Anggota Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menyiapkan paket sembako yang akan dibagikan warga di Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (4/4). | ANTARA FOTO

Ekonomi

Mustahik Terancam Kembali Miskin

Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat mencatatkan kinerja positif program pemberdayaan ekonomi.

 

JAKARTA -- Dompet Dhuafa menyatakan, sejumlah penerima manfaat zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) saat ini kembali masuk ke jurang kemiskinan akibat wabah Covid-19. Hal itu merupakan hasil penelitian Dompet Dhuafa terhadap para mustahik yang dibina. Fenomena ini menjadi tantangan baru di tengah kinerja positif pengentasan kemiskinan yang diraih oleh sejumlah Lembaga Amil Zakat (LAZ).

 

"Omzet mereka jadi berkurang jauh dari biasanya," kata Presiden Direktur Dompet Dhuafa Imam Rulyawan kepada Republika, Senin (6/3).

 

Meski belum bisa membeberkan detail penelitian tersebut, Imam mengaku Dompet Dhuafa akan menggencarkan program penguatan masyarakat untuk mencegah peningkatan kemiskinan.

 

Imam mengatakan, sebelum terjadi wabah Covid-19, penerima manfaat diberikan pendampingan untuk meningkatkan perekonomian mereka. Dari awalnya masuk kategori miskin menjadi tidak miskin sesuai indikator Badan Pusat Statistik (BPS).

 

photo
Seorang ojek daring mengangkat sembako gratis di Kampus Politeknik Bina Husada Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (3/4/2020). - (JOJON/ANTARA FOTO)

 

Seiring dengan munculnya wabah Covid-19, bisnis penerima manfaat saat ini terganggu. Dompet Dhuafa pun mengambil tindakan dengan membeli hasil produksi mustahik dengan menggunakan dana zakat. Hal ini dilakukan agar penerima manfaat tidak kehilangan pasar.

 

Produk yang dibeli mulai dari hasil pertanian, UMKM, dan lainnya. Produk yang dibeli tersebut kemudian disalurkan kepada penerima manfaat dalam program layanan mustahik atau bantuan langsung.

 

Imam menyampaikan, penurunan kinerja bisnis masyarakat penerima manfaat juga ada yang bisa dialihkan ke bisnis lain. Dia mencontohkan, alumni program keahlian menjahit akhirnya memutuskan untuk beralih ke bisnis produksi masker.

 

Khusus untuk penanganan wabah, Dompet Dhuafa saat ini telah menghimpun dana sekitar Rp 6 miliar. Sebagian besar sudah disalurkan untuk pengadaan ruang disinfektan, pembelian ribuan APD, dan pembagian masker.

photo
Pekerja memindahkan paket sembako untuk didistribusikan ke Kelurahan, RW dan RT di Kantor Kecamatan Pesurungan Kidul, Tegal, Jawa Tengah, Rabu (1/4/2020). - (ANTARA FOTO)

 

Selain itu, Dompet Dhuafa juga membantu pemulangan jenazah korban Covid-19 dan mengadakan program bantuan sembako. Dompet Dhuafa juga menargetkan pembangunan RS Container untuk isolasi dan merawat pasien Covid-19. Ia berharap dana pembangunan rumah sakit itu sudah bisa terkumpul pada bulan ini.

 

"Targetnya Rp 2 miliar untuk 10 kontainer dan alat kesehatannya," katanya.

 

Sementara itu, untuk program pengentasan kemiskinan tahun ini, Dompet Dhuafa menyiapkan dana sebesar Rp 25 miliar. GM Program Ekonomi dan Pengembangan Jaringan Dompet Dhuafa Udhi Tri Kurniawan mengatakan, program pemberdayaan ini terwujud dalam program ekonomi.

 

photo
Anggota Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menyiapkan paket sembako yang akan dibagikan warga di Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (4/4). - (ANTARA FOTO)

 

Dana tersebut disalurkan dalam skema program pertanian, UMKM, peternakan, agroindustri, pesisir, dan kelautan. Untuk kelompok-kelompok di perkotaan, bantuan akan disalurkan kepada UMKM.

 

Program tersebut mampu mengubah penerima manfaat dari status miskin ke tidak miskin menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS). Jika menggunakan kategori ini, lebih dari 50 persen penerima manfaat sudah keluar dari garis kemiskinan.

 

Udhi mengatakan, penerima manfaat biasanya bisa naik kelas setelah ikut program antara satu hingga tiga tahun. Saat ini, Dompet Dhuafa membina sekitar 1.000 penerima manfaat.

 

 

CEO Rumah Zakat Nur Efendi menyampaikan, dana yang disiapkan pada 2020 untuk program pengentasan kemiskinan sebesar Rp 70 miliar. Angka itu naik dari Rp 40 miliar pada tahun lalu.

 

"Program untuk pengentasan kemiskinan fokus ke perdesaan karena kalau kita bisa selesaikan masalah di desa, maka kita sudah selesaikan 40 persen masalah di Indonesia," kata Nur.

 

Hingga saat ini, sudah ada 1.686 Desa Berdaya yang dibina oleh Rumah Zakat sejak 2016. Dari jumlah tersebut, sekitar 40 persen sudah masuk kategori sejahtera. Artinya, penghasilan individu di desa binaan sudah naik dari sekitar Rp 1 juta menjadi Rp 3 juta.

 

 

Dana pengembangan disalurkan kepada perorangan melalui lembaga seperti koperasi, agar lebih terorganisir. Per tahunnya, setiap desa menerima sekitar Rp 200 juta hingga Rp 300 juta. Setiap desa juga memiliki pendamping dan mendirikan Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMAT).

 

Tahun ini, Rumah Zakat menargetkan jumlah Desa Berdaya menjadi 2.800 desa. Secara year to date, jumlahnya sudah bertambah sekitar 250 desa baru. Namun, karena adanya wabah, ekspansi pembentukan Desa Berdaya baru teralihkan untuk membantu penanganan Covid-19. n 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat