Budi Santosa Purwokartiko | istimewa

Nasional

Rektor ITK: Saya Hadapi Konsekuensinya

Berbagai tokoh menyesalkan komentar Budi Santosa yang dinilai mengandung Islamofobia.

JAKARTA -- Mantan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan Budi Santosa Purwokartiko menjawab kritik publik atas tulisannya yang dipandang mengandung SARA dan Islamofobia saat mewawancarai calon penerima beasiswa LPDP. Budi Santoso mengatakan dirinya siap menghadapi konsekuensi atas tulisan yang ia unggah di akun media sosial Facebook-nya tersebut.

Tulisannya yang membuat gaduh itu ia unggah di media sosial pada 27 April 2022. dalam tulisan itu, ia menuturkan pengalamannya mewawancarai 14 calon penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Ia menyatakan bahwa di antara para mahasiswa itu tak "menggunakan kata-kata langit" seperti insya Allah, barakallah, hingga qadarallah. Yang membuat publik geram, ia menyebut bahwa 12 perempuan yang ia wawancarai "berpikiran terbuka" dan "Tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun."

Setelah ramai diprotes, tulisan itu hilang dari akun salah satu status guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tersebut. Kendati demikian, tangkapan layarnya telanjur beredar. Budi Santoso Purwokartiko membenarkan tulisan status tersebut memang tulisan yang ia buat. Ia pun mengakui siap menerima konsekuensi atas tulisannya yang viral di media sosial tersebut.

"Ya (respon) itu, konsekuensi dari bahasa tulisan saya ya. Bisa jadi persepsinya akan berbeda-beda. Banyak yang men-screenshot kemudian di kasih pengantar seakan-akan saya tidak adil, diskriminatif," katanya ketika dikonfirmasi, Ahad (1/5/2022).

photo
Mahasiswi yang dilarang memasuki kelas mereka karena berhijab, berjalan menuju kampus mereka di Udupi, India, Jumat (4/2/2022). - (Bangalore News Photos via AP )

Ia berdalih, apa yang ditulisnya tersebut tidak bermaksud menyinggung umat Islam. "Saya menyayangkan orang akhirnya menjadi salah paham, karena tidak membaca tulisan aslinya," kata dia. Ia menilai ada oknum tertentu yang dengan sengaja menafsirkan tulisannya tersebut agar mengandung unsur SARA perihal sebutan penutup kepala dan manusia gurun.

Terkait banyaknya sorotan publik terhadap sosok mantan rektor ITK tersebut, pihak Humas ITK telah melakukan konfirmasi bahwa apa yang disampaikan Budi Santosa Purwakartiko itu tidak terkait dengan instansi ITK. Dengan kata lain, tulisan tersebut merupakan tanggung jawab pribadi Budi Santosa Purwakartiko.

"Dengan ini kami informasikan bahwa, tulisan Prof Budi Santosa Purwakartiko tersebut merupakan tulisan pribadi dan tidak ada hubungannya dengan jabatan beliau sebagai rektor ITK," jelas tim Humas ITK dalam keterangan persnya. Oleh karena itu ITK memohon apa yang dilakukan mantan rektornya itu, tidak mengaitkan dengan institusi ITK. "Demikian untuk mendapatkan perhatian dari media dan para netizen," kata Tim Humas ITK.

Pihak Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) siap mengevaluasi posisi Prof Budi Santoso Purwokartiko sebagai penguji beasiswa LPDP bagi mahasiswa dan mahasiswa yang mengajukan beasiswa melalui program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek. LPDP selama ini berada di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Dirut LPDP Andin Hadiyanto mengatakan, langkah evaluasi dilakukan menyikapi tulisan rektor Institut Tekhnologi Kalimantan (ITK) tersebut yang sedang viral di masyarakat. Hal itu lantaran isi tulisan guru besar Universitas Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut bermuatan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

"LPDP akan terus berkordinasi dengan Kemendikbudristek untuk terus mengevaluasi dan mengawasi pelaksanaan tugas para interviewer untuk menjamin pelaksanaan seleksi beasiswa sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata Andin kepada Republika di Jakarta, Ahad (1/5/).

Menurut dia, LPDP adalah dana abadi pendidikan yang berasal dari APBN dan dikelola secara profesional dan berintegritas. Andin menegaskan, LPDP dikelola berdasarkan Pancasila dan nilai kebangsaan Indonesia yang bineka dan bersatu, yang menghargai dan menghormati perbedaan.

"LPDP menjunjung tinggi etika dan adab kepatutan serta toleransi dan tidak memperkenankan dan tidak menyetujui sikap dan ujaran kebencian, serta sikap diskrimanisasi termasuk sentimen berdasarkan SARA," kata Andin.

Meskipun tulisan Prof Budi Santoso Purwokartiko adalah opini pribadi, sambung dia, namun dampaknya berpotensi menimbulkan resiko reputasi terhadap kegiatan yang bersangkutan sebagai interviewer program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Andin menjelaskan, IISMA adalah program untuk mendanai mahasiswa Indonesia yang melakukan mobilitas di universitas terkemuka di luar negeri selama kurang lebih satu semester.

"Program IISMA merupakan bagian dari program beasiswa yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek dengan dukungan pendanaan dari LPDP," ucap Andin.

Terkait pelaksanaan seleksi beasiswa LPDP yang selama ini berjalan, kata dia, lembaganya memiliki kebijakan seleksi yang objektif, adil, dan menghargai keberagaman sesuai nilai-nilai kebangsaan. Andin menegaskan, agar penilaian seleksi dapat objektif, aktivitas wawancara dilakukan secara kolektif. Sehingga diharapkan tidak didominasi penilaian subjektif individu.

Kecaman

Berbagai kritik dan tanggapan juga meluncur kepada Budi Santoso Purwokartiko terkait polemik kemarin. Ketua Bidang Dakwah dan Ukhwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Muhammad Cholil Nafis menyebut pandangan Budi Santoso Purwokartiko yang tertuang dalam tulisannya di media sosial, tidak mencerminkan sosok akademisi dan guru besar.

“Harus diberi tindakan dan diberi pelajaran orang semacam ini. Tak layak dengan gelar akademik guru besar dan penyeleksi beasiswa LPDP yg uangnya berasal dari rakyat. Dia Terjangkit penyakit hasud dan primitif. Seharusnya dibersihkan perguruan tinggi dari orang rasis itu,” kata Cholil Nafis, Ahad (1/5/2022).

Ia menyebut, seharusnya Budi Santoso mundur sebagai rektor karena memiliki pandangan yang sempit dan diskriminatif seperti itu. Dan apa yang disampaikan oleh Budi Santoso itu, menurut dia, sudah mengarah kepada kebencian terhadap Islam atau Islamophobia, yang mana di dunia internasional sikap seperti itupun dikecam oleh PBB. "PBB sudah menyatakan perang terhadap Islamophobia dan MUI sependapat," tegasnya.

Cholil Nafis mengungkapkan pengalamannya pernah menjadi pewawancara LPDP selama dua tahun, ada panduan wawancaranya. Sedangkan apa yang disampaikan Budi Santoso ini bisa masuk dalam kategori pelanggaran etika yang harus mendapatkan tindakan karena ia sedang bekerja untuk pemerintah dan bangsa. "Bagi kaum terpelajar pelanggaran etika itu hal yang berat," kata dia.

Kritik yang sama juga disampaikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam), Mahfud MD. Dalam twit-nya di akun media sosial, Mahfud menyindir tuduhan Rektor ITK Budi Santoso soal pakaian islami dan kerudung yang dikaitkan dengan manusia gurun.

"Pakaian yang Islami itu adalah niat menutup aurat dan sopan; modelnya bisa beragam dan tak harus pakai cadar atau gamis. Model pakaian adalah produk budaya. Maka itu menuduh orang pakai penutup kepala seperti jilbab ala Indonesia, Melayu, Jawa, dll sebagai manusia gurun adalah salah besar," tulis Mahfud.

Mahfud menegaskan sejak tahun 1990-an banyak sekali profesor di kampus besar seperti UI, ITB, UGM, IPB yang tadinya tidak berjilbab menjadi berjilbab. Mereka orang-orang pandai tpapi toleran, meramu keislaman dan keindonesiaan dalam nasionalisme yang ramah.

"Memuji sebagai mahasiswa/mahasiswi hebat hanya karena mereka tidak memakai kata-kata agamis, 'Insyaallah, qadarallah, sebagaimana ditulis oleh Rektor ITK itu juga tidak bijaksana. Itu adalah kata-kata yang baik bagi orang beriman, sama dengan ucapan Puji Tuhan, Haleluya, Kersaning Allah, dll," terangnya.

Sedangkan Anggota DPR yang juga Ketua Badan dan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menyebut Rektor ITK Budi Santoso Purwokartiko itu sudah terpapar Islamofobia. Sebab apa yang ia sampaikan semuanya tidak benar, hanya berisi kebencian terhadap Islam.

"Dia sudah terpapar Islamofobia," kata Fadli Zon terkait viralnya tulisan Budi Santoso saat menjadi Pewawancara Beasiswa LPDP yang menyinggung istilah Singgung Manusia Gurun.

Fadli Zon mengingatkan kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama, Direktorat Pendidikan Tinggi, dunia akademisi harus dibersihkan dari pandangan seperti Rektor ITK Balikpapan ini. Dalam istilah dia, dunia akademik harus dimerdekakan kembali. "Dunia akademik harus dimerdekakan kembali. Benar sekali, rektor seharusnya dipilih Senat Guru Besar," jelas Fadli Zon.

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Doa Khaulah yang Menembus Langit

Khaulah lantas mengangkat tangannya dan berdoa dengan kesungguhan, penuh harap kepada Allah SWT, dan rasa kesedihan dalam hatinya.

SELENGKAPNYA

Pemudik: Satu Arah Bikin Lancar

Jasa Marga mencatat sekitar 1,6 juta kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek.

SELENGKAPNYA

Idul Fitri, Kedepankan Ukhuwah

Prof Haedar mengajak umat Islam menjadikan Ramadhan dan Idul Fitri sebagai jalan baru keruhanian.

SELENGKAPNYA