Ilustrasi remaja mengakses konten dakwah | ANTARA FOTO

Cahaya Ramadhan

Di Tengah Pandemi Korona, Remaja Masjid Tetap Produktif

Remaja masjid harus menginspirasi teman-temannya untuk mengakses konten kajian Islam.

Oleh MEILIZA LAVEDA 

 

JAKARTA -- Remaja-remaja masjid sedang memutar otak untuk tetap berkegiatan selama Ramadhan 1441 Hijriyah. Pandemi korona bukan menjadi alasan bagi anak muda untuk bermalas-malasan di rumah. 

Sayangnya, tak dimungkiri, beberapa aktivitas yang sudah anak-anak muda siapkan untuk Ramadhan terpaksa dibatalkan. Salah satunya, perhelatan musik tahunan Ramadhan Jazz Festival (RJF) yang digagas oleh Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA). 

Ketua Umum Ricma, Muhammad Husein, mengatakan, agenda RJF tahun ini ditiadakan. "Dengan kondisi seperti ini, kami sepakat RJF tahun ini ditunda. Jadi untuk RJF ke-10 insya Allah kami adakan tahun depan," ujarnya kepada Republika, Senin (27/4). 

 Untuk menemani masyarakat, khususnya anak muda selama Ramadhan, RICMA sedang menyiapkan pesta musik daring. Konser virtual ini direncanakan digelar pada pertengahan Ramadhan. Nama-nama para pengisi acara belum bisa diumumkan.

 Husein menyebut konser daring ini sekaligus menggalang donasi bertajuk "THR untuk Marbot" pada platform Kitabisa. Dia berharap dana yang terkumpil bisa mencapai Rp 500 juta. 

 Selain penggalangan dana dan konser daring, RICMA mengadakan kajian Islam, Ramadhan talkshow, serta zakat, infak, dan sedekah (ZIS) daring. Kegiatan tersebut bisa diakses di Youtube, Instagram, dan Spotify

photo
Mutiara Ramadhan - (Republika)

 Ketua Umum Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA), Pristowo Ariya Putra, mengatakan, kegiatan masjid yang bersifat kontak langsung seperti ibadah Tarawih, buka bersama, dan iktikaf ditiadakan. Selama pandemi dan Ramadhan, kegiatan masjid hanya via daring meliputi kajian dan edukasi daring.

Dia berharap anak muda dapat memanfaatkan waktu dengan baik selama Ramadhan. Dia bersyukur tim RISKA bisa diajak bekerja sama mengatur seluruh program Ramadhan.

 "Alhamdulillah, remaja RISKA ini punya tim yang masya Allah luar biasa tangguh, profesional, loyalitas, dan team work yang baik," ujarnya.

 Kegiatan Ramadhan yang diselenggarakan RISKA berlangsung setiap hari selama Ramadhan. Ada acara yang diakses di Youtube maupun Zoom. Untuk mengajak massa, kegiatan ini memanfaatkan media sosial (medsos) dan siaran dari grup. 

 Selain itu, kegiatan yang bersifat sosial tetap dijalankan, seperti pembagian sembako. "Kegiatan kita yang sifatnya sosial juga dilakukan, seperti pembagian sembako," ujarnya.

 RISKA membagikan sembako kepada warga Menteng yang terdampak wabah Covid-19 pada pekan lalu. Total ada 432 orang penerima manfaat. Kegiatan ini juga atas kerja sama dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan Majelis Taklim Ibu-Ibu Sunda Kelapa.

 Kegiatan yang bersifat sosial tersebut juga dilakukan secara daring. Ariya mengatakan, RISKA juga membuka donasi daring yang dikhususkan untuk membantu petugas medis melalui platform Kitabisa dan Dompet Duafa. 

 Berubahnya jadwal kegiatan juga berlaku di Masjid Agung Jawa Tengah. Ketua Umum Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT) Anies Muchabak mengatakan kegiatan masjid berubah menjadi daring. Apalagi, memasuki Ramadhan, banyak kegiatan yang ditiadakan seperti shalat Tarawih dan kajian peringatan hari besar Islam (PHBI). 

 Kegiatan yang diselenggarakan secara daring ada tiga, yakni kajian bakda Zhuhur, kajian interaktif, dan kajian menjelang puasa. Setiap hari diisi dengan narasumber yang berbeda. Anies memberikan saran bagaimana anak muda agar tetap aktif selama Ramadhan, meski di tengah pandemi. 

 Dia selalu menjaga keseimbangan imun dan iman. Menjaga daya imunitas tubuh dengan selalu mempraktikkan pola hidup sehat, makan sahur dan buka puasa tepat waktu, dan berolahraga. 

 Untuk menjaga daya iman, bisa dengan memperbanyak ibadah kala Ramadhan. "Perbanyak ibadah di bulan Ramadhan, tadarus Alquran, mengaji online, menggunakan medsos dengan baik, dan selalu berpikir positif," ujarnya. 

 

Tiga cara

Pembina Indonesia Quran Reciter Application (IQRA) Ustaz Ahmad Syauqi mengatakan, ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh anak muda untuk memaksimalkan kegiatan ibadah selama Ramadhan. Pertama, lakukan self talk (berbicara pada diri sendiri). Pikirkan dan renungkan apa yang selama ini kurang dan apa yang harus dibenahi. 

Self talk bertujuan untuk mengukur Ramadhan terdahulu dan apa yang harus dikejar di Ramadhan kali ini. "Bicara kepada diri kita sendiri mana yang kurang, jika sudah tahu jawabannya, lalu kembangkan," ujarnya.

 Ustaz Syauqi lantas menganjurkan anak muda memperbanyak membaca dan memperdalam ilmu. Anak muda saat ini sangat fokus kepada gadget. Untuk itu, menurut dia, usahakan untuk ]memaksimalkan gadget untuk mendengarkan ceramah dan kajian Islam.

 Terakhir, perbanyak ibadah. Membaca Alquran menjadi yang paling harus digalakkan karena Ramadhan merupakan bulan Alquran. = 

Untuk menjaga konsisten ibadah, dia mengajak anak muda terus melakukan ketaatan. Dengan melakukan ketaatan yang konsisten maka kestabilan iman akan terjaga. "Misalnya membaca Alquran setiap hari 15 menit dilakukan selama Ramadhan. Ini akan membuat kita terbiasa," kata Ustaz Syauqi.

 

Adab bermedia sosial

Saat pandemi Covid-19 dan physical distancing seperti ini, anak-anak, remaja, dan orang tua lebih banyak di rumah memenuhi aktivitasnya secara online. Media sosial (medsos) nyaris menjadi perangkat yang selalu menemani dengan beragam kebutuhan, baik sebagai sumber informasi, pengetahuan, media silaturahim, hiburan, bisnis, dan jenis penggunaan media sosial lainnya.

Tampaknya, tak perlu lagi diuraikan mengenai efek negatif dan positif medsos. Namun, ada rambu-rambu dan tuntunan bermedia sosial, antara lain:

Pertama, tidak menyaksikan konten dan video yang tidak sesuai dengan syariah, seperti video asusila, apalagi menyebarluaskannya. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW, "Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina mata adalah dengan melihat (yang diharamkan), zina hati adalah dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang)...." (HR Ahmad).

Kedua, tidak melalaikan pengguna akan kewajiban atau aktivitas yang lebih prioritas. Melalaikan aktivitas wajib, misalnya, memanfaatkan hari kerja saat work from home (WFH) dengan mengikuti obrolan dan merespons pertanyaan di grup Whatsapp, hingga melalaikan jam kerja serta tugasnya di rumah. Melalaikan aktivitas yang lebih prioritas itu tidak sesuai dengan tuntunan, seperti berlama-lama chatting hingga menghabiskan waktu produktifnya. Ibnu Qayyim berkata, "Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian karena menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penduduknya." (Ibnu Qayyim, al-Fawaid hlm 44).

Ketiga, memanfaatkan fitur dan konten yang positif. Seperti, memanfaatkan medsos untuk tabayyun atas berita yang dibutuhkan oleh pribadi atau orang banyak tentang kebenarannya atau ikut membagikan berita-berita yang dibutuhkan oleh masyarakat. Maka, itu bernilai kebaikan. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW, "Barang siapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya." (HR Muslim).

Keempat, informasi dan pernyataan yang dibagikan ke media sosial itu sahih, bermanfaat, tidak menyebabkan fitnah atau permusuhan.

Kelima, menggunakan kalimat yang santun, jelas, serta sesuai momentum agar pesan bisa diterima dan dipahami sehingga menjadi kebaikan. Sebagaimana penegasan Ali bin Abi Thalib RA, "Berbicaralah kepada manusia dengan yang mereka pahami. Apakah kalian suka apabila Allah dan Rasul-Nya didustakan?" (HR Bukhari).

Karena medsos mudah diakses oleh semua usia, hal ini dapat meniscayakan imunitas yang ada pada setiap pengguna. Dengan adanya rambu, medsos tetap dengan fungsinya yang bermanfaat, tetapi juga termitigasi dari hal yang dilarang. Di antara imunitas tersebut adalah mengokohkan keimanan kepada Allah SWT melalui komitmen menunaikan ibadah (seperti puasa dengan ihsan, tilawah dengan tumaninah) guna mewujudkan kendali dalam diri, mengatur waktu penggunaan dengan penuh disiplin, serta sibuk beraktivitas positif. Selanjutnya, pribadi dan keluarga menerjemahkannya dalam langkah teknis yang sesuai dengan kondisinya. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.