Sejumlah penumpang saat menunggu keberangkatan bus Antar Kota Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Ahad (29/3). | Putra M. Akbar/Republika

Khazanah

MUI Imbau Umat tidak Mudik

Imbauan tak ke kampung halaman untuk meredam Covid-19

 

JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau masyarakat, khususnya umat Islam, agar tidak mudik atau pulang ke kampung halaman. Imbauan ini penting untuk mencegah penyebaran virus korona (Covid-19) ke desa-desa di berbagai kabupaten/kota.

"MUI sudah memberikan tausiyah untuk tidak meninggalkan tempat atau kawasan pandemi Covid-19," kata Wakil Sekretaris Jenderal MUI Nadjamuddin Ramly kepada Republika, Ahad (29/3).

Ia menerangkan, MUI untuk tidak mudik salah satunya didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW dan perkataan Khalifah Umar bin Khattab. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Jika kalian mendengar ada wabah di suatu negeri, maka jangan memasuki negeri itu. Bila wabah menyebar di negeri kalian, maka jangan keluar dari negeri kalian."

photo
Sejumlah supir bus Antar Kota Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) menunggu penumpang di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Ahad (29/3). - (Putra M. Akbar/Republika)

Sementara itu, Khalifah Umar saat menghindari wabah di negeri Syam mengatakan,"Lari atau berpaling dari takdir Allah ke takdir Allah yang lain."

Khalifah Umar menganalogikan padang yang subur dan gersang. Manusia bisa memilih untuk memelihara unta di padang yang gersang atau subur.

"MUI telah mengimbau masyarakat, sekarang tinggal pemerintah menjaga terminal-terminal supaya para perantau yang ada di kota besar seperti Jakarta dan Bandung tidak kembali ke kampung halaman," ujar dia.

Nadjamuddin mengatakan, para perantau mungkin sudah dua pekan tetap di rumah dan libur dari pekerjaan, sehingga mereka bosan dan tidak ada pekerjaan serta penghasilan. Kemudian, mereka memutuskan pulang kampung.

Dalam hal ini, lanjut Nadjamuddin, MUI tidak punya instrumen untuk melarang mudik masyarakat, selain dengan imbauan dan tausiyah. Maka, sekarang tinggal pemerintah mengambil kebijakan yang tepat, tegas, dan nyata supaya masyarakat tidak pulang kampung dari kawasan pandemi Covid-19.

Namun, masalah lain muncul, jika para perantau tidak bekerja, apa yang akan mereka makan. "Kalau pemerintah mau lockdown, pemerintah harus bantu rakyat, bagaimana ojek yang tidak bisa menarik, tukang becak, buruh pasar, kedai, warteg, itu harus diberi makan oleh pemerintah," ujarnya.

Imbauan untuk tidak mudik juga disuarakan Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid, KH Abdullah Gymnastiar. Ulama yang akrab disapa Aa Gym ini mengajak umat membuktikan rasa sayangnya kepada keluarga dengan tidak pulang kampung dari wilayah pandemi Covid-19.

"Saudara-saudara yang saya sayangi, warga Jakarta khususnya, seperti kita maklumi Jakarta adalah episentrum dari penyebaran virus korona ini, maka dimohon kepada warga Jakarta untuk tidak mudik," kata Aa Gym kepada Republika.

Ia mengatakan, semua orang pasti sayang kepada orang tua, keluarga, dan sanak saudara serta tetangga. Bukti sayang itu dengan diam di rumah saja di Jakarta dan tidak mudik ke kampung halaman. Karena terbukti banyak orang yang badannya tampak sehat, tapi membawa virus korona. Kalau mereka pulang ke kampung halaman maka akan membawa musibah bagi orang tua dan menjadi bencana bagi keluarga, juga menjadi petaka bagi lingkungannya.

"Insya Allah akan ada waktu yang tepat untuk pulang kampung sesudah wabah korona ini berlalu." n 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat