Petugas medis penanganan COVID-19 mengenakan baju Alat Pelindung Diri (APD) ketika berada di ruang isolasi Rumah Sakit rujukan khusus pasien COVID-19 Martha Friska di Medan, Sumatera Utara, Kamis (2/4/2020). | SEPTIANDA PERDANA/ANTARA FOTO

Newswrap

Menkes Terawan Akui Sulit Dapatkan APD

 

JAKARTA -- Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan, pemerintah terus melakukan percepatan penanganan virus korona atau Covid-19. Namun, dalam pratiknya, Terawan mengaku hal tersebut tidak mudah. Dalam rapat virtual dengan Komisi IX, Terawan memaparkan sejumlah hambatan dalam penanganan Covid-19.

"Pertama, sulitnya mendapatkan alat kesehatan, terutama APD (alat pelindung diri) dan masker, yang karena ini memang diburu oleh seluruh dunia karena kita alami bencana pandemi dunia," kata Terawan dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Kamis (2/4).

Terawan menuturkan, tadinya memang alat kesehatan dan APD sulit dicari di pasaran. Namun, gerak cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan dibantu aparat, pemerintah berhasil mendapatkan APD dalam waktu singkat. "Mudah-mudahan akan terus sesuai standar APD premium akan bisa kita dapatkan dan distribusikan," ujar dia.

Hal lain yang juga menjadi hambatan, menurut Terawan, adalah tingginya beban kerja tenaga medis rumah sakit (RS) rujukan Covid-19. Hal itu tidak lepas dari semakin banyaknya pasien yang tertular Covid-19 berdatangan ke rumah sakit.

photo
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kedua kanan) mengecek Alat Pelindung Diri (APD) produksi UMKM di Banjarsari, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (2/4/2020). - (BUDI CANDRA SETYA/ANTARA FOTO)

Ketiga, Terawan mengungkapkan, adanya kesulitan dalam melakukan mobilisasi kesehatan antarfasilitas kesehatan. Hambatan selanjutnya, yaitu diperlukannya tempat khusus untuk karantina tenaga kesehatan yang menangani Covid-19.

"Kita bersyukur banyak sekali donasi dari teman-teman swasta yang ikut membantu menyediakan hotelnya untuk mereka tenaga-tenaga ini bisa ditempatkan di tempat yang lebih layak sehingga mereka beristirahat cukup untuk bisa terus bekerja menangani Covid-19," kata dia.

Terakhir, tidak tersedianya vaksin virus khusus untuk Covid-19 jadi salah satu hambatan dalam penangan Covid-19. Terawan menyebut, sejauh ini tenaga kesehatan menggunakan tamiflu.

"Persediaannya ada, yaitu kita sudah ada di dinas kesehatan dan sudah terbagikan dan kita kemarin membagikan kembali 450 ribu tablet tamiflu sesuai dengan protokol dari PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) yang kita berikan ke rumah sakit dan ini kemarin hari Rabu (1/4) datang bahan baku untuk tamiflu yang sehingga kita akan bisa mendapatkan satu juta tablet dalam sepekan dua pekan mendatang," ujar dia.

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir meminta bantuan pemenuhan APD bagi tenaga medis di wilayahnya yang tengah menangani pasien Covid-19. Menurut Bupati Dony, ia telah melakukan konsolidasi dengan tenaga medis dan administrasi RSUD Sumedang untuk memotivasi dan mengoptimalkan perlindungan terhadap tenaga medis. ?Saya mengecek kesiapan alat perlindungan diri, alat-alat kesehatan dan tempat isolasi saat pandemi Covid-10. SOP di IGD perlindungan tenaga medisnya disamakan dengan yang ruang isolasi. Untuk APD tersedia hanya sampai dua pekan,? kata Dony.

Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung menggandeng beberapa komunitas masyarakat guna menggalang bantuan APD untuk tiga rumah sakit di Lampung, Rabu (1/4). ACT baru dapat membantu tiga rumah sakit, sementara permintaan APD dari rumah sakit dan puskesmas berdatangan.

photo
Relawan dari gerakan Nyalakan Cahaya membuat Alat Pelindung Diri (APD) jenis Face Shield atau pelindung wajah di Solo, Jawa Tengah, Rabu (1/4/2020). - (ANTARA FOTO)

Kepala Program ACT Lampung Regina Locita Pratiwi mengatakan, APD yang didistribusikan meliputi surgical gown, hairnet, masker bedah, hand scoon, google glass kecil, google glass besar, alkohol 70 persen, masker N95, cover shoes, masker bedah, dan sepatu bot.

"Mudah-mudahan bantuan yang kami berikan dapat memberi dukungan bagi para garis depan di bidang kesehatan tersebut. Semoga mereka selalu diberi perlindungan dan diberikan kesehatan dalam bekerja," ujar dia. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat