Pekerja menyortir bawang putih asal China di pusat jual beli bawang kompleks pasar Legi Parakan, Temanggung, Jateng, Selasa (25/2/2020). | ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Kabar Utama

Stok Pangan Ramadhan Diantisipasi

Importasi diharapkan segera agar pengendalian harga bisa lebih kuat.

JAKARTA – Perum Bulog menyatakan, masih menunggu izin tugas importasi dari pemerintah untuk komoditas daging kerbau beku sebanyak 100 ribu ton pada tahun ini. Menurut Bulog, stok yang tersisa saat ini dinilai kurang untuk bisa mengimbangi kenaikan kebutuhan saat Ramadhan dan Lebaran.

Daging kerbau impor dari India yang tersisa di gudang Bulog sekitar 500 ton. "Stok (Bulog) tidak banyak dan tidak memadai untuk kebutuhan puasa dan Lebaran," kata Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaluddin Iqbal kepada Republika, Jumat (6/3).  

Awaluddin mengatakan, alokasi impor daging kerbau untuk 2020 kepada Bulog diputuskan berdasarkan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) level Kementerian Koordinator Perekonomian. Seperti sebelumnya, Bulog ditugaskan melakukan importasi komoditas pangan untuk kepentingan stabilisasi harga.

Adapun untuk daging sapi, Awaluddin mengatakan, tidak ada penugasan kepada Bulog. Sejak beberapa tahun belakangan, Bulog memang fokus pada importasi daging kerbau India yang dijual dengan harga maksimal Rp 80 ribu per kilogram.

Mengacu pada data Kementerian Pertanian (Kementan), kebutuhan daging sapi/kerbau diproyeksi naik mulai Maret ini. Pada bulan ini, kebutuhan diperkirakan mencapai 57,5 ribu ton, lalu menjadi 67 ribu ton pada April, dan meningkat lagi menjadi 74 ribu pada Mei.

Sementara, ketersediaan daging dalam tiga bulan ke depan secara berturut-turut 28 ribu ton, 36 ribu ton, dan 43 ribu ton. Kekurangan tersebut dipenuhi dari stok daging impor maupun sapi bakalan impor masing-masing sebanyak 20 ribu ton, 20 ribu ton, dan 25 ribu ton. Dari perkiraan tersebut, pemerintah meyakini, stok daging secara umum mengalami surplus sekitar 9,5 ribu ton.  

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengatakan, pasokan pangan asal hewan akan mengalami surplus hingga Mei mendatang. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional 2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi daging sapi/kerbau adalah sebesar 2,66 kg per kapita per tahun. Ketut mengatakan, kebutuhan daging sapi/kerbau sampai Mei 2020 diperkirakan sebesar 302.300 ton.

Adapun ketersediaan daging sapi/kerbau hingga Mei 2020 berdasarkan produksi dalam negeri sebesar 165.478 ton atau di bawah jumlah kebutuhan. Berdasarkan data tersebut, Ketut mengatakan, masih diperlukan tambahan sebanyak 136.822 ton yang akan dipenuhi melalui impor daging sapi/kerbau sebesar 103.043 ton dan sapi bakalan 252.810 ekor atau setara 56.659 ton daging. Kebijakan itu berdasarkan kondisi realisasi impor hingga 5 Maret 2020.

"Artinya, sampai Mei 2020, kita akan ada akumulasi surplus daging sebanyak 22.880 ton," kata Ketut.

Gula

Selain daging sapi/kerbau, Bulog juga telah mendapatkan penugasan dari pemerintah melakukan importasi gula mentah (raw sugar) untuk diolah menjadi gula kristal putih (GKP) yang dikonsumsi masyarakat. Lelang eksportir gula dari berbagai negara siap dibuka.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Bulog, Bachtiar, mengatakan, kuota yang baru diberikan pemerintah sebanyak 29.759 ton gula mentah. Kuota itu Bulog terima berdasarkan keputusan rapat koordinasi terbatas level Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat (6/3).

"Kami akan langsung umumkan (untuk lelang) hari ini. Impor paling dekat bisa dari Thailand, Australia, atau India," kata Bachtiar saat ditemui usai rapat.

Ia menjelaskan, importasi gula mentah dilakukan Bulog untuk kebutuhan Ramadhan hingga Lebaran. Proses lelang juga diharapkan bisa segera agar importasi bisa cepat dilakukan. Bahkan, kalau bisa pasokan dapat masuk sebelum Ramadhan agar stabilisasi harga bisa lebih kuat.

Bachtiar menambahkan, kuota impor tersebut masih bisa ditambah oleh pemerintah. Pemerintah akan memantau kebutuhan dalam negeri sekaligus potensi kekurangan produksi lokal agar waktu dan volume impor bisa dilakukan dengan tepat. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat