Nasional
BLT Dana Desa Mulai Diterima Warga
Penyaluran BLT Dana Desa akan dilakukan kepala desa berdasarkan data yang sudah diverifikasi.
JAKARTA—Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa mulai disalurkan dan diterima warga desa miskin atau prasejahtera terdampak pandemi Covid-19. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Ivanovich Agusta mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya, BLT dari dana desa sudah diterima warga miskin di Desa Lele, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.
“Sebesar Rp 600 ribu per keluarga kepada 60 keluarga miskin untuk bulan pertama. Karena desa ini berada di pulau tersendiri dan jauh dari akses perbankan, maka pembayaran dilaksanakan secara tunai,” tutur Agusta dalam siaran pers, Ahad (26/4).
BLT Dana Desa adalah bantuan yang diberikan menggunakan anggaran dana desa untuk membantu kondisi masyarakat desa prasejahtera yang terdampak baik langsung maupun tidak langsung pandemi Covid-19. Setiap kepala keluarga akan mendapatkan dana sebesar Rp 600 ribu per bulan yang dimulai pada April sampai Juni 2020.
Penyaluran BLT Dana Desa akan dilakukan kepala desa berdasarkan data yang sudah diverifikasi oleh jajaran pemerintah desa. Penyalurannya juga harus dilakukan nontunai lewat bank untuk akuntabilitas, kecuali untuk daerah yang jauh dari akses perbankan. Selain di Desa Lele, Kabupaten Halmahera, penyaluran juga sudah dimulai di Desa Cangkuang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. BLT dari dana desa telah diterima 259 keluarga miskin dengan total Rp 460 juta.
Kepala Desa Cangkuang, Asep Nandang, mengatakan telah melaksanakan tugas pembagian bantuan tunai tersebut dengan mendatangi satu per satu keluarga prasejahtera di daerahnya. “Cara door to door adalah salah satu cara menghindari kerumunan warga serta mendukung program pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Sengaja, saya didampingi Babinsa, Babinkamtibmas dan perangkat desa dalam menyalurkan BLT ini ke setiap rumah warga,” kata Asep.
Beberapa desa lain di Indonesia juga sudah melakukan pencairan BLT Dana Desa seperti di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara yang menyalurkan kepada 33 keluarga miskin. Di Jawa Timur, Kabupaten Jombang sudah menyalurkan BLT untuk 224 keluarga miskin di dua desa yang dilakukan secara nontunai ke rekening masing-masing kepala keluarga penerima. Sementara itu di Pamekasan akan disalurkan pada Senin (27/4).
Hal yang sama akan dilakukan juga di beberapa desa di provinsi DI Yogyakarta dan Bangka Belitung. Sebelumnya, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menerbitkan Permendes Nomor 6 Tahun 2020 untuk merevisi Permendes Nomor 11/2019 tentang prioritas penggunaan dana desa. Di dalam aturan yang baru, dana desa boleh digunakan untuk BLT dengan pembagian persentase sesuai dana yang didapatkan oleh desa. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan masing-masing Kepala Keluarga (KK) akan mendapatkan Rp 600 ribu setiap bulannya.
"Berapa lama BLT digulirkan? Waktunya tiga bulan, besarannya per KK Rp 600 ribu per bulan, sehingga satu keluarga mendapatkan Rp 1,800.000 dalam tiga bulan,\" kata Abdul Halim. Ia menjelaskan, proporsi dana desa yang digunakan untuk BLT disesuaikan dengan besaran yang diterima masing-masing desa. Bagi desa yang mendapatkan dana desa Rp 800 juta mengalokasikan maksimal 25 persen dari jumlah dana desa.
Sedangkan desa yang menerima Rp 800 juta sampai Rp 1,2 miliar mengalokasikan 30 persen dana desanya dan desa yang menerima di atas Rp 1,2 miliar mengalokasikan sebanyak 35 persen. "Dari simulasi yang kita bikin, dana desa yang akan terpakai sebesar Rp 22,47 triliun dari total seluruhnya Rp 72 triliun," kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.