Anggota polisi mencoba Disinfection Body Chamber (Bilik Sterilisiasi) yang dipasang relawan Dompet Dhuafa di Gedung SDM Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (24/3). | Prayogi/Republika

Khazanah

LAZ Genjot Pengumpulan Wakaf Alkes

 

JAKARTA -- Dompet Dhuafa (DD) menginisiasi program wakaf alat kesehatan (alkes) untuk mengatasi penanganan wabah virus korona baru atau Covid-19. Lembaga filantropi itu menggandeng Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (Fossei) untuk mendukung penghimpunan wakaf.

General Manager Wakaf DD Bobby Manullang menjelaskan, program ini sekaligus menjadi momentum mengenalkan wakaf kepada masyarakat. "Jadi, memang kita lihat dari aspek menggugah setiap cabang donasi dalam filantropi Islam, kalau untuk zakat dan sedekah itu masyarakat sudah biasa. Maka, kita kenalkan spektrum lebih luas dari penghimpunan wakaf serta manfaatnya," ujar Bobby kepada Republika, Ahad (29/3).

Bobby menjelaskan, wakaf alkes sudah dibenarkan secara fikih karena memiliki nilai manfaat dan nilai pakai dalam jangka waktu tertentu. ?Ini termasuk wakaf khoiri yang manfaatnya berlangsung sehingga bisa dijadikan sebagai dasar penghimpunan wakaf," jelas Bobby.

Ia menuturkan, wakaf alkes ini berkonsep patungan. Dia mengatakan, dana yang terkumpul akan disalurkan untuk membeli berbagai alat kesehatan, seperti temperature gun, penyemprotan disinfektan, ventilator, alat rapid test, dan lain-lain.

"Misalnya, ada orang berdonasi Rp 100 ribu maka bisa digunakan membeli satu alat rapid test. Kalau ventilator kan harganya lumayan mahal, jadi kita sosialisasikan dalam bentuk patungan wakaf. Beberapa orang kita kolektifkan untuk membeli satu unit ventilator atau alat bantu pernapasan," jelasnya.

photo
Relawan Dompet Dhuafa Aceh melakukan penyemprotan disinfektan di Posko Jurnalis Peliput COVID-19, Banda Aceh, Aceh, Rabu (25/3/2020). - (ANTARA FOTO)

Sejak program ini dimulai pada 10 Maret lalu, sudah hampir Rp 1 miliar dana wakaf terkumpul. Secara keseluruhan, kata dia, program wakaf penanganan Covid-19 ini difokuskan pada tiga hal, yakni pembangunan rumah sakit (RS) darurat, alkes, serta ventilator. DD berencana membangun RS darurat berbasis kontainer yang berlokasi di Rumah Sakit Terpadu (RST) DD di Parung, Jawa Barat.

Supaya RS bisa dibangun, dibutuhkan dana sekitar Rp 2,9 miliar. Dengan hitungan, satu unit ruangan senilai Rp 209 juta.

"Jadi, RS itu kita akan bangun konstruksinya, terdiri dari kubikasi 10 unit kontainer nanti dilengkapi full set alat-alat kesehatan dan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penanganan Covid-19," ungkapnya.

RS tersebut, lanjut Bobby, bukan berdiri sendiri, melainkan penunjang fasilitas RST DD. Bobby memaparkan, RS darurat itu nantinya berfungsi sebagai ruang isolasi bagi pasien positif korona. Sebab, penanganan korona tidak bisa dicampur dengan pelayanan medis reguler.

Selain DD, Rumah Zakat juga meluncurkan program wakaf untuk pengadaan alat kesehatan (alkes). "Saya kira, ini sangat menjadi momentum bagi para pegiat filantropi. Wakaf menjadi pilihan supaya bisa bersama membantu menghadapi Covid-19," ujar CEO Rumah Zakat Nur Efendi.

Ia menjelaskan, saat ini masyarakat Indonesia, khususnya tenaga medis memerlukan kelengkapan alat kesehatan memadai sekaligus aman. Selain itu, diperlukan pula ruang isolasi yang lebih banyak bagi pasien Covid-19.

"Maka, wakaf ini selain untuk alkes seperti ventilator, juga wakaf pengadaan ruang isolasi dan wakaf air untuk suplai air cuci tangan buat masyarakat. Kita akan tempatkan air cuci tangan itu di beberapa titik strategis, beberapa juga sudah mulai jalan," jelas Nur. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat