Warga berolahraga di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Ahad (22/5/2022). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali menggelar Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di sejumlah ruas jalan Ibu Kota seiring dengan masa transisi menuju endemi setel | Republika/Thoudy Badai

Jakarta

BMKG: Empat Penyebab Kualitas Udara Jakarta Buruk 

Masyarakat diminta menggunakan masker guna mengurangi paparan polutan. 

JAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, ada empat faktor penyebab buruknya kualitas udara Jakarta dalam beberapa hari terakhir. Di sisi lain, BMKG mengingatkan masyarakat untuk menggunakan masker guna mengurangi paparan polutan. 

Untuk diketahui, Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di antara kota-kota besar di dunia, menurut data jaringan pemantau kualitas udara real-time IQ Air dalam beberapa hari terakhir. BMKG mencatat, memang terjadi peningkatan konsentrasi partikel debu halus (PM 2.5) dalam beberapa hari terakhir di Jakarta. Konsentrasi PM 2.5 di Ibu Kota mencapai level tertinggi pada angka 148 mikrogram per kubik. Ini tergolong kualitas udara tidak sehat. 

"Tingginya konsentrasi PM 2.5 dibandingkan hari-hari sebelumnya juga dapat terlihat saat kondisi udara di Jakarta secara kasat mata terlihat cukup pekat atau gelap," kata Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Urip Haryoko, Ahad (19/6).

photo
Warga berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (22/5/2022). Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar HBKB di enam titik dengan pola terbatas mulai Minggu 22 Mei 2022 yang berlangsung pukul 06.00-10.00 WIB. - (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Urip mengatakan, peningkatan konsentrasi PM 2.5 di wilayah Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir dipengaruhi oleh empat faktor. Pertama, karena adanya emisi, baik dari sumber lokal seperti transportasi dan residensial maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat Jakarta. 

Emisi ini dalam kondisi tertentu dipengaruhi oleh parameter meteorologi dapat terakumulasi dan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi yang terukur pada alat pemonitor pengukuran konsentrasi PM 2.5. Kedua, adanya pergerakan angin mengarah ke Jakarta. Sebab, proses pergerakan polutan udara seperti PM 2.5 dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain. 

Adapun pola angin lapisan permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah timur dan timur laut yang menuju Jakarta sehingga membuat PM 2.5 terakumulasi di DKI.

 

Ketiga, tingginya kelembapan udara. Peningkatan konsentrasi PM 2.5 berbanding lurus dengan kadar uap air di udara, yang dinyatakan oleh parameter kelembapan udara relatif. 

Pada beberapa hari terakhir, tingginya kelembapan udara relatif menyebabkan peningkatan proses adsorpsi (perubahan wujud dari gas menjadi partikel). "Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM 2.5 yang difasilitasi oleh kadar air di udara," kata Urip. 

Keempat, kelembapan udara relatif tinggi dapat menyebabkan munculnya lapisan inversi yang dekat dengan permukaan. Lapisan inversi merupakan lapisan di udara yang ditandai dengan peningkatan suhu udara yang seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan. 

Dampak dari keberadaan lapisan inversi menyebabkan PM 2.5 yang ada di permukaan menjadi tertahan, tidak dapat bergerak ke lapisan udara lain, dan mengakibatkan akumulasi konsentrasinya yang terukur di alat monitoring

photo
Warga memadati area Jalan Sudirman untuk berolahraga dan melakukan beragam aktivitas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Ahad (22/5/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

Urip menjelaskan, PM 2.5 merupakan salah satu polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Dengan ukuran yang sangat kecil, tidak lebih dari 2,5 mikrometer, PM 2.5 dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem pernapasan dan dapat menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan dan gangguan pada paru-paru. 

Bahkan, PM 2.5 dapat menembus jaringan peredaran darah dan terbawa oleh darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner. 

"Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk dapat mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menggunakan pelindung diri seperti masker yang sesuai untuk dapat mengurangi tingkat paparan terhadap polutan udara," ujarnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta (dinaslhdki)

Selain DKI Jakarta, Lembaga Data Kualitas Udara (IQ Air) juga menempatkan wilayah Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, di posisi ketiga di Indonesia sebagai kota/daerah kualitas udara terburuk. Pada Ahad (19/6), data yang ditampilkan melalui laman resmi IQ Air di Tangerang mencatat kualitas udara di Pasar Kemis secara real time pada pukul 13.40 WIB mencapai indeks 154.

Indeks kualitas udara berdasarkan standar Amerika Serikat (AQ US) menggolongkan indeks 151 hingga 200 sebagai kategori udara tidak sehat. Dengan konsentrasi PM 2,5 mencapai 12,2 kali lipat di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Setelah Pasar Kemis, ada wilayah Cileungsi, Jawa Barat, di posisi kedua dengan angka indeks kualitas udara 153 dan Jakarta di posisi ketiga dengan indeks sebesar 152. Tercatat hanya ketiga daerah tersebut di Indonesia yang memiliki kualitas buruk.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by IQAir (iqair)

Lembaga IQ Air memberikan rekomendasi kesehatan kepada masyarakat untuk mengenakan masker saat keluar rumah dan menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor. Juga menyalakan pemurni udara serta menghindari aktivitas di luar rumah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang Achmad Taufik mengatakan, Pasar Kemis merupakan salah satu daerah industri di Kabupaten Tangerang. Hal itu membuat rendahnya kualitas udara di kawasan tersebut.

Pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk mengurangi polusi udara yang terjadi. Di antaranya menjaga fungsi pelestarian lingkungan hidup dengan merencanakan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan Pasar Kemis. Di samping itu, dilakukan upaya pemantauan kualitas udara secara berkala.

“Rencananya kami juga akan memasang alat untuk mengukur kualitas udara secara direct reading, kontinu, dan seketika (real time), yakni AQMS (air quality monitoring system) melalui anggaran APBD 2022 ini,” ujar Achmad.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Perspektif Wafat di Baqi’

Tidak ada petunjuk mengenai identitas penghuni Baqi’. Kami hanya tahu dari sirah bahwa Baqi’ dihuni oleh manusia-manusia istimewa.

SELENGKAPNYA

‘Kita Menang Pertandingan, Tapi Kalah dalam Kehidupan’

PSSI mengambil tindakan dengan melakukan penyelidikan atas meninggalnya dua korban.

SELENGKAPNYA

Semua Salah Rusia

Kalau saja kita paham sedikit prinsip dasar kebijakan ekonomi, tentunya teman saya tak perlu menyalahkan Rusia.

SELENGKAPNYA