Ilustrasi nelayan menangkap ikan | Ahmad Subaidi/Antara

Narasi

Berkah di Balik Korona Bagi Nelayan Kenya

Sejak Korona mewabah, penjualan ikan meningkat drastis.

 

Pandemi virus korona memberikan anugerah tidak terduga bagi nelayan Kenya. Karena menghindari ikan filet impor dari Cina, konsumen akhirnya menyerbu nelayan lokal yang memancing di Danau Victoria.

Berdasarkan data Pusat Perdagangan Internasional pada 2018 lalu Kenya membeli ikan beku Cina senilai 23,2 juta dolar AS. Hampir semua ikan impor di negara itu berasal dari Cina.

Nelayan-nelayan Kenya sudah mengeluh murahnya harga ikan impor mencekik perdagangan lokal. Kini pandemi virus korona memperlambat impor Cina.

Banyak konsumen yang gelisah berpaling ke ikan-ikan lokal. Namun, pemerintah mengatakan, Kenya segera menghadapi kelangkaan kecuali bila impor Cina kembali normal. Karena produk lokal hanya memenuhi sepertiga konsumsi ikan di negara itu.

Salah satu nelayan, Maurice Misodhi, sempat mengalami bulan yang baik. Pelanggan membeli semua ikan yang didapatkan nelayan berusia 38 tahun di Pantai Dunga, Kisimu, itu. Misodhi mengatakan, penutupan Cina tampaknya mengeringkan impor ikan murah dari Cina.

"Sebagai nelayan sekarang kami dapat tersenyum, bukan karena orang-orang menderita karena virus korona, melainkan karena sekarang kami dapat menjual ikan kami dan harganya bagus," kata Misodhi, awal pekan ini.

Satu bulan yang lalu, satu kilo ikan perch Nil dihargai 250 shilling kini naik menjadi 350 shilling. Pedagang ikan, Mary Didi, biasanya membeli ikan dari pemasok Cina, tapi sekarang ia berpaling ke Misodhi.

"Pasokan dari importir Cina menurun dan banyak konsumen yang takut dengan ikan dari Cina. Mereka pikir dapat terinfeksi virus. Agar bisnis tetap berjalan, saya harus berpaling ke ikan danau," kata Didi.

Ketua Unit Manajemen Pantai Dunga Bob Otieno mengatakan, penjualan meningkat drastis. Setiap hari pantai mencatat ada sekitar 1 sampai 1,5 ton ikan yang ditangkap.

Dalam dua pekan terakhir penjualan naik 50 sampai 90 persen. Padahal, sebelumnya para nelayan memakan sendiri, menukar atau membagikan setengah hasil ikan tangkapan mereka.

"Dulu banyak nelayan kami yang menjual hasil tangkapan mereka dengan harga murah karena berkompetisi dengan ikan dari Cina," kata Otieno.

Menurut data pemerintah tahun 2019, Kenya memproduksi 180 ribu ton ikan per tahun, tapi konsumsinya 500 ribu ton per tahun. Asisten direktur perikanan danau pemerintah Kenya Christine Adhiambo mengatakan, dua importir ikan terbesar Cina tidak mengirimkan produk mereka sejak November.

Adhiambo menyebut, karena itu, pemerintah sudah kehabisan stok ikan impor Cina. Menurut dia, Kenya segera mengalami kelangkaan ikan.

"Kenya tidak dapat dipuaskan dengan jumlah ikan lokal. Karena itu, kami sangat mengandalkan tambahan dari Cina," kata Adhiambo.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat