Petugas memarkir mobil ambulans di samping ruang isolasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan | ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Kabar Utama

Gubernur Banten Sebut Empat Warganya Positif Covid-19

 

SERANG -- Gubernur Banten Wahidin Halim menyebut ada empat warganya yang telah positif terjangkit Covid-19 atau virus korona. Pengumuman itu ia sampaikan melalui akun media sosialnya, mendahului pengumuman yang disampaikan juru bicara pemerintah pusat.

Dalam pernyataan yang ia unggah di akun Instagram @wh_wahidinhalim itu, Wahidin menuturkan, para warga yang positif terjangkit korona sudah berada di RS Sulianti Saroso dan RS Persahabatan yang menjadi rujukan bagi para penderita Covid-19. "Mereka ini baru saja melakukan perjalanan, tiga orang dari Malaysia dan satu orang dari Bali," kata Wahidin, dalam rilis resmi terbarunya, Kamis (12/3).

Belum disebutkan data-data lengkap terkait warganya yang terjangkit virus ini. Wahidin hanya berpesan agar warganya lebih waspada, tapi tetap tidak panik dalam menanggapi wabah yang sudah menjangkit banyak negara ini.

Wahidin juga berpesan agar warga Banten menghindari pertemuan yang melibatkan banyak orang dan menjauhi keramaian agar tidak tertular virus ini. "Sebagai gubernur Banten, saya berharap masyarakat tetap waspada dan jangan panik dan dengan menghindari pertemuan-pertemuan bersifat umum atau paling tidak menjauhi keramaian agar kita bisa memastikan tidak tertular oleh virus korona ini," ujarnya.

 

Ia juga tak menjelaskan apakah dua warga tersebut adalah kasus baru atau termasuk pasien yang sebelumnya telah diumumkan pemerintah pusat. Sejauh ini, 34 kasus positif Covid-19 telah diumumkan pemerintah pusat. Salah seorang di antaranya meninggal dunia di Bali.

Pemerintah pusat tak melansir secara terperinci alur penularan ataupun asal negara pasien yang tertular di luar negeri. Mereka hanya disebutkan umur, jenis kelamin, dan klaster penularan.

 

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Banten Aty Pamudji mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari Posko Utama Covid-19 yang bertindak cepat untuk melakukan langkah-langkah sesuai ketentuan. Dinkes Banten, kata Aty, telah berkoordinasi dan meminta dukungan ke Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLP) Jakarta untuk pengelolaan spesimen kontak. "Selanjutnya, tim kesehatan Banten melakukan Pembagian tim dan tugas di lokasi Penyelidikan Epidemiologi (PE) dengan Dinkes kota/kabupaten yang warganya terindikasi," ujarnya.

Aty juga menuturkan tim kesehatan Provinsi Banten melakukan tindak lanjut khususnya kepada warga lain yang melakukan kontak maupun komunikasi yang beresiko dengan para pasien Covid-19 tersebut. 

 

Pengumuman yang dilakukan Wahidin itu di luar kebiasaan selama ini. Pemerintah pusat sebelumnya telah menginstruksikan bahwa seluruh informasi terkait perkembangan kasus Covid-19 melalui satu pintu, yakni Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Korona Achmad Yurianto. 

Terkait klaim Wahidin itu, Yurianto mengatakan bahwa pihaknya tak pernah menyampaikan data tersebut kepada Gubernur Banten. ?Data ini disampaikan ke dinas kesehatan untuk kemudian dilakukan tracking (pelacakan),? kata dia di Istana Kepresidenan, kemarin.

Ia tak menyangkal ataupun membenarkan bahwa benar ada warga Banten yang tertular Covid-19. "Bisa saja bahwa misalnya ini pasiennya ada di Jakarta, tetapi ternyata dia warga Tangerang gitu," kata dia. Terlebih, menurutnya, lalu lintas warga Banten ke Jakarta dan sebaliknya tergolong tinggi.

Yurianto menekankan, pemerintah pusat tak pernah memberikan otoritas bagi pemerintah daerah untuk mengumumkan temuan kasus Covid-19. ?Saya tidak tahu. Kalau beliau dapat data sendiri, terserah,? ujar dia.

Pengumuman yang dilakukan Gubernur Banten tersebut serangkaian dengan sejumlah kejadian serupa terkait daerah-daerah lain. Sebelumnya, Wali Kota Depok, Jawa Barat, Mohammad Idris juga mendahului pemerintah pusat menyampaikan alamat pasien perdana Covid-19 di Indonesia. Ia juga sempat menyatakan tak diberi tahu soal keberadaan pasien Covid-19 di daerahnya.

Sementara, Sekda Dewa Made Indra mendahului pengumuman pemerintah pusat bahwa lokasi meninggalnya korban pertama terkait Covid-19, yakni pasien kasus 25, adalah di Bali. Menurut dia, sebelum kematian itu ia juga tak diberi tahu pemerintah pusat bahwa kasus 25 dirawat di Denpasar.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga sempat disangkal pemerintah pusat saat mengumumkan 139 suspect Covid-19 sedang dalam pengawasan di Jakarta. Pemerintah pusat juga menegur Anies yang memprakarsai peluncuran situs berisi update perkembangan Covid-19 di Jakarta.

Dalam konverensi pers kemarin, Yurianto juga mengumumkan bahwa pasien 27 yang sebelumnya misterius penularannya ternyata tertular dari pasien kasus 20. Kasus 20 adalah bagian dari klaster Jakarta-Depok yang bermula dari penularan dari WN Jepang terhadap pasien kasus 01 di klub dansa di Jakarta.

Sementara, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan bahwa Rumah Sakit (RS) Persahabatan, Jakarta Timur, memulangkan tiga pasien yang sempat positif terinfeksi Covid-19. Tiga orang ini bisa kembali ke rumahnya setelah negatif terinfeksi virus ini, baik dari uji laboratorium maupun dari sisi klinis.

Terawan mengatakan, setelah dirinya mengecek langsung RS Persahabatan, tiga orang yang sempat positif Covid-19 telah sembuh. "Sebagai menkes, saya harus cek sendiri (ke RS Persahabatan). Ada tiga pasien yang kami nyatakan sembuh, baik dari sisi laboratorium maupun sisi klinis," ujarnya saat konferensi pers di RS Persahabatan, Jakarta, Kamis (12/3).

Ia mengaku bahagia ketika tiga orang ini benar-benar berhasil sembuh dari infeksi virus itu. Di satu sisi, ia menambahkan, sembuhnya pasien ini membuktikan teori pelayanan kesehatan infeksi virus ini bersifat self limiting disease. "Artinya, penyakit ini akan sembuh sendiri," katanya.

Di tempat yang sama, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menambahkan, tiga pasien ini dinyatakan sembuh secara klinis setelah hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan mereka negatif. "Tidak ada keluhan yang mereka rasakan. Bahkan, kami melakukan dua kali pemeriksaan dan hasilnya negatif, makanya mereka tidak lagi membutuhkan perawatan," kata dia.

Ia menambahkan, pasien yang dinyatakan sembuh tersebut adalah pasien identitas nomor 06, yaitu laki-laki berusia 39 tahun; kedua, pasien kasus 14, yaitu pria berusia 50 tahun; ketiga pasien identitas nomor 19, yaitu laki-laki dengan usia 49 tahun. Pihaknya optimistis, kondisi tiga orang dalam waktu yang tidak terlalu lama terus membaik dan sembuh.

"Namun, kita tetap memberikan edukasi kepada ketiga orang ini bahwa setelah kembali ke keluarganya tetap harus melakukan pembatasan diri dulu ketika beraktivitas untuk sementara waktu," ujarnya. Pihaknya meminta saran itu dilakukan dan meyakini bahwa yang bersangkutan bisa diedukasi. Karena itu, pihaknya memberikan izin pulang. Tak hanya itu, ia menyebutkan, tiga orang ini dibekali surat rujuk balik yang ditujukan ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) tempat mereka tinggal.

"Langkah ini sebagai bagian monitoring jika dibutuhkan oleh pasien dan untuk kepentingan puskesmas," ujarnya. Selain itu, ia meminta tiga orang itu melakukan kegiatan fisik yang seimbang, mengonsumsi asupan gizi yang baik, kemudian meningkatkan daya tahan tubuhnya. n 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat