Petugas medis menunjukan rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19 yang diambil dari salah satu sampel darah jurnalis di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (07/4/2020). | ANTARAFOTO

Inovasi

Berkontribusi Melalui Karya Aplikasi

Teknologi dapat menjadi tulang punggung dalam meredam kegelisahan masyarakat.

 

Dalam menghadapi masa krisis yang penuh ketidakpastian, setiap elemen masyarakat dapat berkontribusi sesuai kapasitasnya masing-masing. Beberapa waktu lalu, sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang berasal dari Fakultas Kedokteran (FK) UI dan Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) UI berkolaborasi menciptakan platform penyedia asesmen risiko terkena Covid-19 yang diberi nama EndCorona.

Soft launching EndCorona dilakukan secara live streaming melalui akun Youtube resmi FKUI. EndCorona dilengkapi berbagai fitur yang dapat membantu masyarakat menghadapi Covid-19 di Indonesia. Di antaranya, asesmen kerentanan Covid-19, hotline lengkap rumah sakit dan dinas kesehatan daerah se-Indonesia, helpline FKUI yang dikelola oleh Humas FKUI, konten edukasi dan berita terpercaya, statistik harian yang datanya diambil dari Kementerian Kesehatan RI, dan data tracking untuk penelitian.

Fitur asesmen berfungsi mengetahui kondisi diri sendiri. Asesmen ini dapat digunakan untuk mengelompokkan pengguna sesuai kerentanan mengidap Covid-19 dengan kategori risiko rendah, hati-hati, rentan, dan sangat rentan.

Pengkajian tersebut didasarkan pada pengkajian mendalam tim pembimbing FKUI-RSCM dari jurnal ilmiah terpercaya, termasuk juga rekomendasi nasional dan internasional berbasis bukti.

Inisiator EndCorona Arya Lukmana menjelaskan cara kerja fitur asesmen kerentanan terhadap Covid-19 ini. “Data dari asesmen ini kalau dicentang, FKUI akan mengoleksi data tersebut tanpa mengoleksi data identitas. Tujuannya adalah penelitian untuk mengembangkan pengetahuan FKUI terhadap Covid-19,” ujarnya.

Setelah itu, pengguna bisa mengisi rangkaian pertanyaan yang telah didesain khusus oleh tim pembimbing FKUI-RSCM. Pengguna bisa mendapatkan hasil asesmen selama kurang lebih tiga menit. 

Apabila sudah masuk kategori rentan atau sangat rentan, pengguna akan dianjurkan untuk menghubungi hotline yang tertera di EndCorona. Baik hotline nasional, Whatsapp FKUI, maupun dinas kesehatan dan rumah sakit, semuanya sudah masuk dalam daftar platform.

Menurut Arya, EndCorona juga dilengkapi fitur belajar dan pranala penting. Fitur belajar ini didesain seperti Instagram Story atau Whatsapp Story yang mudah dimengerti masyarakat. 

Di dalam pranala penting, para pengguna bisa melihat peta rumah sakit rujukan Indonesia, tautan langsung ke WHO, dan peta kasus Covid-19 secara global maupun nasional. “Ke depannya, kami akan menambah juga konten edukasi. Kami juga akan ber-partner dengan beberapa penggalang dana sehingga user bisa masuk dan berdonasi,” ujar Arya.

EndCorona juga hadir sebagai kanal informasi dan edukasi untuk membantu masyarakat menemukan pengetahuan yang benar berdasarkan ilmu kedokteran, memberikan informasi, situasi terkini, dan mencegah berkembangnya berita hoaks mengenai Covid-19. “Kami berharap, melalui aplikasi ini masyarakat dapat menyadari risiko mereka terkena Covid-19 dan bertindak sesuai dengan kerentanan masing-masing,” katanya.

Dekan FKUI Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH mengatakan, pada situasi dan kondisi saat ini, masyarakat memerlukan informasi mengenai penyakit Covid-19. Ia berharap, aplikasi ini bisa menjadi salah satu solusi dan upaya memutus mata rantai penyebaran penyakit.

Senada, dekan Fasilkom UI Mirna Adriani Dra PhD menambahkan, EndCorona dapat menjadi contoh kerja sama multidisiplin antarfakultas serta menunjukkan teknologi informasi dan komunikasi dapat menjadi tulang punggung dalam membantu meredam kegelisahan masyarakat. “Diharapkan, dengan aplikasi ini, UI turut berkontribusi membantu negara dalam menyelesaikan permasalahan terkait wabah Covid-19,” ujarnya. N ed: setyanavidita livikacansera

 

Manfaatkan Cloud Hingga AI

Pandemi korona yang terjadi secara global otomatis memberikan tantangan sendiri bagi sejumlah kalangan masyarakat. Tapi, kondisi ini mesti disikapi fleksibel dan inovatif agar dapat tetap menjalani kegiatan sehari-hari dengan baik.

Untuk dapat menjawab berbagai tantangan selama masa-masa sulit, Huawei berkomitmen menjadi salah satu perusahaan yang berkontribusi membantu berbagai kalangan. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan Huawei Cloud. 

President of Huawei Cloud Global Market Deng Tao mengatakan, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) atau pendayagunaan komputerisasi awan merupakan aksi global yang bertujuan membantu masyarakat di seluruh dunia berjuang melawan korona. 

Layanan yang bisa dimanfaatkan pun beragam. Mulai dari, layanan untuk dunia medis lewat computerized tomography (CT) scan hingga layanan untuk korporasi dan dunia pendidikan.

"Semua layanan ini merupakan akumulasi pengalaman praktis dari Huawei. Berkat kerja sama dengan para mitra, kami mampu menghadirkan penggunaan cloud dan AI untuk analisis CT //scan//, penemuan obat, penyelenggaraan pendidikan daring, dan sistem jaringan bagi korporasi," kata Deng Tao dalam konferesi pers yang ditayangkan daring, belum lama ini. 

Tak tanggung-tanggung, seluruh kemudahan yang dihadirkan oleh perusahaan yang berbasis di Shenzhen, Cina, ini dapat digunakan secara gratis. Sehingga, Huawei meyakini, terobosan ini mampu memberikan peran signifikan di tengah krisis akibat Covid-19.

Menurutnya, pada bidang kesehatan Huawei Cloud menawarkan layanan EIHealth yang mencakup viral genome detection, antiviral drug in sillico screening, dan layanan AI-assisted CT patient screening. "Layanan ini sendiri dapat dinikmati oleh rumah sakit dan lembaga riset yang terdaftar dalam Huawei Cloud," ujarnya.

Untuk layanan In silico drug screening service dan virus genome analysis service, pengguna dapat menggunakanya secara gratis dengan kuota 1.000 CPU hours dan 500 GPU hours. Sementara, untuk AI-assisted CT screening service, layanan ini dapat digunakan secara gratis hingga 1 Mei 2020.

R&D Director of Huawei Cloud EI Health Qiao Nan menjelaskan, virus genome analysis didukung alat analisis yang diperkuat dengan Kunpeng dan Ascend chip series. "Sehingga, para peneliti dapat memulai analisis mereka dari mana saja kapan saja. Sejumlah tindakan yang dapat dilakukan di antaranya adalah deteksi virus, analisis mutasi, dan analisis evolusi," kata Nan.

Sementara, untuk AI-assisted CT screening service, lanjut dia, layanan ini dapat digunakan untuk membantu dokter menilai gambar CT scan. Berkat penggunaan AI, secara otomatis analisis ini dapat menyajikan segmen paru-paru dan melakukan pengukuran volume.

Menurut Nan, waktu analisis dapat dilakukan secara jauh lebih cepat berkat dukungan Ascend AI chip. Selain melakukan segmentasi dan analisis kuantitatif, fitur ini juga mampu melakukan rekonstruksi tiga dimensi, pemeriksaan lanjutan, serta komparasi.

Bagi korporasi, Huawei menitikberatkan pada layanan cloud sehingga korporasi dapat melakukan migrasi demi keberlanjutan roda bisnis perusahaan. President of Huawei Cloud Global Partner Business Dept Mark Chen mengatakan, korporasi dapat menggunakan layanan ini secara gratis selama 1.500 jam. "Layanan ini meliputi databases, storage, cloud backup. Sehingga, pengguna dapat lebih dimudahkan dalam melakukan beragam keperluan bisnis selama masa krisis," kata Chen. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat