Pedagang menunjukkan rempah-rempah dagangannya di Pasar Ciroyom, Kota Bandung, Senin (16/3). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Opini

Pakar: Empon-Empon Perkuat Antibodi Lawan Korona

 Oleh Muhammad Yanis Musdja, Dosen Farmakologi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Jakarta, Lulusan S-3 Bidang Herbal Fakultas Kedokteran UI

Untuk pengobatan penyakit yang disebabkan virus korona, sampai saat ini belum ditemukan obat dan vaksinnya. Orang yang bisa sembuh hanyalah yang antibodinya kuat untuk mengalahkan virus korona atau Covid-19 tersebut.

Karena itu, alternatif terbaik saat ini untuk melawan virus korona adalah meningkatkan kemampuan antibodi, yang bisa melawan Covid-19 dengan menggunakan obat atau ramuan yang bisa meningkatkan antibodi tubuh (immunomodulator) dari bahan alam yang sudah terbukti sebagai antivirus dan antibakteri.

Empon-empon adalah salah satu obat alternatif yang terbaik saat ini. Empon-empon umumnya terdiri atas jahe putih, jahe merah, kunyit, temulawak, jeruk nipis, kayu manis, dan serai.

Masing-masing tanaman empon-empon ini, menurut hasil penelitian ilmiah telah terbukti berkhasiat sebagai immunomodulator pada beberapa antibodi spesifik dan meningkatkan kemampuan aktivitas dan kapasitas sel fagosit dalam menelan bakteri, virus, dan zat-zat antigen. Sedangkan jahe dan jeruk nipis, telah terbukti berkhasiat mencegah dan melemahkan virus pernapasan untuk berkembang biak dalam saluran pernapasan.

Memang belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan empon-empon dapat memerangi virus korona, tetapi dalam farmasi umumnya senyawa kimia yang serupa akan mengobati penyakit serupa

photo
Pedagang menata rempah-rempah dagangannya di Pasar Ciroyom, Kota Bandung, Senin (16/3). - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Karena kandungan kimia pada tanaman empon-empon selama ini telah terbukti bisa memerangi beberapa virus saluran pernapasan, kemungkinan besar empon-empon bisa memerangi virus korona yang juga berkembang biak pada saluran pernapasan.

Antibodi dalam tubuh ada yang bekerja nonspesifik dan spesifik. Antibodi yang nonspesifik, umumnya terdiri atas sel-sel makrofag yang dihasilkan sel-sel darah putih dan bekerja menelan virus, bakteri, dan benda asing lainnya yang tidak diperlukan tubuh dan kemampuan untuk menelan terbatas.

Agar kemampuannya untuk menelan meningkat diperlukan senyawa immunomodulator. Sedangkan antibodi spesifik jenisnya jutaan dalam tubuh dan dihasilkan oleh sel-sel B. Kerja antibodi spesifik ini umumnya ibarat anak kunci dengan gemboknya.

Antibodi spesifik ini sebagian besar tidur. Bila ada senyawa kimia tertentu merangsangnya (vaksin), dia akan terbangun dan memperbanyak diri. Kerja empon-empon dalam tubuh, lewat kerja immunomodulator-nya diharapkan meningkatkan aktivitas dan kapasitas sel makrofag menelan virus korona.

Di samping itu, satu tanaman obat umumnya mengandung lebih dari 100 senyawa kimia. Pada empon-empon, ada ratusan senyawa kimia yang berkhasiat. Kerja senyawa kimia tanaman ini, umumnya ibarat sinergi lidi pada sapu lidi.

 
Pada empon-empon, ada ratusan senyawa kimia yang berkhasiat. Kerja senyawa kimia tanaman ini, umumnya ibarat sinergi lidi pada sapu lidi.
 

Bila hanya satu lidi yang bekerja, dia tidak kuat, tetapi bila gabungan lidi pada sapu lidi, dia sangat kuat. Dari ratusan senyawa kimia yang ada pada empon-empon diharapkan saling bersinergi melawan virus korona. Ada yang bekerja spesifik dalam mengikat antigen virus korona sehingga virus korona ini menjadi mati.

Menurut pakar immunomodulator bahan alam, Labro (2000), bahan alam yang bekerja sebagai antivirus, antibakteri, dan immunomodulator, seperti pada ramuan empon-empon  lebih efektif mengalahkan virus dan bakteri daripada bahan alam yang hanya bekerja sebagai immunomodulator.

Virus atau bakteri yang sudah dilemahkan senyawa kimia pada tanaman tersebut, lebih mudah diikat antibodi spesifik serta mudah ditelan sel-sel makrofag. Jika kita amati data dari waktu ke waktu yang dibuat oleh Corona Jakarta.go.id dan Worldometer.info sejak 25 Maret yang lalu sampai saat ini, menunjukkan bahwa kondisi antibodi orang Indonesia cukup lemah dalam melawan virus korona.

Persentase angka kematian (mortality) dibandingkan jumlah yang sakit (morbidity) di Indonesia termasuk nomor dua tertinggi di dunia, setelah Italia. Persentase penderita Covid-19 yang meninggal di Indonesia sekitar 8,5 persen, sedangkan di Italia sekitar 9,25 persen.

Di Cina, tempat sumber penyakit virus korona, persentase yang meninggal sekitar 4,03  persen, di India sekitar 2,2  persen. India dan Cina adalah dua negara yang disarankan para ahli obat tradisional mereka untuk meminum obat tradisional.  

 

Di India, banyak diminum obat tradisional ayurveda untuk melawan virus korona. Para ahli ayuverda menyatakan, dengan meminum rutin obat ini akan memperkuat sistem kekebalan tubuh manusia.

Mereka menekankan, mimba (azadirachta indica), amalaki atau amla (emblica officinalis), kutki (picrorhiza kurroa), guduchi/glioy (tinospora cordifolia), dan tulsi (basil) adalah immunomodulator dan mencegah infeksi, termasuk virus korona.

Di Cina, mereka meminum obat tradisional yang disebut dengan “shuanghuanglian”. Ramuan ini adalah campuran bunga honeysuckle dan forsythia, di antara bahan-bahan lain.

Ramuan ini banyak diminum masyarakat Cina setelah dua lembaga penelitian yang didukung pemerintah menerbitkan studi yang mengatakan, tanaman itu efektif mencegah virus korona. Obat tradisional Cina lainnya yang banyak diminum adalah guizhi tang, isi utamanya adalah jahe dan kayu manis.

Sikap hadapi wabah virus korona

Selain berusaha agar tidak terpapar dengan banyak tinggal dirumah, sebaiknya kita juga membentengi diri dengan cara berikut. 

1. Meminum empon-empon dengan tidak berlebihan, cukup sekitar 50 ml per hari karena meminum obat atau jamu yang berlebihan akan mengganggu keseimbangan senyawa kimia tubuh.

2. Untuk membangun antibodi yang kuat tubuh memerlukan vitamin yang cukup. Namun jika meminum vitamin berlebihan efeknya akan sama dengan kekurangan vitamin, seperti contoh orang yang kekurangan vitamin C akan mudah terkena infeksi, dan orang yang kelebihan vitamin C juga mudah terkena penyakit infeksi. Untuk hal ini WHO menyarankan meminum vitamin dengan dosis untuk sehari:

Vitamin A: tidak lebih 3,000 micrograms (mcg); Vitamin C: 75 milligrams (mg) untuk wanita dan 90 mg untuk pria; Vitamin D: 600 international units (iu); Vitamin E: 15 mg; Vitamin B2: 1.1 mg untuk wanita; 1.3 mg untuk pria; Vitamin B6: 1.3 mg; Vitamin B12: 2.4 mcg; Folic acid: 400 mcg; Iron (Fe): 18 mg untuk wanita dan 8 mg untuk pria; Selenium (Se): 55 mcg; dan Zinc (Zn): 8 mg untuk wanita; 11 mg untuk pria.

3. Untuk membuat antibodi kuat, tubuh memerlukan protein yang cukup. Oleh karena itu dalam menghadapi pandemi virus korona, upayakan selalu mengonsumsi protein setiap hari.

4. Jaga selalu kondisi tubuh untuk tidak stres atau galau. Sebab, untuk membentuk antibodi di dalam tubuh diperlukan energi yang bersumber dari mitokondria. Pada orang stres energinya akan tersedot ke otak sehingga antibodi tidak bisa terbentuk.

5. Selalu melakukan olahraga ringan di rumah apakah dengan senam, jogging atau berlari-lari kecil. Berolah raga akan memperkuat organ tubuh untuk menghasilkan antibodi. Membaca Alquran adalah olahraga pernapasan yang sangat baik untuk melemahkan virus korona karena sel dan organ pernapasan akan menjadi kuat sehingga akan mudah melemahkan virus korona yang umumnya bersarang pada saluran pernapasan.

Berikut hasil penelitian ilmiah tentang tanaman yang dikandung ramuan empon-empon mempunyai khasiat immunomodulator, antivirus dan antimikroba:

1. Jahe putih (Zingiber officinale)  

a. Tanaman ini disebut memiliki aktivitas anti-virus terhadap virus syncytial pernapasan manusia dalam saluran sel saluran pernapasan manusia. 

b. Jahe juga disebut ampuh menangkal aktifitas Avian influenza virus H9N2.

c. Ada juga penelitian soal pengaruh rimpang Jahe (Zingiber officinale R) terhadap daya tahan pelari pria.

2. Jahe merah (Alpinia purpurata)

a. Lektin dari bunga tanaman hias Jahe merah merangsang sel-sel kekebalan tubuh untuk meningkatkan respons  antibodi Th1 dan Th17, pelepasan nitrat oksida, dan aktivasi limfosit.

b. Potensi antimikroba dari lectin Alpinia purpurata (ApuL): Aksi penghambatan pertumbuhan, efek sinergis dalam kombinasi dengan antibiotik, dan aktivitas antibiofilm.

c. Potensial Sebagai Rumah Pembangkit Tenaga Pada Bioaktif (Aktivasi biologi tubuh).

photo
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Nada Hanifah (kanan) dan Yusuf Farid Achmad (kiri) menunjukan formula jahe merah yang diberinama ZAHA temuan mereka saat Jumpa Pers di Kampus UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (9/7/2019). - (Antara Foto)

3. Kunyit (Curcuma longa / Curcumin)

a.Imunomodulasi Oleh Curcumin

b. Potensi Imunomodulator dari Kunyit.

c. Efek imunomodulator dari tumerik, kunyit (Magnoliophyta, Zingiberaceae) pada Macrobrachium rosenbergii (Crustacea, Palaemonidae) terhadap Vibrio alginolyticus (Proteobacteria, Vibrionaceae)

4. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

a. Aktivitas Antibakteri Xanthorrhizol Terisolasi dari temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap Patogen yang masuk lewat makanan. 

b. Karakterisasi fitokimia dan aktivitas antimikroba dari  temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)

c. Aktivitas Imunostimulasi Ekstrak Polisakarida Kasar Yang Diisolasi dari Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

5. Serai  (Cymbopogon citratus)  

a. Polisakarida dari Serai (Cymbopogon citratus)  dengan aktivitas antitumor dan imunomodulator 

b. Suatu tinjauan tentang Fitokimia dan Farmakologi Serai

c. Aktivitas Antimikroba Serai (Cymbopogon Citratus) dan Sifat Fitokimia-nya

photo
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan bir pletok di rumah produksi bir pletok Masran Jalan Casablanca Raya No. 34, Jakarta. - (Republika)

6. Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)

a. Efek Imunostimulator Ekstrak Etanol Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Terhadap Penigkatan Jumlah Sel T CD4 dan T CD8 pada Mencit BALB/C

b. Pengaruh Ekstrak Kulit Kayu Manis  sebagai Immunomodulator pada Peningkatan Ekspresi GR-1 IFNγ dan Makrofag

c. Uji Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii) Terhadap Escherichia Coli Dan Streptococcus Pyogenesz

7. Jeruk Nipis  (Citrus aurantifolia)

a. Uji aktivitas dan mekanisme penghambatan minyak atsiri daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia, swingle) terhadap beberapa bakteri patogen.

b. Efek imunomodulator ekstrak jus jeruk nipis pekat pada sel mononuklear manusia teraktivasi 

c. Review Artikel: Aktivitas Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Sebagai Antibakteri, Antivirus, Antifungal, Larvasida, dan Anthelmintik

Jika kita baca beberapa hasil penelitian ilmiah pada website yang ditulis di atas, jelas sekali bahwa empon-empon dapat meningkatkan berbagai macam antibodi tubuh dan melemahkan beberapa virus dan bakteri untuk berkembang dalam tubuh. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat