Pedagang kulit ketupat berjualan di area trotoar kawasan Pasar Palmerah, Jakarta, Senin (10/5). Menjelang Idulfitri 1442 H pedagang kulit ketupat mulai memadati area trotoar Pasar Palmerah menjelang. Menurut pedagang, pada H-3 Idulfitri penjualan kulit ke | Republika/Thoudy Badai

Kuliner

Cegah ‘Lebar’ Usai Lebaran

Makanan bersantan pada menu Lebaran biasanya dipanaskan berulang sehingga lemaknya bersifat jenuh.

Lebaran merupakan momen pada saat umat Islam merayakan kemenangan setelah berpuasa selama sebulan penuh. Momen ini juga kerap dimanfaatkan oleh banyak orang untuk kembali mempererat tali silaturahim dengan keluarga besar dan kerabat. Tak ayal, ada beragam hidangan menggugah selera yang kerap disajikan selama merayakan Lebaran.

Makanan-makanan khas Lebaran umumnya mengandung lemak, gula, dan garam yang cukup tinggi. Selain itu, minuman yang sering disajikan pun cenderung bergula tinggi, seperti minuman bersoda. Jika makanan dan minuman seperti ini dikonsumsi sesekali dan tidak berlebihan, tentu tidak menjadi masalah. Namun, bersilaturahim membuat orang-orang lebih sering mengonsumsi minuman dan makanan khas Lebaran ini.

Bila asupan ini tak terkontrol dikon sumsi para penderita penyakit kronis, risiko kesehatannya semakin tinggi. Contohnya, kadar gula pasien diabetes meningkat, kadar kolesterol pasien hiperkolesterolemia juga naik, atau tekanan darah pasien hipertensi melonjak tinggi. Penderita sakit mag yang sudah terkontrol penyakitnya dapat berisiko kambuh jika pola makan tidak teratur dan konsumsi makanan khas ini secara berlebihan.

photo
Rendang - (Prayogi/Republika)

"Jika makannya tidak terkontrol selama Lebaran, bahkan berat badan bisa bertambah," ujar dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroentero-hepatologi FKUI-RSCM, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, dua pekan lalu.

Spesialis gizi klinik dari Good Doctor, dr Vikie Nouvrisia Ananda putri, MGizi, SpGK, berpendapat serupa.Makanan bersantan pada menu Lebaran biasanya dipanaskan berulang. Akibatnya, lemak yang dihasilkan bersifat jenuh.

"Apabila dikonsumsi berlebihan, dapat meningkatkan kadar LDL darah yang juga berisiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah," ujar Vikie dalam program edukasi kesehatan.

Untuk menyiasatinya, santan sebaiknya dimasukkan terakhir ke dalam masakan saat proses memasak dan hindari pemanasan berulang. Selain itu, olahan dari daging mendominasi menu Lebaran. Makanan seperti ini boleh saja dikonsumsi asalkan gajih dan kulitnya disisihkan, lalu ditambah konsumsi sayuran. Soalnya, serat sayuran dapat membantu mengurangi penyerapan lemak di saluran cerna.

Perayaan Lebaran juga tak lengkap tanpa sajian kue kering atau keik yang merupakan karbohidrat sederhana.Jenis ini dapat diserap lebih cepat di saluran cerna daripada karbohidrat kompleks sehingga cepat meningkatkan kadar gula darah.

Kandungan lemak dan garamnya pun tinggi sehingga konsumsinya perlu dibatasi."Kita menikmati Lebaran tapi tetap memperhatikan porsi dan jumlah makanannya," ujar Vikie.

 

 
"Kita menikmati Lebaran tapi tetap memperhatikan porsi dan jumlah makanannya.
 
 
 

Senada dengan saran Vikie untuk mengonsumsi lauk rendah lemak, Chef Ari Galih Gumilang merekomen dasikan ikan untuk hidangan Lebaran. Walau ikan kurang diminati untuk sajian Lebaran, tapi dagingnya tak kalah lezat dibandingkan sajian khas Lebaran. "Jangan takut sama menu-menu ikan," ujar Ari saat dihubungi Republika.

Dia sempat bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun lalu untuk membuat sajian khas Lebaran berbahan dasar ikan ini, seperti kare ikan tuna. Membuat menu ini mudah, yaitu memasak ikan dengan bumbu-bumbu dengan ditambahi sedi kit santan. Penyajiannya pun cukup dengan lontong yang diberi kare ikan di dalam mangkuk. 

Alternatif Pangan Berbasis Nabati

photo
Sumber pangan dari bahan nabati (ilustrasi) - (Dok Pexels/Mike)

Perubahan besar pada tren gaya hidup masyarakat secara global terjadi sejak 2020 dengan adanya pandemi Covid- 19. Perubahan tersebut menghadirkan berbagai macam kebiasaan baru bagi masyarakat. Salah satunya adalah meningkatnya kepedulian terhadap keberlanjutan bumi, lingkungan sekitar, kesehatan mental, dan kesehatan fisik.

Fenomena masyarakat yang lebih peduli pada kesehatan tubuh juga terwujud dalam perubahan pola makan. Masyarakat sekarang lebih memilih untuk mengonsumsi pilihan makanan yang sehat, salah satunya daging berbahan nabati, seperti dari tumbuhan dan kacang-kacangan.

Dunia sedang mengalami perubahan iklim global yang signifikan dan peternakan hewan adalah salah satu kontributor terbesarnya. "Makanan nabati adalah salah satu solusi dalam mengurangi pertumbuhan emisi gas rumah kaca," ujar co-founder dan CPO dari Off Foods, Jhameson Ko, dalam pernyataannya yang diterima Republika.

Oleh karena itu, Off Foods memproduksi pangan alternatif berupa daging nabati yang tetap lezat, yaitu Off Meat. Produk lokal ini menyuguhkan kreasi daging sehat yang sebagian besar terbuat dari protein kedelai. Kini, produk tersebut melayani 100 gerai restoran dan tujuh kota, seperti Jakarta, Bali, Surabaya, Makassar, Medan, Yogyakarta, dan Bandung.

Co-founder dan CEO dari Off Foods, Dominik Laurus, menambahkan, peminat daging nabati di Indonesia cukup besar. "Kami melihat hal ini sebagai pangsa pasar dan kesempatan yang besar untuk pengadopsian Off Meat. Tujuan kami adalah untuk memastikan Off Meat menjadi solusi F&B di seluruh nusantara sehingga masyarakat Indonesia dapat mengakses makanan berbahan dasar nabati yang lezat kapan saja.

#DagingMasaDepan yang disuguhkan oleh Off Meat ini tergolong rendah kolesterol, protein tinggi, lemak jenuh yang rendah, tinggi serat, kaya mineral dan vitamin, serta kandungan antioksidan. Untuk mengampanyekan pangan sehat ini, Off Food menggaet Brandon Salim sebagai salah satu duta brand. Off Meat memungkinkan semua orang untuk memiliki akses mudah dan praktis dalam mengambil langkah pertama untuk menyelamatkan planet ini," kata Brandon.

Off Meat juga bertekad untuk terus memproduksi sebanyak mungkin jenis makanan berbasis nabati, bahkan termasuk lini minuman. Susu nabati menjadi alternatif yang baik untuk produk pilihan susu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Waspadai Inflasi

BI dinilai tidak perlu terburu-buru menaikkan suku bunga.

SELENGKAPNYA

Persiapan Layanan Jamaah Haji Dikebut

Pemerintah berupaya untuk fokus menekan angka kematian jamaah haji tahun ini.

SELENGKAPNYA

Kembali Berkuasanya Dinasti Marcos

Organisasi hak asasi manusia Karapatan meminta rakyat Filipina menolak pemerintahan Marcos Jr.

SELENGKAPNYA