Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyapa para penerima bantuan usai menyerahkan 100 Paket Pangan secara simbolis dari Raja Salman melalui Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) untuk warga Kota Bandung, di Balai Kota Bandung, Rabu (13/4). Bantuan kemanusiaa | Edi Yusuf/Republika

Filantropi

Perluas Manfaat Pendidikan

Pentingnya pendidikan dilihat sebagai upaya mendukung terciptanya kehidupan layak.

Majunya sebuah bangsa ditopang oleh salah satu faktor yang krusial, yakni pendidikan. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) memiliki fokus untuk memperluas manfaat pendidikan. Pada periode kali ini, BAZNAS ingin menjadi enabler untuk para mustahik dan dhuafa.

Kepala Divisi Pendistribusian BAZNAS RI, Ahmad Fikri, mengatakan, kali ini fokusnya bagaimana menjadi enabler atau pemungkin bagi setiap mustahik agar mengoptimalkan kapasitas mereka melalui jalur tiga program besar, yakni beasiswa, sekolah, dan bantuan pendidikan mustahik. Di antara itu semua, memang yang paling besar adalah beasiswa.

Perbedaan paling mencolok kalau dulu beasiswa itu terbatas untuk Cendekia. “BAZNAS sebelumnya fokusnya kaderisasi ulama, tapi hari ini beasiswa khusus Dikdasmen, pesantren, mustahik, kita perluas segmentasinya, kita kuatkan lagi Dikdasmen,” kata Fikri.

Sebagaimana sudah diketahui, ekonomi masyarakat sangat terdampak pandemi Covid-19. Maka itu, secara langsung ataupun tidak, kondisi ini menambah keterpurukan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan.

Banyak orang tua yang terdampak masalah biaya pendidikan sehingga anak mengalami kesulitan melanjutkan sekolah. Dampak ekonomi akibat Covid-19 ini cukup meluas. Alasan yang paling kuat bahwa BAZNAS ingin memperluas diri sebagai variabel pemungkin bagi mustahik adalah agar semakin banyak yang bisa menerima manfaat program pendidikan.

Program diperluas untuk segmen yang lebih banyak. Untuk beasiswa Dikdasmen, misalnya, dibantu oleh bantuan pendidikan yang sifatnya sekali saja, seperti ketika mustahik mengalami tunggakan bayaran, dan kegiatan sekolah. Sekarang peruntukannya semakin diperluas.

Fikri menambahkan, secara nasional, tentunya program ini sesuai ketentuan yang berlaku. Di bagian lain, menyasar wi layah ekstrem dan perbatasan. 

Misalnya pesisir, karena wilayah ekstrem kan sering kali luput dari perhatian secara serius. “Mungkin sudah diperhatikan, tapi kita ingin partisipasi, kontribusi agar lebih banyak lagi penerima manfaatnya,” tambah Fikri.

Fikri juga melihat kemajuan teknologi yang begitu masif nyaris menciptakan hanya sedikit perbedaan antara di perkotaan dan perdesaan. Perbedaan yang ada, misalnya soal pemahaman, keinginan maju. Akan tetapi, baik di perkotaan maupun perdesaan, tetap perlu diedukasi.

“Jadi, memang faktor dominan itu pergaulan, konteks sekarang bergaul dengan melek informasi Insya Allah punya keinginan, tapi kalau bergaul untuk kebutuhan perut saja, maka itulah yang akan dikejar,” ujarnya.

Pentingnya pendidikan dilihat seba gai upaya mendukung terciptanya kehidupan layak. Agar masyarakat memiliki keterampilan, pengetahuan maju, mandiri, hingga pada akhirnya menjadi para muzaki, donatur dari hasil pendidikannya.

Karena itu, BAZNAS mencoba memperluas manfaat untuk mengoptimalkan potensi seperti itu. BAZNAS mendorong perputaran kehidupan, karena mungkin mereka yang tadinya menerima bantuan akan menjadi orang sukses hingga mampu membantu orang lain untuk sukses.

Sebelumnya, pada Maret 2022, BAZNAS juga kembali memberangkatkan 13 peserta beasiswa Cendekia BAZNAS angkatan 3 (2021) untuk studi gratis sampai lulus di Albukhary International University, Malaysia (BCB AIU). Para peserta yang berangkat berasal dari berbagai daerah di Indonesia meliputi Aceh, Sulawesi Selatan, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Proses keberangkatan adalah masa yang ditunggu oleh peserta beasiswa, karena selain akan bertemu dengan teman-temannya dari negara lain, mereka akan langsung menikmati keindahan dan kemegahan yang ada di Kampus AIU. Di samping itu, mereka juga dapat melakukan pembelajaran secara tatap muka bersama para teman dan dosennya yang selama ini dilakukan secara tatap layar.

Sekolah Cendekia BAZNAS juga menggelar Integrated Learning, sebagai bentuk peningkatan pemahaman secara komprehensif. Integrated Learn ing merupakan konsep pembelajaran dengan menggabungkan empat mata pelajaran, yakni Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Bimbingan Konseling. Seluruh siswa diberikan sebuah projek yang merupakan hasil kolaborasi kompetensi dasar pada keempat mata pelajaran tersebut.

Integrated Learning menjadi salah satu program Sekolah Cendekia BAZNAS untuk meningkatkan pemahaman siswa secara komprehensif.Dengan lokasi di bawah pepohonan, suara derasnya air serta embusan angin membuat siswa semakin semangat belajar serta menyatu dengan alam. 

 

 
"Misalnya pesisir, karena wilayah ekstrem kan sering kali luput dari perhatian secara serius.” 
 
 

Momen Kebaikan di Ramadhan 

photo
Kegiatan Ramadhan Brand Berbagi di Ramadhan 1443 H - (Dok Infobrand)

Momen Ramadhan kerap dijadikan momen untuk saling berbagi. Menjelang Lebaran, Infobrand Group bersama jenama lainnya di Indonesia, sukses melaksanakan program Ramadhan Brand Berbagi (RBB), yang merupakan salah satu bentuk kegiatan corporate social responsibility (CSR). 

CEO Media Infobrand Group Susilowati Ningsih, menjelaskan, dalam penyelenggaran Ramadhan Brand Berbagi tahun ini didukung oleh sejumlah jenama, yakni IQ Angel, Campina, Aqua Japan, Entrasol, NCS, Hi C 1000, Sakatonik Activ, Crispyku, Roti Ropi, GarudaFood, Morinaga, Hydro Coco, Nabati, dan Sasa. 

Donasi yang diberikan, berupa uang tunai, paket sembako, serta produk siap konsumsi. Selanjutnya, dari donasi yang terkumpul dari para donatur tersebut, oleh Media Infobrand Group diwujudkan dalam bentuk seribu lebih paket kebaikan yang terdiri dari 700 paket nasi boks untuk berbuka, 135 paket santunan, 500 paket bingkisan lebaran, dan 200 paket sembako. 

Selanjutnya seribu lebih kebaikan tersebut didistribusikan kepada para penerima donasi, meliputi anak yatim piatu, marbot masjid, para janda, petugas keamanan, dan petugas kesehatan.

Adapun untuk pendistribusiannya, 700 paket nasi box disalurkan ke masyarakat yang menjalankan puasa sebagai menu buka puasa di masjid-masjid di sejumlah daerah, seperti Jakarta, Depok, Cinere, dan Bekasi. 

Sebanyak 135 paket santunan disalurkan kepada anak yatim piatu, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, di sejumlah yayasan, seperti Yayasan Al Kahfi, Yayasan Dharma Kasih, Yayasan Rahmatan Lil Alamin, dan Perkampungan Muara Tengah di Babelan, Bekasi. 

Menurut Susilowati, tujuan dari program RBB adalah untuk mengajak kepada pelaku jenama, untuk berbagi kebaikan di bulan yang penuh berkah. Dengan demikian, diharapkan seluruh donasi yang diberikan dapat menjadi berkah, tidak hanya bagi penerima, tapi juga untuk perusahaan sebagai donatur.

 

Semangat dalam Keterbatasan

photo
Peserta mengikuti kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Ahad (10/4/2022). Kegiatan pesantren kilat tersebut digelar secara gratis bagi kaum dhuafa dan yatim piatu guna memberikan wawasan mengenai agama. Sebanyak 200 peserta mengikuti kegiatan pesantren kilat yang diselenggarakan dari hari ke 3 hingga hari ke 15 bulan Ramadhan. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Lazis Darul Hikam melihat masih banyak murid sekolah yang harus mengalami keterbatasan dalam mengenyam pendidikan. Ketika pembelajaran secara tatap muka sudah mulai dilakukan, beberapa dari pelajar mengeluhkan sepatunya yang mulai kecil dan rusak. Sayangnya, mereka tidak mampu membeli sepatu baru karena kekurangan biaya.

“Dengan penghasilan seadanya tentu untuk memenuhi kebutuhan sekolah pun cukup terkendala sehingga dengan adanya sepatu gratis dan alat tulis ini harapannya bisa membantu para wali dan anak-anak agar lebih semangat lagi belajarnya,”  kata Direktur Lazis Darul Hikam, Hadi Gumilar.

Sesulit apa pun kehidupan yang anak-anak tersebut jalani, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk menghafal Alquran dan belajar. Meskipun untuk menempuh perjalanan ke sekolah tanpa menggunakan alas kaki, mereka tetap merasa senang menjalaninya.

Keterbatasan ekonomi tidak menyurutkan semangat para santri untuk belajar, meskipun beberapa di antaranya tidak menggunakan alas kaki untuk menempuh perjalanan ke Rumah Ngaji ataupun ke sekolahnya. Selain itu, mereka tetap semangat untuk menghafal ayat suci Alquran.

“Ada salah satu santrinya yang sudah menghapal 30 Juz. Masya Allah,”  ujar Neli, Pengelola Rumah Ngaji Yatim Assabil.

Lazis Darul Hikam memberikan program sepatu gratis untuk anak-anak di Desa Ciheulang, Kecamatan Ciparay. Sepatu gratis tersebut diberikan kepada 50 santri yatim piatu dan dhuafa di Rumah Ngaji Yatim Assabil RT 02/RW 05 Kampung Cigugur, Desa Ciheulang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung.

Tak hanya sepatu, Lazis Darul Hikam juga memberikan alat tulis, seperti buku, pensil, pulpen, penghapus, penggaris, dan rautan untuk penunjang pembelajaran agar anak-anak lebih semangat lagi.

Anak-anak yatim piatu dan dhuafa yang berada di Rumah Ngaji Yatim Assabil juga merupakan santri penghafal Alquran. Rata-rata berusia 4-16 tahun (masa sekolah PAUD-SMA). Mayoritas pekerjaan walinya, yaitu serabutan seperti membantu saat panen padi, panen kangkung, ataupun membantu kegiatan di desa.

Kondisi tersebut memperlihatkan sekaligus memberi pelajaran segelintir kisah perjuangan anak bangsa yang diuji dengan segala keterbatasan. Akan tetapi, mereka mampu membuktikan keseriusannya untuk mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak lain seusianya.

Dampak pandemi Covid-19 memang sangat terasa, termasuk di dunia pendidikan. Terlebih bagi yang tadinya kurang mampu, ditambah tulang punggung keluarga yang sulit menghasilkan nafkah atau bahkan meninggal saat pandemi.

Sebelumnya Lazis Darul Hikam juga memberikan bantuan kepada sejumlah anak usia sekolah di pelosok Nusa Tenggara Timur (NTT). Anak-anak di sana harus menempuh pendidikan meskipun dalam keadaan kondisi serbasulit.

Program Penyaluran Bantuan Sepatu untuk Anak Negeri Flores NTT itu juga telah berjalan kurang lebih satu tahun. Selain NTT, ratusan pasang sepatu juga telah disalurkan ke daerah Garut, Jawa Barat. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Lupa Bayar Zakat Fitrah, Harus Bagaimana?

Jika tidak membayar zakat fitrah pada waktu yang ditentukan para ulama, dia tidak dikenakan sanksi.

SELENGKAPNYA

Zakat Ramadhan 1443 H Lampaui Target

Sebanyak 60 persen donatur zakat di Baznas berusia muda, yakni di bawah 25 tahun.  

SELENGKAPNYA

Warga Diimbau Terapkan PHBS dengan Munculnya Hepatitis Akut 

PHBS mengurangi potensi penyebaran Hepatitis Akut.

SELENGKAPNYA