Petani merontokan padi varietas Kopyor saat panen raya padi di persawahan, Desa Gedongsari, Jumo, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (19/4/2022). Perum Bulog menyatakan potensi penyerapan beras petani pada kuartal I tahun 2022 bisa mencapai 4,14 juta ton yan | ANTARA FOTO/Anis Efizudin/wsj.

Ekonomi

Bapanas Gencarkan Pemantauan Bahan Pokok

Daging sapi terpantau mengalami lonjakan harga signifikan.

JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan seluruh pejabatnya untuk memantau perkembangan harga bahan pokok di berbagai daerah selama periode libur Lebaran. Terdapat 20 pejabat di lingkup Bapanas yang memantau pasar tradisional maupun peternak unggas sejak akhir pekan lalu. Pemantauan dilaksanakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Barat, dan Sulawesi Selatan.

"Untuk memastikan ketersediaan pangan aman, Bapanas melakukan pemantauan pasokan dan harga pangan di berbagai titik dan dipastikan bahwa kondisi pangan aman dan terkendali," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi kepada Republika, Rabu (4/5).

Ia mengatakan, Bapanas menggandeng kementerian teknis, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta asosiasi di sektor pangan dalam melakukan pemantauan sejumlah komoditas. Arief mengatakan, Bapanas juga akan menyelesaikan lelang jabatan eselon I dan II setelah libur Lebaran. Hal itu diperlukan untuk melengkapi struktur pejabat di Bapanas.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, Risfaheri, menyampaikan, pihaknya terus memonitor perkembangan harga di tingkat produsen hingga eceran di seluruh wilayah Indonesia. Memasuki momen pasca-Lebaran, pemantauan terus dilakukan untuk mengantisipasi gangguan. Meski begitu, ia mengakui, situasi distribusi dan penjualan bahan pokok belum sepenuhnya aktif karena momentum liburan.

"Pasca-Lebaran, pasar belum normal 100 persen karena sebagian pedagang masih libur dan pasokan dari petani juga belum normal, mengingat tenaga panen dan pengumpul sebagian masih libur Lebaran," kata dia.

Salah satu harga komoditas yang disorot adalah daging sapi. Harga komoditas tersebut mengalami kenaikan hingga lebih dari Rp 160 ribu per kilogram (kg). Bapanas akan berupaya memenuhi lonjakan permintaan sehingga kenaikan harga dapat diredam.

Risfaheri mengatakan, pihaknya tengah memantau lebih jauh ketersediaan daging, baik sapi maupun kerbau. "Terutama di daerah konsumen utama Jabodetabek dan Bandung Raya," kata Risfaheri.

Untuk memastikan ketersediaan pasokan daging sapi, Bapanas berkoordinasi dengan para pelaku usaha feedloter dan asosiasi pedagang daging. Pemerintah juga telah membuka impor daging kerbau India yang dilaksanakan oleh Bulog.

Untuk pemenuhan pasokan dari dalam negeri, Bapanas masih terus melakukan mobilisasi daging sapi lokal ke wilayah Jabodetabek yang menjadi daerah paling banyak mengonsumsi daging. Sebanyak 5.000 ekor dimobilisasi melalui PT Berdikari (Persero). Bapanas telah menyiapkan bantuan biaya pengangkutan sapi dari peternak lokal untuk dikirim ke Jakarta dan sekitarnya sebanyak 5.000 ekor.

Terlepas dari sejumlah langkah pemerintah, Risfaheri menekankan, situasi harga daging sapi tahun ini memang mengalami kenaikan. Salah satunya dampak dari harga sapi bakalan asal Australia yang digemukkan di Indonesia.

"Alhamdulillah, kebutuhan daging sapi atau kerbau dalam menghadapi Lebaran terpenuhi dengan baik meskipun dengan harga sedikit lebih tinggi dari tahun kemarin," ujarnya.

Sementara itu, untuk mengamankan harga daging dan telur ayam ras, Bapanas menyiapkan bantuan biaya angkut jagung pakan dari sentra pertanaman ke sentra peternak di Kendal dan Blitar, Jawa Timur. Melalui bantuan itu, peternak diharapkan dapat membeli jagung dengan harga Rp 5.000 hingga Rp 5.200 per kg atau lebih rendah dari harga saat ini yang sudah menembus Rp 6.000 per kg.

"Untuk tahap pertama, Bapanas sudah menyiapkan bantuan biaya angkut jagung dari petani atau produsen ke peternak sebanyak 500 ton di Kendal dan 500 ton di Blitar," katanya.

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menuturkan, daging sapi menjadi komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga secara signifikan hingga periode pasca-Lebaran. "Yang mencolok tinggi dan paling mengkhawatirkan itu daging sapi. Harga sudah di atas Rp 160 ribu per kilogram dan ini jadi antisipasi kita di fase ketiga (lonjakan harga)," kata Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri kepada Republika.

Selain daging sapi, Mansuri mencatat komoditas lainnya yang punya tren kenaikan harga ialah, di antaranya, minyak goreng, bawang merah, dan daging ayam ras. Kepala Bidang Informasi Ikappi Muhammad Ainun Najib mengingatkan pemerintah untuk tetap mewaspadai kenaikan harga.

"Beberapa komoditas akan mengalami kenaikan harga. Ini adalah momentum di mana pemerintah harus mempersiapkan komoditas-komoditas yang akan diserbu masyarakat," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Syahrul Yasin Limpo (syasinlimpo)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat