Calon jamaah haji melambaikan tangan kepada keluarga mereka sebelum memasuki pesawat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatra Barat, Sabtu (4/6/2022). Sebanyak 393 jamaah calon haji tergabung dalam kelompok terbang (kloter) pert | ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Khazanah

Maman dan Kisah di Balik Dapur Makanan Jamaah Haji

Kementerian Agama berupaya memberikan pelayanan haji terbaik.

 

A SYALABY ICHSAN

 

Mesin pencuci sayuran, tangki penggorengan, hingga freezer berkapasitas besar memenuhi dapur perusahaan katering Al-Andalus di Madinah, Arab Saudi. Bagi para juru masak, peralatan-peralatan tersebut menjadi senjata mereka untuk menghidangkan makanan bagi jamaah calon haji asal Indonesia yang mulai memadati Madinah sejak Sabtu (4/6).

Maman Sutarman (42 tahun) menjadi satu dari enam warga Indonesia  di Al-Andalus yang ikut menyiapkan menu bagi jamaah. Dalam sekali masak, Maman yang berasal dari Purwakarta dan para pekerja di Al-Andalus harus menyiapkan 410 boks makanan. Al-Andalus mendapatkan pesanan untuk jamaah di Sektor 1 Madinah yang menginap di Hotel Thaba.   

Dia dan tim harus memasak untuk sarapan pagi dan makan siang. Selama musim haji, ada 14 ribu boks yang harus mereka siapkan. “Kerjanya dari jam satu malam,” ujar Maman saat Media Center Haji (MCH) berkunjung ke Al-Andalus, Ahad (5/6).

Sesuai dengan pesanan dari Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Maman harus memasak menu nusantara. Beragam resep yang disodorkan, di antaranya rendang, ayam rica-rica, semur, hingga ikan patin goreng. 

Juru masak yang bertugas di bagian lauk pauk ini perlu menyiapkan bumbu-bumbu segar yang tidak mudah didapatkan. “Serai, lengkuas, jahe, cari yang segar. Kalau serainya ambil dari Thaif,” kata Maman. 

Bumbu lainnya yang tidak ada di Saudi disiapkan dalam bentuk bubuk, seperti kemiri dan ketumbar. Banyak juga bahan masakan yang diambil bukan dari Indonesia. Salah satunya ikan patin yang sebelumnya diambil dari Tanah Air, kini diimpor dari Vietnam karena harganya lebih bersaing. 

Sebelum mengolah masakan untuk jamaah pada tahun ini, Maman lebih dulu mengikuti pelatihan juru masak pada 31 Mei hingga 1 Juni 2022. Mereka mendapatkan materi terkait higienitas sanitasi untuk di dapur, resep untuk menu nusantara, hingga teknik memasak.

Menurut Maman, ragam menu yang disiapkan semakin bervariasi sesuai permintaan PPIH Arab Saudi. Tak hanya itu, komposisi karbohidrat, protein, dan sayuran sekarang diubah. Contohnya, karbohidrat berkurang dari 200 gram menjadi 150 gram. Sementara itu, sayuran bertambah menjadi 100 gram. “Menu ikan yang selalu menjadi favorit,” kata dia.  

Daker Madinah menyiapkan 13 dapur untuk konsumsi jamaah haji selama di Madinah. Sebanyak 80 persen dari dapur yang dimiliki perusahaan Saudi tersebut sudah berpengalaman dalam melayani jamaah haji Indonesia. Mereka menyiapkan 27 kali makan per jamaah selama kurang lebih sembilan hari selama jamaah di Madinah. 

Maman baru kembali dari Tanah Air pada November 2021. Selama pandemi, dia memutuskan pulang ke daerah kelahirannya di Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat. 

Selama pandemi, dia menganggur karena Al-Andalus sempat berhenti beroperasi. Karena kebijakan Saudi menutup pintu haji akibat wabah selama dua tahun ini, membuat Al-Andalus bak mati suri. Al-Andalus bahkan harus mengurangi ratusan pekerjanya menjadi hanya 65 orang. 

Saat pandemi mereda, Saudi melonggarkan protokol kesehatan. Pihak kerajaan membuka kembali akses bagi para pekerja asing untuk masuk ke Saudi. 

Maman yang butuh pekerjaan kembali terbang ke negara Penjaga Tanah Suci ini setelah divaksinasi dosis lengkap dan penguat. “Bos di sini suruh saya kerja lagi asal sudah divaksinasi,” ujarnya.

Kepercayaan manajemen Al-Andalus kepada Maman terbilang tebal. Ayah dua anak ini sudah bekerja di sana sejak 2014.

Maman meniti karier dari pekerjaannya sebagai helper (pembantu). Setelah memahami cara bagaimana chef bekerja, dia dipromosikan menjadi juru masak. “Dulu enggak paham masak. Lama-lama paham juga karena lama jadi helper," kata Maman.

Kini, nasib ayah dua anak itu jauh lebih baik. Dia kembali bisa menikmati gaji 2.000 SAR atau setara Rp 8 juta per bulan. Maman pun bisa menghidupi keluarganya di Purwakarta. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat