopkins University menunjukkan, ada lebih dari 3,2 juta kasus Covis-19 secara global. Dari jumlah itu, lebih dari satu juta ada di AS. 

Namun, angka kesembuhan pasien secara global juga telah melampaui angka satu juta orang. Sementara itu, sejumlah negara termasuk di Eropa berencana melonggarkan pembatasan yang selama ini berlaku. Negara-negara tersebut berencana memulai kembali dunia usaha dan sekolah. 

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengeklaim, Inggris sudah melewati masa puncak pandemi. Kini tingkat kasusnya mulai menurun. 

"Kita telah berada di bawah titik puncak dan kini kita bisa melihat ada cahaya dan taman menghijau di depan sana," kata Johnson dalam konferensi pers pertama sejak ia sembuh dari Covid-19. "Namun, juga amat vital bahwa kita tidak boleh lepas kendali dan terjatuh ke puncak yang kedua atau malah lebih parah."

Tetap tuding Cina

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mempertajam retorikanya terhadap Cina terkait pandemi. Dua sumber mengatakan, Gedung Putih membahas sejumlah opsi tindakan terhadap Cina. Namun, kedua sumber mengingatkan, pembahasan ini masih pada tahap sangat awal.

photo
Presiden AS Donald J Trump. - (AP/Doug Mills/The New York Times POOL)

Trump mengaku, telah melihat bukti bahwa virus korona berasal dari laboratorium di Cina. Laman BBC melaporkan, dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Kamis, Trump ditanya wartawan, "Apakah pada saat ini Anda sudah melihat ada sesuatu yang membuat Anda amat yakin bahwa Wuhan Institute of Virology adalah asal dari virus ini?"

"Ya sudah. Sudah." kata Trump tanpa memerinci. "Menurut saya, WHO harusnya malu pada mereka sendiri karena mereka seperti badan hubungan masyarakat (humas) untuk Cina."

Ketika diminta untuk memerinci komentarnya, Trump menjawab, "Saya tidak bisa mengatakannya kepada Anda. Saya tidak berwenang."  

Pernyataan Trump ini bahkan mendahului penelitian yang dilakukan badan-badan intelijen AS sendiri. Sebelumnya, badan intelijen AS menyatakan, masih menyelidiki asal virus korona. Namun, mereka menegaskan, Covid-19 "bukan buatan manusia atau rekayasa secara genetik."

Cina juga sudah menolak tudingan Trump beberapa kali. Cina bahkan mengkritik respons AS dalam menghadapi pandemi Covis-19. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat